FANTASI

1.9K 78 28
                                    

16.00

Aku terduduk di meja belajarku. Aku menatap keluar jendela. Di luar sana banyak anak anak sedang bermain bersama. Ada yang bermain lompat tali, petak umpet, kejar kejaran, dan permainan lainnya. Aku menatap mereka sambil tersenyum kecil, entah karena apa, rasanya senang saja melihat anak anak main seperti itu. Tak lama aku pun membuka buku pelajaranku, persiapan karena besok aku akan ulangan harian Matematika. Aku mengamati setiap kata dan memperdalam materi serta mengisi soal soal yang ada sambil mengasah otak. Tapi, tiba tiba tenggorokanku kering dan aku pun turun kebawah untuk mengambil segelas air mineral.

"Liusha, mama sama papa pergi dulu ya. Mau ke pasar sekalian mau jahit baju juga. Kamu sama kakak hati hati ya dirumah. Kak jaga adek nya yaa!." Kata mama sembari keluar rumah.

"Iyaa maa." Jawab Moushka

***

"Kamu mau ngapain sha?" Tanya Moushka

"Mau ngambil air minum. Emang kenapa kak?" Tanyaku kembali

"Ya nggak apa apa. Yaudah deh kakak mau makan dulu, laper banget nih. Kamu nggak makan ?" Katanya

"Nanti aja deh kak, lagi nggak nafsu makan. Hehehe." Kataku sambil cengengesan dan kembali lagi keatas

"Lah, kamu ngapain ke atas?" Tanya nya lagi

"Mau ke kamar kakakkk, aku mau belajar." Seruku dari tangga

"TUMBEN BANGET DEK BELAJAR. HAHAHAHAHA." katanya sambil berteriak karena aku sudah diatas

"AKU ULANGAN MATEMATIKA KAK!" seruku lagi lalu masuk ke kamar lagi.

***

Pagi yang sama seperti kemarin, hari ini aku berangkat sekolah seperti biasa diantar papa. Sampai di sekolah, aku bertemu Dhita dan berjalan ke arah kelas bersamaan.
Aku menaruh tas ku di atas meja lalu bergabung dengan teman teman yang lain. Aku melihat mereka sedang bercerita tentang pengalaman mereka masing masing. Entah cerita apa aku hanya mendengarkan saja. Aku jadi teringat kejadian di taman. Aku pun bertekad untuk pergi ke taman sepulang sekolah nanti untuk melihat hal yang selama ini membuat aku penasaran.

Dhita datang kepadaku sembari membawa buku tulis. "Belajar bareng yuk sha. Mereka ceritanya nggak jelas, ngacak banget ceritanya, abstrak."

Aku memiringkan sebelah alis tanda bingung. "Abstrak? Mana ada cerita abstrak?"

"Ya ceritanya tuh abstrak, nggak jelas, ya gitulah, hahaha."

Aku hanya memutar bola mata lalu pergi untuk belajar sebelum guru Matematika memasuki kelas.

***

"Sha, kamu serius mau pergi ke sana lagi? Lagian di sana tuh nggak ada apa apa kok sha, cuma taman biasa. Kamu ini percaya aja sama cerita fiksi kayak begitu." Jelas Dhita sambil berjalan terhuyung huyung karena lelah

"Iyaa beneran kok. Aku beneran liat disana. Kamu mau ikut nggak?" Tanyaku meyakinkan

"Nggak ah aku pulang aja." Tegasnya

"Yaudah, aku kesana sendiri aja."

Saat sudah sampai taman kami berpisah. Dhita pulang duluan sementara aku pergi ke taman itu. Dan benar saja, muncul gemerlap gemerlap seperti kemarin. Terus saja aku mengikutinya, sampai di depan sebuah pintu berwarna coklat yang agak besar. Padahal tidak pernah ada pintu ini, aku melihat pintu ini bersamaan dengan munculnya gemerlap gemerlap yang ada di rumput itu.

My Sweet UnicornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang