Pertemuan Kembali

288 63 7
                                    

Hari ini di musim dingin, Seohyun bersiap-siap pergi ke kantor manajemen Chanyeol. Harusnya dia pergi ke rumah Chanyeol, tetapi dia memilih untuk ke kantor manajemen. Dia tidak tahu harus bagaimana nnati kalau dia tiba di apartemen Chanyeol. Dia tidak ingin pertemuan kembali itu membuatnya menjadi kaku.

Setelah menyiapkan sarapan untuk Luhan, Seohyun mengenakan jaket musim dingin favoritnya. Tidak lupa topi rajut dan syal dengan warna chamel andalannya. Dia selalu suka warna yang tidak mencolok karena Seohyun benci ketika harus menjadi pusat perhatian.

Pertama-tama yang perlu dilakukannya adalah mengatur napas dan menjaga ekspresi wajah agar tidak terlalu kelihatan bahwa dia sedang gugup. Ya, pertemuan kembali dengan Chanyeol membuatnya gugup dan ketakutan. Entah ketakutan itu datangnya darimana yang jelas dia cukup khawatir. Yang dikhawatirkan Seohyun adalah apabila cinta itu kembali menyala, oh, tentu saja cinta itu ada dan menyala. Tapi alangkah buruknya kalau cinta itu menyala lebih terang lagi.

Tiffany menyambut kedatangan Seohyun dengan senyum lebarnya. "Aku senang sekali kau sudah datang, Seohyun-ssi."

Seohyun mengangguk seraya membalas senyum Tiffany.

"Masuklah ke ruanganku," Tiffany menggandeng lengan Seohyun dan membawa Seohyun ke dalam ruangannya yang didominasi warna merah muda. Sofa merah muda, meja kayu merah muda, kursi merah muda.Ya Tuhan, semua serba merah muda. Untung saja kulit Tiffany putih bukan merah muda. Mungkin kalau kulit Tiffany berwarna merah muda, itu namanya kelainan kulit.

"Ini ruanganku dan Chanyeol. Kami sering diskusi di sini. Luhan juga suka tidur di sofaku itu," Tiffany menunjuk sofa merah mudanya.

"Silakan duduk, jangan malu-malu. Anggap saja ruangan Tiffany." Tifdany terbahak sendiri mendengar leluconnya.

Seohyun tertawa renyah. Dia duduk disusul Tiffany.

"Apa kau mantan Chanyeol?" mata Seohyun membelalak.

Tiffany berkedip-kedip malu. "Maksudku, mantan kekasih?"

Seohyun menggeleng. "Tidak, emm—bukan. Maksudku, aku hanya sebatas mengenal Chanyeol sebagai teman kakakku." Dustanya.

"Oh," Tiffany tampak kurang puas mendengar jawaban Seohyun. Otaknya bekerja keras untuk menciptakan sebuah sensasi untuk mendongkrak popularitas Chanyeol. Alangkah menariknya apabila Chanyeol berkencan dengan Seohyun—sang asisten sekaligus adik dari teman sekaligus asisten pribadi Chanyeol. Unpredictable.

Ponsel Seohyun berdering. Tertera nama di layar, Baekhyun.

Mata Tiffany mencilak. Baekhyun adalah penulis novel roman favoritnya. Oh jelas! Dia cukup menyukai Baekhyun sebagai pria romantis dan berharap mendapatkan pria seperti Baekhyun dan imajinasi keromantisannya berkembang biak. Dia membayangkan setiap hari mendapatkan kalimat puitis dari Baekhyun.

"Kau punya nomor Byun Baekhyun?" matanya menatap Seohyun penasaran.

"Ya, dia temanku."

"Penulis novel populer itu temanmu?"

Seohyun mengangguk.

"Ommo! Aku suka buku-bukunya. Kapan-kapan ajak dia ke kantor ya."

Seohyun tersenyum dan mengangguk.

"Ya, asal tidak ada Chanyeol, aku pasti—" tiba-tiba Seohyun menghentikan ucapannya.

"Apa? Tidak ada Chanyeol bagaimana?" Tiffany memiringkan kepalanya.

Keceplosan. Seohyun tampak bingung dan merasa tolol. Baekhyun dan Chanyeol tidak memiliki hubungan yang baik meski sewaktu kecil mereka adalah sahabat, namun, sekarang mereka seperti kucing dan ayam. Tidak saling bertegur sapa dan saling menjauh satu sama lain.

"Tidak, maksudku—" Seohyun terbatuk untuk mengalihkan perbincangan sekaligus berpikir kalimat apa yang akan diluncurkan kedua daun bibirnya itu.

"Ada air putih? Tenggorokanku gatal." Kata Seohyun berdusta.

Tiffany dengan gesit mengambil air putih dan menyodorkannya pada Seohyun. Seohyun menenggak habis air putihnya.

"Jadi, maksud dari kalimatmu yang terakhir itu apa?" Tiffany masih tampak penasaran. Dia yakin kalau Soehyun memang mantan kekasih Park Chanyeol. Pasti ada sesuatu di antara Chanyeol, Baekhyun dan Seohyun. Indera penciuman kejanggalan cerita Seohyun membuatnya tampak berusaha mengorek informasi lebih dalam. Ditambah sikap Seohyun yang salah tingkah.

Yap, gosip baru adalah kesukaan Tiffany. Tapi tenang saja, Tiffany hanya mengkonsumsi gosip itu untuk dirinya sendiri bukan untuk konsumsi publik.

"Tidak, kalimatku tidang mengandung maksud apa-apa." Elak Seohyun.

"Oh, baiklah." Tiffany berujar dengan wajah kurang puas.

"Chanyeol hari ini ada pemotretan di majalah X. Kau seharusnya ke apartemennya saja."

"Oh, dia tidak ke kantor manajemen dulu?"

"Aku datang..." seru suara yang tak asing. Suara itu dulu sering membuat dada Seohyun berdebar. Dan sampai sekarang, dia masih merasakan debaran yang tak disukai Seohyun.

Sejenak mereka saling bersitatap.

***

Tinggalkan vote dan komentnya yaa ^^

Thanks ^^

My Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang