Matahari yang indah mulai menyembunyikan dirinya. Keadaan di sekitarnya berwarna oranye kemerah merahan lalu setelah matahari benar benar hilang, dunia menjadi gelap gulita.
"Matahari di hidup kamu sudah menghilang? Atau masih dalam proses??" Alisya malah mengganggu ketenanganku dengan pertanyaannya. Aku yang sudah tenang malah teringat kembali dengan Kania, dan itu membuatku mengingat Kania lagi
"Ngapain sih, kamu nanyain hal kayak begitu?" Aku menatapnya kesal.
"Ya,.. Aku cuma pengen menguatkan seseorang yang lagi rapuh" ia berdiri dan mengajakku berdiri. Akupun mengikutinya. "Sekarang gelap, matahari sudah pergi. Tapi kamu gak sadar, kalo malam gak sepenuhnya gelap itu semua karna bulan" sekarang ia berbicara sambil berjalan membelakangiku. "Jadi temukan bulanmu" ia menoleh dengan senyum. Lalu berlari di pinggir pantai.
"Hei kamu ngapain! Gak baik lari larian malam malam, entar tersesat gimana??" Namun ia tak menghiraukanku. Entah kenapa aku jadi cemas dan mengejarnya. "Tunggu, Alisya.. Tunggu!" Seruanku tak dia hiraukan sama sekali.
Alisya terus berlari, sekarang kami berada di atas batu yang lumayan tinggi. Alisya berteriak kencang di tengah lautan dan malam hari pula.
"Beeeen!! AKU AKAN MENYUSULMU!! TUNGGU AKU DASAR BRENGSEK. Aaaaaaaa!!!!" Setelahnya dia tertawa lepas "sekarang giliranmu" ia menepuk nepuk bahuku "utarakan saja, aku akan pura pura gak denger" sejenak aku terkekeh. Ada saja orang teriak kencang dan orang sebelahnya gak bakal denger. Tapi meski begitu aku tetap melakukannya.
"KENAPA KAMU NINGGALIN AKU? KAMU GAK HARGAI PENGORBANAN AKU SELAMA INI, AKU PERGI JUGA BUAT KAMU! MENJADI SUKSES SUPAYA BISA MELAMARMU. TAPI INI BALASANNYA HA!!" Aku melepas semuanya, astaga Kania gak salah apa apa, tapi rasa kecewa memenuhi otakku. Apa ini, aku tak ingin mengatakan kata kata itu. Itu bukan aku.
"Ya,.. Kamu masih belum jujur" Alisya duduk di batuan tempat kami berpijak
"Dia gak salah apa apa. Aku yang salah, aku yang bodoh. Aku meninggalkan dia saat dia butuh aku. Berharap dia akan bahagia setelah aku kembali. Tapi nyatanya gak.. Gak sama sekali" aku memilih duduk di sebelahnya Alisya.
"Kamu tau?? Penyesalan tidak ada gunanya. Menyalahkan diri sendiri itu juga ga ada gunanya. Lebih baik kamu jalani kehidupan kamu dengan normal. Bangkit! Kamu harus mulai dari menjauhkan hal-hal yang bikin kamu ingat sama dia. Coba deh kamu buat, yakin sama aku kamu bakal bisa lupain tuh orang" Alisya bangkit dari duduknya, dan menuruni batu tempat kami duduk tadi. Akupun mengikutinya.
"Kamu mau pulang?? Aku anterin gimana??" Tapi Alisya hanya menggeleng
"Aku bareng sama papa" ia tersenyum dan melambaikan tangannya padaku "okay see you" setelah berucap ia berlari kecil menuju caffe yang kami kunjungi tadi sore.
Jujur dia bisa membuatku melupakan masalahku untuk sejenak, entah mengapa aku tersenyum dengan semua yang telah terjadi.
Setelah Alisya pergi, aku pun memilih duduk kembali di bebatuan sambil memandang langit malam yang indah dan penuh dengan bintang.
Segini dulu part ini XD, kalo ada typo di maklumi aja yaa 😅. Kalo ceritanya author udah end baru deh author perbaiki yang salah salahnya.
Tinggalkan jejak yaa ^^
KAMU SEDANG MEMBACA
Will U Stay Here?
RomanceHari ini aku akan memberikannya sebuah kejutan. Sungguh aku sangat merindukannya, sudah mendekati lima tahun aku tak bertemu dengan dia. Ingin rasanya memeluk kembali tubuh mungilnya. Aku tak dapat mendeskripsikan bagaimana perasaanku saat ini. Asta...