Geng Motor?

2.3K 107 8
                                    

Sesuai janjinya di lapangan tadi, Sam dan Keira dkk kini duduk di sebuah cafe. Suasana yang cukup elegan itu memang sangat nyaman untuk bersantai. Alunan piano yang lembut menambah suasana hangat di cafe ini. Memang setiap malam minggu, selalu ada live music yang di meriahkan oleh band lokal.

"Widihh, baru tau gue di sini ada cafe beginian?" ujar Hasna.

"Lu aja yang kudet, main sama buku mulu sih" sindir Sarah.

"Ehh gue baca buku juga berfaedah ya, kalo ada ulangan dadakan kan kalian bisa nyontek gue" bela Hasna.

"Iya juga ya, lo emamg best friend gue" ujar Sarah sambil merangkul pundak Hasna.

"Tadi aja ngatain"

"Heheh maap maap" kekeh Sarah.

Sarah dan Hasna memang selalu meramaikan suasana dengan debatan kecil mereka atau Sarah yang harus ekstra sabar ketika Hasna lemotnya kumat.

"Ehm, jadi. Kalian selama gue pergi ngapain aja nih?" Tanya Sam tiba tiba.

"Ya biasa, menjalani hidup dengan tabah" jawab Keira santai.

"Gaya lo kaya Mamah Dedeh" ujar Lovina sambil mendorong pelan bahu Keira.

"Wedehh sebulan ditinggal gue kayanya Keira insaf ya" kekeh Sam.

"Sebenernya, gue insaf dari dulu. Temen gue aja setan semua"

"Setan gini juga lo seneng" bela Sarah

"Eh kalian abis ngerjain si Ellina ya?" Tanya Sam setelah tawanya reda.

"Ihh iya Sam, gedeg banget gue sama anak itu. Masa ya nuduh Keira yang nyiram bakso panas ke tangannya padahal kan baksonya tumpah sendiri" ujar Lovina panjang lebar.

"Loh bener Ra?"

"Hehe iya, terus mobil gue dikempesin. Untung Lovina punya montir langganan jadi ga usah dorong dorong deh" Keira tersenyum setelah selesai mengucapkan kalimatnya.

Sam mengacak pelan rambut Keira. "Duhh kesian banget"

"Ish. Berantakan" ujar Keira sambil merapikan rambutnya.

Banyak sekali yang mereka bicarakan diatas meja. Suara tawa selalu mengiringi pembicaraan. Hingga..

Sam berdehem. "Ehm, sebenernya gue ngajak kalian kesini karena gue mau ngomong sesuatu"

Dahi Keira berkerut. "Ngomong apa Sam? Ketek Hasna bau?"

"Shembharangan kalo ngomong, gue pake rexona biar setia setiap saat" ujar Hasna sambil melempar kentang goreng ke arah Keira.

"Paling bentar lagi lo ganti nama jadi amin, biar nama lo selalu disebut dalam doanya" jawab Keira ngelantur.

"Abis ganti nama gue mau beli wardah, biar halal buat kamu" ujar Hasna.

"Aciaciaaaaa, hahaahaha" suara tawa terdengar kembali.

"Awet muda gue kalo lama lama sama kalian" ujar Sam.

"Iyalaa bareng orang cantik" ucap Keira sombong sambil mengibaskan rambutnya.

"Iya, lo cantik" raut wajah serius Sam membuat lidah Keira kelu, sial padahal Keira selalu bisa mencairkan suasana.

"Ehm gini, guee...mau..itu...apa namanya..emmm"

"Kok lo jadi gugup gitu sih Sam?" tanya Sarah, sedangkan Keira tambah diam. Jantungnya berpacu lebih cepat sekarang.

"Gue suka sama lo, Ra" ujar Sam dengan satu tarikan nafas. Kaya akad aja, eh?

Keira sudah seperti patung sekarang. Otaknya berusaha mencerna apa yang Samuel ucapkan barusan.

