EKSPLORASI

746 64 8
                                    

    Aku bersiap siap diri sembari menunggu para peri kecil itu bangun.
Tak lupa juga membersihkan kamar agar terlihat rapi. Kulipat selimut yang agak besar dengan motif Unicorn. Aku sangat suka dengan Unicorn, jadi wajar saja jika melihat kamarku semua bertema Unicorn.

   "Hooaammm.... Hmmm..." Kudengar suara peri itu sudah bangun, kuhampiri mereka
   
    "Kalian sudah bangun ya. Ini sudah aku siapkan sedikit cemilan dan minum."

    Peri itu menatapku penuh heran. Dengan mata yang sayup sayup Rose berkata, "kau mau kemana pagi pagi sudah rapi seperti ini?"

    "Ohh, aku akan pergi. Tapi aku pikir, aku tidak akan pergi." Aku mengangkat sebelah alisku

    "Kenapa?"

    "Sebab aku takut kalau kalian kenapa kenapa. Kalian kan baru sehari disini." Kepalaku mendekat ke arah wajah peri yang sedang berdiri di depan pintu rumah kecilnya

    "Tenang saja. Kami akan tetap tenang di kamar ini. Kami tidak akan ke mana mana. Tapi tolong beri tahu kami sedikit tentang benda benda yabg tak pernah aku tau." Pinta Tzuyu

    "Baiklah." Aku memberitahu benda benda yang sama sekali belum mereka tau.

    "Ya, walaupun kami belum terlalu paham, sebaiknya kau bersiap siap. Lihat jam itu." Aku melirik ke arah jam, lalu segera bergegas bersiap siap

    "Aku tinggal sebentar ya, hati hati dirumah." Aku melambaikan tangan kepada mereka

    Alu berhenti sejenak di depan pintu, lalu berpikir, apa mereka benar benar bisa di percaya? Uhh kau tidak boleh berpikir yang tidak tidak Liusha. Tetap positif.

***

    "Lalu apa yang harus kita lakukan?" Tanya Rose

    "Hmmm...", Tzuyu berjalan ke luar kamar, melihat sekeliling dengan detail lali berkata, "mungkin kita bisa membersihkan sudut sudut rumah yang kotor."

    Rose tersenyum, lalu dengan kekuatan ajaibnya dia membersihkan semua sudut rumah yang kotor dengan sangat cepat. Hanya dengan sentuhan pun jadi.

    Rose kemudian pergi ke arah kamar mandi, kemudian dengan rasa penasaran, ia memutar keran air. Dan, byurrrrrrrrr.... , Air itu membasahi seluruh tubuh Rose yang kemudian jatuh ke lantai.

    "TZUYUUU... TOLONG AKUUU...!!" teriaknya

    Tzuyu bergegas pergi ke kamar mandi. Dengan kaget, ia pun segera mencari cara bagaimana air ini bisa mati. Tzuyu memperhatikan tangan Rose menunjuk ke arah besi berbentuk bulat. Tzuyu pun segera memahami dan memutar keran itu.
Air pun berhenti, namun, Rose jadi basah kuyup, dan dia juga tak bisa terbang karena sayapnya basah.

   Klotek klotek, bunyi seseorang membuka pintu. Tzuyu pun segera mencari cara agar Rose dan dirinya tak terlihat oleh seseorang. Mereka takut akan ketahuan.

    "Baiklah, kita akan bersembunyi disini. Diamlah Rose." Perintah Tzuyu yang bersembunyi di balik kloset

    Mereka melihat seorang manusia perempuan, sepertinya itu ibu Liusha. Wanita itu pun kembali keluar sembari membawa sebuah kunci.

    "Fiuhhhhhh..." Mereka berdua lega. Namun, mereka harus segera mengeringkan tubuh serta sayap Rose.

    Dengan terhuyung huyung, Tzuyu membawa terbang Rose ke kamar Liusha. Mereka mencari suatu benda yang dapat membuat Rose menjadi kerinh kembali.

    Tzuyu memperhatikan sekeliling, dan melihat sebuah benda besar yang dapat memutar dengan tiga tombol.

    "Ini benda apa ya, sepertinya dapat digunakan. Seperti kincir angin." Tzuyu mencoba menekan tombol kipas angin itu.

    Wezzzzzsshshshshshs. Kipas angin itu pun berputar. Segera kipas itu di tarik dengan kekuatan ajaibnya tepat di depan Rose.

    "Ini aaapaaa Tzuyuu?....." Teriak Rose dengan muka yang diterpa angin kencang

    "Agar kau cepat kering. Diam saja."

***

   Aku sampai di tempat tujuan. Ya. Di Sebuah mall megah. Aku masuk bersamaan di samping mama. Kami sampai di sebuah tempat makan yang lumayan ramai.

    Aku memesan cookies and cream dan roti bakar. Mungkin tujuan mama ke sini adalah untuk sarapan saja.

    "Mama kesini cuma buat makan aja?" Tanyaku menatap mata mama

    "Ya iya. Terus mau ke rumah Fania juga." Mama memasukan sesuap nasi

    "Ohh gitu." Gumamku

    Kami berjalan jalan sebentar mengitari Mall megah nan indah ini. Sambil membeli barang yang penting. Ku lihat sebuah kalung dengan liontin Unicorn yang memikat hatiku. Ingin rasanya aku membeli untuk tambahan koleksi. Tapi itu hanya membuang buang uang saja untuk hal tak terlalu penting, menurutku.

    "Liusha, ada kalung Unicorn tuh. Kamu nggak mau beli?" Tanya papa

    Aku membelalakan mata. Kenapa papa bisa tau kalau aku sangat menginginkannya.
    "Pengen sih pa, tapi nanti buang buang uang pa. Emang nggak apa apa?"

    "Boleh aja sih sayang. Itu mungkin bisa jadi hadiah buat kamu karena kamu udah jadi anak yang baik." Papa mengecup dahiku dan mengelus rambutku

    "Tidak usah deh pa. Uang itu digunakan untuk membeli buku dan alat tulis saja. Hehehe." Ucapku terkekeh

    "Yasudah, papa nggak maksa. Yaudah yuk jalan lagi."

    Walaupun ada sedikit rasa sedih karena tak dapat memiliki kalung tersebut, namun aku tetap berusaha senang. Lagipula, aku sudah punya banyak kalung seperti itu. Yasudahlah.

***

Haloooo kawan kawan.... Jangan lupa dong votenya, pencet bintang dulu yaa. Biar ceritanya lanjut terus, hehehe.
Maaf jarang vote. Makasih.
😊😊💞❣

My Sweet UnicornTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang