"Kau berencana pergi lagi?"
"Aku seorang model papan atas, man. Traveling satu minggu ke prancis untuk pemotretan, kenapa? Mau menitip gantungan kunci menara effiel?" seorang pria tengah berdiri sembari memegang scangkir hangat dari cairan hitam pekat tanpa gula —espresso. Wajahnya nampak segar seperti baru selesai mandi, mengenakan hoddie serta celana training adalah hal terbaik di minggu pagi setelah selesai jogging.
"Ck, bukan begitu, lusa jimin juga akan ke hongkong." cercanya sembari memposisikan tubuhnya di sofa seperti biasa. Musim baru akan berganti, itulah kenapa pria yang sebenarnya tidak diundang hari ini akan sibuk mengurus pekerjaan keliling dunia yang selalu di gembar gemborkan itu. Maaf saja bung, jungkook tidak akan pernah iri.
Jeon Wonwoo, hottest model korea masa kini yang marak digandrungi kaum hawa. Usianya hanya terpaut dua tahun diatas jungkook, dia adalah saudara tiri alias anak pertama dari hasil pernikahan resmi ayahnya. Satu-satunya orang terdekat dari keluarga inti mereka.
Dan kalau mereka berdua pergi siapa yang akan mengurusi makanannya selagi di rumah? Hantu?
"Kau punya jennie, kenapa dibuat susah sih hidupmu?" Kata wonwoo sarkas, dia sedang berkacak pinggang dengan wajah yang kesal.
"Maksudmu hantu penghuni apartement ini? Jangan diharapkan, dia tidak pernah perduli sekalipun pada debu dibawah sendalnya."
"Ck, lalu bagaimana? biar ku suruh jimin memesankan makanan, timezone korea dan hongkong tidak begitu jauh kan." Gunggam wonwoo. Well, semudah itu mengatakannya, tidak tahu saja dia sendiri pernah kerepotan karena itu, apalagi pria yang jelas menjadi kakaknya itu pernah memgerjainya dengan membuat pembayaran di tempat, membuat ia sendiri butuh setengah jam menemukan dompetnya dan membuang waktu si pengantar makanan, lalu jimin yang bercerita harus pergi ke toilet dari rapat pentingnya untuk memesan makanan antar. Jungkook juga sudah pasti memikirkan hal itu akan merepotkan walaupun sering kali sukses, namun itu bukan sebuah gagasan bagus. Kenapa tidak mengorbankan salah satu dari mereka saja? Jimin sih sudah jelas dia harus mengerjakan pekerjaan atas nama ayah mereka, jadi jawabannya sudah ketemu kan?
"Kau saja pria kaya, uang di bank mu pasti sudah mau meledak minta dihabiskan. Kenapa repot-repot bekerja jika sudah punya banyak uang? Lebih baik temani aku sampai jimin pulang."
"Cih, kenapa tidak suruh temanmu saja yang mengcancel pekerjaannya? Kau tidak tahu ya? Penggemar ku disana banyak yang sudah menunggu dari jauh-jauh hari. Kau tega membuat penggemarku kecewa? Kalau tahu siapa penyebab ditundanya pekerjaanku habis lah kau."
"Dasar narsis, dia sibuk, jangan mengganggunya. Ayah harus mengirimnya ke hongkong beberapa kali dalam satu bulan, dia begini juga karena dirimu." Cerca pemuda itu sekali lagi sambil membuat suara klik dari ujung lidah.