part 3

3.9K 126 1
                                    

Awas typo!



Saat aku baru saja duduk di ranjang , tak lama ka rilga juga masuk ke kamar . Dan duduk di ranjang sebelahku. Bingung , aku memutuskan untuk bermain game saja di ponsel dan bersandar di kepala ranjang tapi ..

"Tasya"panggil ka rilga

Aku menengok untuk melihatnya "Iya ka?"

"Jangan dengerin omongan ayah sama yena tadi yah" aku melihat ke wajahnya, tepat dimata nya . Sorot matanya membuat orang yang melihat nya meyakinkan.

"Hah. Aku sudah biasa sebelumnya, memang itu kenyataan nya kan" jawab ku sambil tertawa, mengalihkan rasa kesalku.

"Engga , kamu gak gitu. Jangan terus coba merendahkan dirimu sendiri"

Aku mendengus mendengarnya. "Jika itu kenyataannya memangnya mau apa lagi? Keluarga ku memang tidak sederajat dengan keluarga ini kan?" Aku kembali memainkan game yang sempat ku pause tadi.

"Sudahlah" dia pergi ke kamar mandi. Tak lama sudah berganti pakaian dengan pakaian rapih. Mungkin mau pergi?aku tak niat untuk bertanya , biarkan saja.

"Kaka mau keluar sebentar , kamu jangan kemana mana yah . Istirahat saja dulu "ucapnya mendekati ku dan mengelus rambutku.

Setelah mengucapkan itu dia pergi keluar dan kudengar suara mobil nya menjauh. Heh, bosan sekali. Lebih baik aku tidur lagi.

---------------------------------------

"Tasya hey bangun sya" ada seseorang mengguncangkan tubuhku pelan.

"Tasya, bangun dulu . Makan siang nanti kamu bisa lanjut tidur lagi." Aku menggeliat bangun dan mendapati ka rilga di depanku .

"Ayo bangun dulu , kita makan siang terus shalat"

"Ya" gumamku.

Dia pergi mengganti pakaiannya ke kamar mandi, kepalaku masih pusing jika dibangunkan seperti itu. Saat dia sudah keluar aku yang masuk kamar mandi kebelet pipis.

Ini tanggal berapa?kenapa aku bisa lupa dengan siklus bulanan ku, aku tidak membawa pembalut . Hey, yang benar saja ini bukan dirumah ku. Lalu bagaimana ini? Apa aku minta ka rilga untuk membelikannya?aku membuka pintu dan melihat ka rilga masih duduk di ranjang memainkan ponselnya.

"Kaa.." Dia masih asik dengan ponselnya.

"Ka." Panggil ku agak keras, dia menengok dengan muka bertanya. Ada apa?

"Boleh belikan sesuatu?

"Apa?" Meletakan ponselnya dan berdiri.

"Aku em..Itu..em......"

"Bicara saja apa yang kau butuhkan"

"Belikan aku pembalut" kataku cepat.

"Hah? Pembalut?kamu lagi?" Tanyanya.

"Iya" jawabku kesal.

"Sebentar kaka cari ke kamar yena , takut saja ada  di sana" di pergi keluar kamar.

Sangat memalukan sekali rasanya , ini pertama kalinya aku meminta barang kramat itu kepada pria dewasa. tak lama ada yang mengetuk pintu ,  ternyata ka rilga memberikan ku pembalut.

"Terimakasih" ucap ku cepat mengambil dan menutup pintu kamar mandi.

_____________________________

Setelah insiden itu tadi , aku coba bersikap biasa saja. Aku sangat malu hey tentu saja , seorang gadis meminta barang seperti itu pada lelaki dewasa yang benar saja.

Aku duduk di meja makan berdua dengan ka rilga, diam. Memakan makanan ku.

"Tidak mau tambah lagi makannya?"

"Tidak , ini sudah kenyang."tolakku

"Ya sudah ayo kita ke kamar, kaka mau sholat udah hampir habis waktunya" aku mengikuti langkahnya ke lantai 2 , tepatnya ke kamar kami.

"Kalau masih ngantuk tidur lagi aja, setelah sholat kaka juga mau tidur"setelah mengucapkan itu iya berlalu ke kamar mandi.

"Iya" aku menaiki ranjang dan coba memejamkan mata kembali , tapi tidak bisa.

Ka rilga telah selesai shalat dan berbaring di sebelahku. "Kenapa belum tidur juga?" Tanyanya.

"Gak bisa"

"Kenapa?lampunya gak dimatiin kan siang sya" katanya pelan.

"Iya gak dimatiin, tapi tetap gak bisa"

"Sini" aku mendongak melihat wajahnya.

"Sini deketan tidurnya " Aku mencoba sedikit lebih dekat dengannya walau ragu.

"Kaka peluk yah" hah? "Biar kamu bisa tidur" dia melingkarkan tangan kanan nya di pinggang ku dan tangan kirinya mengelus rambutku. Nyaman.

"Tidur sya" tegurnya saat melihat mataku masih terbuka. Aku memejamkan mata dan segera tertidur di dadanya.



Vote dan comment.

MerriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang