Seperti Biasa

3.2K 108 2
                                    

Hari ini adalah hari sabtu. Hari yang dinantikan bagi semua orang. Karena di hari sabtu, mereka bisa sedikit bernapas setelah semua kegiatan yang mereka lakukan dihari kerja atau sekolah.

Begitupun dengan Keira, walaupun jam sudah menunjukkan pukul 9 gadis itu tetap saja memeluk kasur tercintanya. Tapi tetap saja, ia tidak melewatkan ritual paginya melihat sunrise bersama Kenzo. Setelah itu, ia kembali tidur. Bukannya terus mandi malah tidur lagi.

Ponsel Keira bergetar, menandakan ada pesan masuk disana. Keira sebenarnya sudah bangun dari setengah jam yang lalu. Namun dia sekarang sedang terkena serangan mager, yang membuat ia tak mau bergerak walau untuk membuka matanya saja. Karena ponselnya terus saja bergetar, Keira pun mengambilnya untuk mengecek. Siapa tau Manu Rios nge dm atau like dan sebagainya.

Tetangga Cogan: "Oy"

Tetangga Cogan:" Kei"

Tetangga Cogan: "Bangun oy, udah siang. Gue ramal, lo pasti masih tiduran di kamar kan?"

Tetangga Cogan: " Wey, kebo. Bangun"

Keira: " Brisik"

Tetangga Cogan: "Bangun anjir, matahari udah di atas nihh"

Keira: "Terus?"

Tetangga Cogan: "Ya lo bangun lahh, mandi biar cantikk. Lo mah kaya kudanil. Kucel banget"

Keira: "Sialan"

Tetangga Cogan: "Nihh gue aja lagi mandi. Mau ikutan ga?"

 Mau ikutan ga?"

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Keira:"Ogah"

Keira menutup ponselnya. Kini ia mulai duduk di kasur. Mungkin sebentar lagi niat mandinya akan terkumpul seutuhnya.
'Ganteng banget ya Tuhan' Keira membatin ketika melihat foto Kenzo lagi.

Ponselnya kini mulai menjerit jerit lagi. Kali ini bukan tanda pesan masuk, melainkan suara telepon berdering. Berkali kali ponsel itu menjerit jerit minta di angkat oleh sang penelpon.

"Iya iyaa gue liat nih" ujar Keira kesal.

Keira berdecak ketika melihat nama yang tertera di ponselnya.

"Tetangga Cogan"

Ia pun segera masuk ke kamar mandi, setelah membereskan kasurnya yang berantakan

Keira: "Iya nihh gue bangun"

Tetangga Cogan: "Astaga baju lo Kei

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Tetangga Cogan: "Astaga baju lo Kei. Bikin gue merem melek aja"

Keira: "Najis"

Tetangga Cogan: "Ternyata badan lo bagus ya"

Keira: "Iyalah, gue rajin olahraga"

Tetangga Cogan: "Alaahh olahraga apaan lo? Paling olahraga lo cuma napas sama makan"

Keira: "Enak aja. Gini gini gue kuat lari muterin komplek"

Tetangga Cogan: "Tapi kok tetep rata ya Kei?"

Keira: "Sialan lo kampret bangsat tai kucing dasar"

Tetangga Cogan: "Ngegas banget. Jadi atutt"

Read.

Keira menyimpan ponselnya dengan kesal. Kemudian segera menyambar handuk nya yang tergantung di dekat kamar mandi. Dengan perasaan yang masih amat sangat kesal, ia pun memutuskan untuk mandi. Mendinginkan kepalanya yang tiba tiba saja mendidih mendengar ocehan Kenzo.

30 menit berlalu. Keira pun keluar dari kamar mandi dengan rambut yang masih basah. Baru saja ia akan turun untuk makan. Ia dikagetkan dengan sesosok penampakan di kamarnya. Entah itu baru datang atau memang penunggu kamar ini.

Keira melempar handuk yang tersampir di bahunya tepat di kepala si penunggu."Hee kutil, ngapain lo disini"

"Aduhh.. Kei gelap Kei. Gue gak bisa liaat Kei. Tolonggg"

"Bodo amat"

"Heh mau kemana lo?"

"Turun. Laper"

"Oy. Tungguin abang Kenzo yang ganteng sepluto dong"

Keira mendengus. "Najis"

Setelah acara makan Keira selesai. Kenzo pergi ke dapur untuk mengambil beberapa snack dan jus jambu kesukaannya.

"Woi. Ngapain lo? Ngerampok ya"

"Iya nih, tadinya mau ngerampok hati eneng aja. Tapi maaf, jus jambu lebih menggoda dibanding hati lo"

"Enak aja hati gue di bandingin sama jus jambu"

"Gapapa, karena pasti gue milih jus nya"

"Iyalah, gratiisss"

Kenzo menyuapkan satu snack ke mulutnya."Nahh tu lo tau"

"Buruan sini, bacot terus lo"

"Ngapain?"

"Nguleg sambel"

Keira mengernyitkan dahinya bingung.

"Ya nonton film lahh Kei. Nih gue bawa laptop sama chargernya sama snack dan jus jambunya. Mau apa lagi coba" ujar Kenzo sambil menghidupkan laptopnya.

"Film apa?"

"Partikelir"

"Kok indo? Bukan barat"

"Emang lo maunya apa?"

"Apa yaa lupa judulnya gue. Invinity apa lahh"

"Udehh ini aja dulu. Besok gue download lagi"

Keira mengangkat sebelah alisnya. Kemudian duduk di samping Kenzo dan memeluk bantalnya. Seperti biasa.

Tawa mereka menggema di ruang keluarga, seakan bersahutan dan tiada hentinya. Begitupun dengan Kenzo dan Keira. Tak ada hentinya mereka saling memperhatikan. Baru setelah 30 menit filmnya di mulai, Keira meletakkan kepalanya di bahu Kenzo. Tak ada yang protes. Memang harusnya begitu. Seperti biasa. Tangan Kenzo pun terulur untuk memeluk gadis itu dari samping.

Sudah menjadi pemandangan yang lazim. Bahwa Kenzo dan Keira duduk bersama di ruang keluarga entah untuk menonton film atau mengerjakan PR dan semacamnya. Dan seluruh keluarga Keira dan Kenzo sudah mengetahui itu.

Orang bijak pernah berkata "cinta hadir karena terbiasa" dan itu yang sedang mereka rasakan sekarang. Bahkan sejak 13 tahun yang lalu.

My Boy Friend [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang