Ku lihat sosok yang sangat ku rindukan, saat ini ia berada di hadapanku meskipun ia sedang membelakangiku.
"Kania" ia refleks membalikkan badannya menghadapku. Jarak kami cukup jauh ia berada sekitar 5 atau 6 langkah dari posisiku berada.
Tatapan matanya sayu, ku perhatikan wajahnya pucat dan berkantong mata. Dia terlihat sangat kacau. Di hatiku aku sangat sedih melihat keadaannya yang sekarang. Ingin segera ku rangkul ia dalam pelukkanku dan mengatakan semuanya akan baik-baik saja.
"Maaf, maaf karna meninggalkanmu tanpa alasan. Maaf karna membuatmu sedih, maaf untuk semua yang terjadi padamu, yang membuatmu sekacau ini. Kania, jujur aku sangat merindukanmu" aku mencoba mendekatinya, rasanya aku sudah tak tahan lagi melihatnya kacau begini.
Kania mundur beberapa langkah, sesuai dengan seberapa langkah aku maju mendekatinya.
"Stop Jendra,.. Lebih baik kamu tidak kembali. Karna apapun yang akan kamu lakukan saat ini tidak akan ada gunanya" seperti di hantam benda tajam, hatiku rasanya sakit sekali mendengar perkataannya.
"Apa maksudmu! Kania aku tau aku salah. Aku... Aku" ku rasa tak sebaiknya aku menceritakan hal ini sekarang. Aku harus menunggu saat yang tepat untuk menjelaskan semuanya Kania. Batinku
"Kamu kenapa? Hah! Kamu kemana saat aku butuh kamu. Kenapa Ndra, kenapa malah pergi di saat aku rapuh" nampak genangan di matanya, Dan ketika ia mengedipkan matanya yang indah itu, setetes cairan bening membasahi pipi kanannya.
Segera ku peluk tubuh mungilnya, sosok yang selalu ku ingat dalam setiap doaku, dalam setiap langkahku, dalam setiap kegiatanku beberapa tahun ini. Aku sangat-sangat merindukannya.
Aku tak merasakan Kania membalas pelukkanku, tapi aku dapat merasakan tubuhnya bergetar. Dia menangis hebat dalam dekapanku.
Kania melepaskan dekapanku secara sepihak. Aku memperhatikan wajahnya yang cantik, ku singkirkan cairan bening di pipinya dengan kedua tanganku. Namun Kania menepis tanganku.
"Aku sudah tunangan Ndra, dan pernikahan kami di laksanakan awal bulan tahun depan. Tepatnya tiga bulan lagi. Aku harap kamu datang" Setelah berucap, Kania meninggalkanku yang terdiam kaku.
Rasanya sakit sekali, sosok yang sangat aku cintai. Sekarang ia akan menjadi milik orang lain. Apa yang aku lakukan selama ini sia sia. Aku pikir aku akan membuatnya bahagia setelah ini. Tapi ternyata, bukan aku yang melakukan itu.
Ku raih sebuah kotak kecil yang ada di saku belakangku. Ku buka kembali, keadaannya masih sama seperti tadi saat pertama kali aku membelinya. Cincin yang harusnya sudah melingkar di jari manis Kania. Tapi karna kebodohanku, aku tidak dapat memilikinya lagi.
Ku tutup kembali kotak kecil itu, dan memasukkannya kedalam saku celanaku kembali. Ku rasa aku harus memberikannya kepada seseorang meskipun aku tak tahu itu siapa.
###
Sengaja author langsung up 2 part karna author lagi semangat benget hari ini... Btw buat yang baca, semoga harimu menyenangkan 😊
KAMU SEDANG MEMBACA
Will U Stay Here?
RomanceHari ini aku akan memberikannya sebuah kejutan. Sungguh aku sangat merindukannya, sudah mendekati lima tahun aku tak bertemu dengan dia. Ingin rasanya memeluk kembali tubuh mungilnya. Aku tak dapat mendeskripsikan bagaimana perasaanku saat ini. Asta...