"Lo, mau gak jadi pacar gue?" Tanya Sam kemudian. Tak ada suara dari keempatnya. Baik Keira, Lovina, Sarah, dan Hasna diam seribu bahasa.

"Lo, nembak gue?" Akhirnya pertanyaan konyol Keira pun keluar. Sam hanya membalas dengan anggukan, dengan sorot mata yang penuh harap.

Keira berdehem. "Ehm aduh gue jadi deg degan nih, Sam. Heheh. Gini loh, lo kan tau Sam gue gak pernah pacaran. Dan gue cukup ragu buat nyobain itu sekarang"

"Kenapa lo harus ragu? Bukannya lo udah kenal gue? Kita udah kenal cukup lama gue rasa"

"Iyaa gue tau, tapi justru itu Sam. Gue takutnya, kalo kita pacaran malah ngerusak persahabatan kita Sam. Jujur gue nyaman sama lo, tapi itu gak lebih dari seorang sahabat"

Sam menatap Keira tak percaya. Benarkah Keira sedang menolaknya secara halus sekarang?

"Jadi maaf, gue gak bisa Sam. Tapi kita masih bisa kok sahabatan kaya dulu" ujar Keira sambil menampilkan senyum terbaiknya.

Sam memegang tangan Keira yang ada di atas meja. "Iya Ra, gue minta maaf"

"Lo gak usah minta maaf, lo gak salah"

                                ###

Setelah acara tembak menembak kemarin, Sam jadi lebih sering untuk menghubungi Keira. Kadang Sam selalu mengajak Keira keluar saat weekend. Bahkan Sam mengenalkan para sahabatnya kepada Keira dkk.

"Halo gaiss" sapa Sam.

"Wedehh halo boss, lo sama siapa?" Tanya seseorang yang duduk di kursi kayu.

"Ini, gue mau kenalin temen temen gue sama kalian"

"Wahh kok cewek semua? Lo? Gak belok kan Sam?"

"Sialan. Ya enggalahh"

Sam berbisik. "Sorry temen gue suka gitu, Ra"

"Heheh, iya gak papa."

"Oke nih kenalin gais, ini Keira, Lovina, Sarah, dan yang ujung Hasna"

"Hai girls" sapa teman teman Sam.

"Hai" jawab Keira dkk singkat.

Perkenalan yang cukup canggung Keira rasa. Sam yang menyadari hal itu segera mengajak Keira dkk untuk berkeliling. Mereka sekarang sedang berasa di basecamp tempat Sam dan temannya nongkrong.

"Jadi, kalian tuh geng apaan sih Sam?" tanya Keira yang sebenarnya ingin ia tanyakan sejak tadi.

"Heheh, gue belum cerita ya. Ini geng motor gue"

"Geng motor?" Ujar Keira dkk kompak.

"Iya, gue punya geng motor ini dari awal SMA sih, mereka mayoritas anak bahasa tapi ada juga kok yang dari luar sekolah" terang Sam.

"Tunggu, kok ganteng semua, mweheheh" ujar Lovina terus terang.

"Yee lu mah kesini malah cari mangsa, PA" ledek Keira.

"Gak papa ihh sambil menyelam minum air pake sirup plus es batu campur nata de coco" mulai deh keabstrakan Lovina muncul.

"Gue lupa mungut dia kemaren dimana ya, mau gue balikin lagi soalnya" ujar Sarah dengan ekspresi jijik.

"Pungut pungut, emang gue..." ucapan Lovina terpotong.

"Sam, ada yang nyerang" ujar Dimas dengan wajah tegang.

Sam segera berlari mengikuti Dimas. Ah dia lupa, ada Keira dkk disini. Sam berbalik dan menghampiri Keira.

"Ra, lo naik ke atas dan diem disana. Jangan buat suara apapun matiin data lo dan jangan lupa silent. Gue balik bentar lagi" ujar Sam sambil mengelus puncak kepala Keira.

"Kok jadi ribet gini sih?"

Jangan lupa tekan tanda bintang 😘

My Boy Friend [SELESAI] Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang