t i g a

24.1K 1.2K 57
                                    

Apa susahnya sih mentaati sebuah peraturan? Kalian hanya perlu laksanakan tanpa banyak omong. Toh, kalian ngga akan di rugikan.

THE BABY TWIN
SA__SF

***

Sebuah bangunan pencakar langit berdiri kokoh di tengah hiruk pikuk kota. Tulisan besar terpampang jelas di bagian atas gedung, PT. BUMI INDAH.

Mengingat perjalanannya selama ini membuat Fira meringis, betapa menderitanya dulu ia hidup sendiri di kota metropolitan yang serba mahal ini. Apalagi pada saat ia tahu tengah mengandung, tepat di hari itu juga ia di pecat dari pekerjanya. Miris bukan? Dan satu lagi jangan sampai lupa, dia di tendang oleh kekasihnya sendiri.

Untungnya, dia bertemu dengan sahabatnya, Fildan Assyarif, yang dengan senang hati menerimanya di perusahaan besar dan dengan gaji yang sangat besar pula.

Mungkin, jika pada saat itu ia tak bertemu dengan Fildan, entahlah apa yang akan terjadi dengannya.

"Woy, Fir napa lo bengong?" Tegur seseorang dari arah belakang.

"Gue heran, lo bos tapi kagak ada sifat coolnya sedikitpun." Cibir Fira menatap Fildan kesal.

"Elah, buat apa jadi orang lain. Kalau orang humoris kayak gue ini di sukain banyak orang," balas Fildan dengan menaik-turunkan alisnya.

"Lo mah bukan humoris. Tapi, pecicilan yang menjijikan," sinis Fira sambil berjalan duluan meninggalkan Fildan yang sedang menatap Fira tak percaya.

"Ck, semenjak di tinggal doi, mulut Fira makin pedes!" Decak Fildan sambil berlari mengejar Fira.

Dengan tiba-tiba Fildan menghentikan larinya, "Woy, Fir, nanti ke ruangan gue ya!" Teriak Fildan setelah mengingat buat apa ia mengejar Fira jika ia bisa berteriak. Hahaha. Otak itu gunakan, bukan di jadikan pajangan doang.

"Dasar bos rasa office boy!" Ejek Fira dengan suara lirih. Ia merasa kesal karena bosnya itu tak memiliki malu. Jika ingin menyuruhnya ke ruangannya, dia bisa memanggilnya lewat interkom kan? Dan juga ia bekerja dalam satu ruangan dengannya karena ia adalah seketaris, lalu buat apa berteriak dan membuat dirinya malu sendiri.

Fira tak habis fikir mengapa dulu ia bisa berteman dengan Fildan? Pasti rasanya ingin mencaci maki terus karena kebodohannya itu.

Huh, sudahlah lupakan memikirkan Fildan membuatnya jengkel saja.

🌷🌷🌷

Ena menatap iri teman-temannya yang sedang asik bermain, Ena jenuh duduk terus menerus disamping kakaknya.

Setiap kali ia ingin bermain di jam selain jam bermain, dia selalu mengingat nasihat Fira. "Kalau di kelas lagi ada guru, jangan bercanda atau mainan, kasihan guru kalian yang pastinya ngerasa kewalahan mengurus anak-anak yang kadang ngga bisa di atur."

Huh, memang sih ada benarnya juga, tapi apa ngga boleh bermain sebentar saja agar tidak bosan? Ya sudahlah lupakan, Ena tidak ingin menjadi anak durhaka karena tidak mendengarkan apa kata orang tua.

"Kak, adek bosen kayak gini telus," ungkap Ena sambil menelungkupkan wajahnya di antara lipatan tangannya.

"Kamu main sama temen-temen kamu yang lain aja, biar ngga bosen," balas Eza sambil merapihkan rambut Ena yang tak di kuncir.

THE BABY TWINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang