Seminggu telah berlalu begitu saja. Seohyun senang akhirnya dia dan perasaannya terhadap Chanyeol bisa berdamai. Setidaknya, tingkah Chanyeol yang kekanak-kanakkan membuatnya tidak secanggung seperti awal perjumpaannya dengan pria itu. Awal perjumpaan setelah putus beberapa lamanya.
Seohyun menikmati pekerjaannya saat ini, meskipun cukup melelahkan karena Chanyeol banyak maunya seperti ingin minum susu dan kopi secara bersamaan, atau meminta Seohyun membeli makanan pinggir jalan. Masalahnya, saat dia dan Chanyeol membeli makanan di pinggir jalan, fans memburu dan mengabadikan moment Chanyeol bersama Seohyun. Seohyun tidak suka publik mengetahuinya. Dia hanya ingin hidup tenang.
Siang ini, jadwal Chanyeol kosong. Seohyun berniat pulang dan meminta izin pada Chanyeol.
"Tidak boleh!" seru Chanyeol tanpa melepaskan gadgetnya. Dia sedang bermain game dan terpaksa mematikan gamenya karena keinginan Seohyun untuk pulang sukses membuat moodnya buruk.
"Kenapa? Aku tidak ada pekerjaan. Kau free dan tentu saja aku juga free kan?!" Seohyun tidak bisa menahan hawa panas yang mendadak menyerangnya.
"Hei, Luhan tidak pulang meskipun jadwalku kosong."
"Aku dan Luhan berbeda, Park Chanyeol. Aku di sini hanya menggantikan pekerjaan Luhan. Aku tidak mau terus-terusan bermalam di apartemenmu. Aku tidak mau ada gosip tentang kita."
"Tapi, aku mau." Seloroh Chanyeol dengan wajah dan senyum meronanya.
"Aku tidak." Balas Seohyun sengit seakan mereka adalah musuh bebuyutan.
"Dasar wanita angkuh," gumam Chanyeol tapi sayangnya, gumamannya terdengar di telinga Seohyun.
"Kau pria sombong!"
"Apa? Kau bilang aku sombong?" Chanyeol bangkit dari sofa dan menghampiri Seohyun.
"Ya, hidupmu penuh drama dan sensasi. Sudah berapa banyak model yang kau tiduri demi popularitasmu itu?!" tatapan Seohyun seperti tatapan wanita yang sedang cemburu.
"Demi Tuhan, aku tidak pernah melakukan apa pun dengan model-model itu. Hanya sebatas—" Chanyeol tampak bingung seakan sedang menimbang apa yang akan dikatakannya pada Seohyun sebagai sebuah pembelaan.
"Sebatas apa?" Seloroh Seohyun.
Seohyun sebenarnya benar-benar merasa seperti masih menjadi kekasih Chanyeol. Dan ini menyebalkan. Faktanya, dia bukanlah kekasih Chanyeol lagi. Dia hanyalah masa lalu Chanyeol. Masa lalu yang patut dilupakan. Masa lalu yang cukup menegaskan bahwa Chanyeol lebih mencintai mimpinya dibandingkan Seohyun. Masa lalu yang pahit karena Seohyun tak pernah suka dunia hiburan Korea.
"Hanya ciuman dan itu pun bukan aku yang memulai." Chanyeol merasa bersalah mengatakan hal itu pada mantan kekasih yang masih dicintainya itu.
Hening.
Mereka saling bersitatap dalam keheningan yang menghanyutkan.
Dan tanpa perkataan lagi, Chanyeol meraih wajah Seohyun dan mengecup lembut bibir Seohyun. Sialnya, Seohyun membiarkan itu terjadi begitu saja.
Cinta itu tidak mati. Cinta Chanyeol masih ada untuk Seohyun dan begitu pun sebaliknya. Tapi, ego membuat mereka harus memilih berpisah. Ego membuat mereka seakan-akan mereka tidak saling mencintai.
***
KAMU SEDANG MEMBACA
My Perfect Love
Fanfictioncerita diprivate follow terlebih dahulu ya untuk bisa membaca keseluruhan cerita ^^