Terkadang kalian hanya bisa menuntut, tanpa tau seberapa keras usaha orang tua untuk mengumpulkan punda-pundi rupiah hanya untuk membahagiakan kalian yang terkadang tidak tahu diri.
THE BABY TWIN
SA__SF****
AUTHOR'S POV
"Dear, i'm pregnant," ujar seorang gadis dengan nada rendah. Matanya tak berani untuk bersitatap dengan sang lawan bicara. Karena kondisi cafe ini sedang sepi, pria itu—sang lawan bicara—dapat mendengarnya dengan jelas.
Bola mata pria itu membesar. Dia syok atas penuturan wanita di depannya yang notabenenya adalah pacarnya. "WHAT?! Kamu bohong kan?!"
"Buat apa aku bohong dengan hal sensitif seperti ini?!"
"No, it's definitely not my child!"
"Jelas-jelas selama ini aku hanya berhubungan dengan kamu. Bukankah kamu akan marah jika aku dekat dengan pria lain, walau itu hanya untuk mengerjakan tugas sekalipun. Kamu sendiri selalu membatasi gerak-gerikku. And of course you know, have I been close or related to other men? Enggak kan?!"
"Oke, oke, kita aborsikan saja kandungan sialan kamu itu, Fira."
"You are crazy?!" Teriak wanita yang di panggil Fira oleh pria di hadapannya. Matanya berkaca-kaca, menahan amarah bercampur kecewa.
Tak peduli kepada penghuni caffe yang sudah menatap penasaran kearahnya.
"Duduk. Don't make me shy." Desisnya tajam.
Dengan lemah, Fira menuruti ucapan prianya. Lalu ria itu mengambil sesuatu dari jas hitamnya.
Wait, itukan buku cek?
"Ini, lima ratus juta untuk menggugurkan kandungan sialanmu itu. And forget everything that ever happened between us." Setelah mengatakan itu pria berjas hitam langsung pergi meninggalkan wanita itu yang sedang menangis sesunggukan.
"Bundaaa wake up! Bunda kenapa?!" Kedua anak itu mengguncang-guncangkan tubuh sang ibu dengan sangat brutal menggunakan tangan mungil mereka. Menatap khawatir sang ibu yang sejak tadi mengigau tidak jelas, seperti orang ketakutan bahkan di wajahnya penuh dengan peluh keringat seperti seseorang yang habis berolahraga. Padahal AC menyala dengan suhu 25° celcius.
"Kak, bunda kenapa?" Dengan suara bergetar dan dengan mata yang sudah berkaca-kaca anak kecil bergender perempuan itu memeluk erat tangan kembar fraternalnya.
"Hiks bunda bangun," isaknya sambil memeluk ibundanya dengan erat.
Merasakan pergerakan bundanya, ia langsung melepaskan pelukannya.
Dengan gerakan tiba-tiba sang bunda langsung memeluk kedua anaknya dengan erat. "Eza...Ena tolong jangan tinggalin bunda. Maafin bunda belum bisa menuhin keinginan kalian. Tapi bunda janji, kalau bunda udah punya banyak uang, pasti bunda beliin semua yang kalian pingin."
"Hiks adek ngga akan ninggalin bunda...." balas Ena sesenggukan karena terlalu lama menangis.
"Kakak juga ngga akan ninggalin bunda. Kakak ngga mau apapun, cukup ada bunda di sisi adek dan kakak, kakak udah ngerasa bahagia," sahut Eza sambil menghapus air mata ibundanya dengan sangat pelan seolah jika dia melakukannya dengan kasar hal itu akan merusak muka bundanya. "Bunda Fira, kan bunda ter-the best!" Tambah Eza yang di angguki oleh kembarannya yang berstatus sebagai adik di kartu keluarga, Ena.
KAMU SEDANG MEMBACA
THE BABY TWIN
RandomMemang, seluruh isi dunia dapat kau miliki. Tapi tidak dengan hati yang telah terlukai. Kecewa. Rasa itu tetap terpatri di dalam dada. Jangan salahkan pada rasa. Karena rasa itu tumbuh karena sebuah ucapan yang tak di tepati. --Fira Naraya Pandhita...