SURAT BAEKHYUN

327 45 11
                                    

Aku menyukaimu sejak aku mengenalmu dan menyadari bahwa aku mencintaimu sejak aku melihatmu yang kedua kalinya. Dan sampai sekarang cinta itu selalu ada untukmu. Aku menyukai segala apa yang kau miliki, Seohyun. Asal kau tahu salah satu novelku bercerita tentangmu. Novel itu akan terbit setelah kepergianku.

Mungkin kau selalu menyangka aku baik-baik saja sama seperti manusia pada umumnya. Tapi, jantungku tidak baik, Seohyun. Dia selalu nyeri dan aku benci ketika jantungku harus berdegup kencang karena melihatmu ataupun memikirkanmu.

Aku selalu menginginkanmu dan tua bersamamu. Namun, sepertinya dunia tidak menghendaki itu. Aku harus berjalan sendiri dan mati dalam sepi. Kau mencintai Chanyeol dan siapa pun tahu itu. Tahu kalau ada cinta di matamu untuk Chanyeol. Mungkin saat kau membaca surat ini, aku sudah pergi jauh meninggalkanmu dan semua yang ada di sini. Tapi, percayalah, aku tetap dan akan selalu mencintaimu. Karena kau satu-satunya yang membuatku tetap semangat menjalankan hidup ini.

Oh ya, sampaikan salamku pada Chanyeol. Aku menyayanginya sama seperti aku dan dia masih kecil dulu. Aku tidak akan lupa soal kemenangannya saat mengikuti festival lomba menggambar. Dia yang menang tapi aku yang kegirangan. Dan kuharap kau dan Chanyeol bisa bersatu seperti lempengan magnet.

Baekhyun.

Seohyun meneteskan air mata. Dia teramat terkesima dengan cinta Baekhyun padanya. Baekhyun adalah malaikat. Malaikat cintanya. Malaikat yang dikirim Tuhan untuk menemaninya. Dan tepat ketika kabar kepergian Baekhyun berembus, Seohyun membuka surat Baekhyun. Dan dia menangis. Menangisi Baekhyun. Menangisi kepergian Baekhyun. Secepat itukah?

***

Chanyeol membaca surat Baekhyun dengan wajah sedih. Dan kenangan-kenangan indah tentang Baekhyun berlompatan di kepalanya. Kenangan masa kecil yang manis ketika mereka masih menjadi sahabat yang utuh. Ketika Baekhyun membantunya memplester luka di dengkulnya karena terjatuh. Ketika Baekhyun setiap pagi datang ke rumahnya untuk berangkat sekolah bersama. Ketika tawa Baekhyun menggema. Ketika mereka belum mengenal cinta. Dan Chanyeol menyadari bahwa dirinya sangat menyayangi Baekhyun.

"Baekhyun tidak pernah membencimu, Chanyeol." Kata Seohyun.

"Aku juga tidak pernah membencinya."

"Tapi kau selalu menghindarinya."

"Karena dia mencintaimu dan aku benci ketika ada orang lain yang dekat denganmu karena cinta."

Seohyun tersenyum. "Kau selalu saja posesif."

"Karena kau satu-satunya makhluk bumi yang mampu menghancurkan hati dua pria tampan sekaligus."

Seohyun terbahak.

Mereka berdua tertawa lalu berpelukan. Melihat bintang yang paling bersinar terang.

"Kurasa itu Baekhyun." Terka Chanyeol.

"Oh ya?"

"Biar kita buat dia cemburu. Suruh siapa mengintip kita dari atas langit sana."

"Jangan nanti dia sedih dan meminta Tuhan untuk menghidupkannya lagi. Kalau Baekhyun hidup aku tidak akan memilihmu."

"Hahaha, baiklah. Biar Baekhyun bersama wanita pilihan Tuhan di sana."

Mereka terus memandang bintang yang paling bersinar itu hingga larut malam. Dan bintang itu seperti kata Chanyeol, mungkin dia Baekhyun yang sedang mengintip mereka berdua di atas langit sana.

***

THE END

makasih sudah membaca novelet ini laffyou :*


Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: May 13, 2018 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

My Perfect LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang