part 5

3.8K 116 7
                                    

#Awas Typo!!!!!!!!



Setibanya dirumah rilga langsung memasukan mobil nya ke garasi dan tasya masuk lebih dulu kedalam rumah. Saat tasya membuka handle pintu seseorang dari dalam juga melakukan hal yang sama, saat pintu sudah terbuka lebar ternyata orang nya adalah yena adiknya ka rilga. Yena menatap tasya sinis, entah kesalahan apa yang dulu tasya perbuat pada yena sehingga yena tidak menyukainya. Jika dipikir mereka saja dulu tidak pernah dekat. 

"Assalamualaikum"ucap tasya kepada yena yang masih berdiri didepannya.

"Waalaikumsalam"jawab yena dengan sinis, memandang tasya.

"Eh kenapa belum masuk?"tiba tiba saja rilga datang dan merangkul pundak tasya. 

"Eh kamu de, jangan ngalangin pintu napa kaka kan mau masuk. " yena mundur beberapa langkah dari pintu.  Tasya dan rilga masuk dengan tangan rilga yang masih dipundak tasya.

"Permisi kak, aku ke atas dulu"ucap tasya kepada yena.

"Ya. "Sinis yena.

"Ketus amat sih,  lagi dapet yah." goda rilga kepada adiknya.  Rilga hanya mencair kan suasana agar hubungan tasya dan yena menjadi lebih dekat. Bagaimanapun mereka sekarang keluarga.

"Gak. Udah sana" usir yena.

Tasya pergi ke lantai atas menuju kamar nya, setelah melepas tangan rilga dari pundaknya. Rilga mengikuti tasya berjalan dibelakang tasya. Saat akan menaiki tangga , ayah rilga tiba tiba saja muncul dan melihat tasya jalan membelakangi rilga.

"Gasopan jalan ngebelakangin suami, Ga pernah diajarkan yah? " setelah mendengar itu tasya berhenti juga rilga, tasya membalikan badannya untuk melihat ayah mertuanya itu.

Tasya tersenyum dan mengatakan "maaf". Tasya memberi kode agar rilga jalan duluan didepannya. Rilga melihat ayahnya yang sudah berlalu pergi, kemudian melihat tasya yang diam menunduk didepannya.

"Udah gausah dipikirin, ayo" ajak rilga.

Tasya hanya pasrah saja pada hidupnya. Memang selama nya ia akan jadi orang yang selalu melakukan kesalahan.  Entah hanya karna derajat keluarga atau masalah lain, yang kecil selalu tertindas, yang kecil tidak ada apa-apanya,  yang kecil selalu direndahkan.

Jika orang beranggapan tasya menerima semuanya dengan lapang dada, mereka salah besar. Tasya hanya manusia jika terus disakiti ia juga akan hancur. Walaupun diam saat direndahkan, ketahuilah tasya menangis. Menangis didalam hatinya, hingga orang disekitarnya pun tidak bisa mendengar . Ia bermain aman.

Tasya masuk ke kamar mandi tanpa melihat rilga yang dari tadi memperhatikanya. "Dia kenapa? Apa marah pas ayah ngomong tadi?" gumam rilga.

Rilga duduk di kasur dan memainkan ponselnya, tak lama pintu kamar mandi terbuka. Tasya keluar dengan pakaian santai disana dan duduk dikasur sebelah rilga. Diam dan berbaring menarik selimut,  padahal ini masih jam 5 kurang tapi tasya berniat tidur.

Rilga menghentikan aktifitasnya. Melihat tasya dan "sya, kenapa tidur. Ini udah sore bentar lagi magrib gabaik tidur jam segini" tasya tidak bergeming masih diam.

"Sya, bangun sebentar yah makan dulu.  Kamu kan belum makan,  apa kaka ambilin aja bawa kesi...... "

"Jangan." sahut tasya keras dan duduk bersandar di kasur.

"Kenapa? Kamu cape kan? Kaka bawa kesini aja gapapa"

"Jangan, gausah. Aku aja yang kebawah."

"Kenapasih?"

"Gapapa, gasopan aja." tasya mengulang kembali kalimat yang diucapkan ayah rilga padanya tadi.

MerriedTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang