27. Si Penghuni Baru

1.4K 103 1
                                    

Yuki's POV

Semenjak kedatangan ire, aku sudah tidak merasa kesepian lagi.
Tapi entah kenapa, sikap Haise menjadi lebih dingin.
Um entahlah, aku tidak mengerti apa yang dia pikirkan.

Hari ini, Haise kembali bekerja seperti biasanya. Ingin sekali aku ikut bekerja. Mungkin aku sedikit cemburu?
Yah, diperusahaan nya banyak pegawai baru yang terus berdatangan untuk melamar pekerjaan.
Dan sekitar 80% adalah wanita.
Cantik, Muda, dan mulus.

Akhhhh...
memikirkannya saja membuatku geram.
Walaupun Haise mengatakan kalau dia hanya mencintaiku.
Tapi tetap saja, kami kan belum menikah.
Bagaimana jika Haise menyukai wanita lain ??!



"Berhentilah melamun" ucap ire mengagetkanku.

"Kau membuatku terkejut ire," kataku

"Coba kutebak, kau pasti sedang memikirkan pacarmu yang sedang bekerja bukan? Oh atau kau merasa cemburu? Atau----" Entah kenapa aku langsung merasa kesal.
Ukkhh aku tidak mau mendengar kelanjutannya lagi


"Hentikaannn!!" Aku langsung memotong ucapan ire. Wajahku langsung terasa panas. Kulihat ire sedang menahan tawa.

"Itu tidak lucu ire" Dan akhirnya dia tidak bisa menahan tawanya


"Buahahhaha maaf maaf.."

"Hufftttt..." aku mendengus kesal.
ire berjalan mendekatiku.

"Neh, jika kau penasaran dengan pekerjaan Haise, kenapa kau tidak menemuinya nanti siang."

"Hum.. iya juga ya .. eh tapi nanti Haise marah bagaimana" jika aku kesana tanpa alasan, Haise bisa marah lagi. Dan kalian tau kan, apa yang akan Haise lakukan jika ia sudah marah.

"Ya ampun Yuki,.. tinggal kasih alasan saja, kau ingin memberikannya bekal makan siang. Mudahkan" Wah! Ire memang cerdik!
"Yosh!! Kalau begitu bantu aku membuatkan bekal untuknya ya!" Aku langsung pergi menuju dapur dan mulai memasak.
Ire membantuku. Jadi kami menyelasaikan bekalnya dengan cepat.

-skiptime-

"Yosh!! Selesai!" Teriakku bahagia. Aku lirik jam, 11:30

"Sebaiknya aku segera bergegas"

"Biar aku yang mengurus bekalnya, kau bersiaplah" kata ire.

"Tolong ya!" Aku langsung ganti baju, dan merapikan diri untuk datang ke perusahaan Haise.



-skiptime-

"Hati-hati dijalan!!" Ucap ire sambil melambaikan tangannya.

"Iya! Aku titip rumah ya!" Ucapku sambil membalas lambaian tangannya.Aku langsung berjalan menuju stasiun kereta api. Yap! Jarak antara rumah kami dengan perusahaan itu jukup jauh. Sekitar lima belas menit perjalanan, akhirnya sampai didepan perusahaan riku.Padahal Haise bilang perusahaannya masih kecil karena baru memulainya dari awal.
Tapi!!
Kenyataannya!
Perusahaan ini sudah besar!!!
Aku hanya melongo heran bukan main.
Perusahaan ini sangat besar! -.-
Aku langsung berjalan menuju pintu masuk, tapi terhalang oleh para pelamar pegawai.

Sekitar lima meter jarak antriannya.
Ya ampun panjang sekali -.-

Disana banyak wanita-wanita chili yang masih ber makeup.

Dasar ganjen! -,-

"Neh, aku dengar direktur perusahaan ini masih muda dan tampan loh, belum menikah pula" bisik seseorang yang ada disampingku.

"Wahh.. aku berharap dia bisa jatuh cinta padaku" respon wanita yang ada disebelahnya.

Mendengar percakapan mereka membuatku semakin kesal. --" Haise itu milikku --"! Aku terus bergumal dalam hati, Mengutuk para chili itu.
Aku berusaha menahan emosiku.
Dan berjalan memasuki gedung besar itu, tapi aku malah dihadang satpam.

"Hei nona! Kau harus mengantri" Aku mencoba menerobos satpam itu.

"Aku ini ingin bertemu Haise, minggir" " tidak boleh, pak Haise itu sedang sibuk, dan dia tidak mau menemui fansnya" ucap satpam.
Membuatku semakin geram

"Dengar ya! Aku bukan fansnya! Aku ini. . . " tiba-tiba ucapanku terhenti. Sebenarnya aku ini siapanya Haise?

Pacarnya?

Calon istrinya?

Tapi semenjak tiga tahun ini, Haise tidak pernah membahas masalah hubungan kami.
Dia hanya mengatakan kalau dia mencintaiku.
Tapi apa status kami sekarang.
Aku berdiam diri cukup lama.
Dan akhirnya si satpam menarikku keluar.

"Lepaskan! Aku mau masuk!"
Aku tidak memperdulikan tatapan aneh, iri ataupun benci dari para pegawai yang mengantri.
Bahkan aku mendengar mereka menjelekkanku dari belakang. Mengatakan aku menjijikan, tidak tau malu.
Dan masih banyak lagi.
Tapi aku tidak peduli.
Aku terus mencoba masuk gedung ini. Aku ingin bertemu Haise.

"Haise!!" Teriakku.

"Hei! Jangan teriak-teriak bodoh!" Satpam itu masih terus menarikku.
Akhirnya muncul sebuah ide yang cukup ekstrim.
Dengan cepat, kutendang 'anu' dari satpam itu.
Si satpam hanya meringis dan langsung memegang 'anu' nya yang kutendang.

Inilah kesempatannya. Aku langsung berlari masuk kedalam perusahaan itu. Banyak orang yang memperhatikanku.
Tapi aku masih tidak peduli.
Ternyata pak satpam masih belum menyerah, dan masih terus mengejarku.

"Berhenti kau!" Teriaknya.
Aku menaiki lift.
Menuju lantai paling atas. Karena aku yakin Haise ada disana.
Setelah keluar dari lift, aku melihat sebuah pintu besar disana.

Dengan cepat aku berlari, membuka pintu itu
.
.

Dan mataku terbelak.
Melihat adegan yang membuatku sangat marah!
Bagaimana tidak marah!
Haise masih berduaan dengan seorang wanita!
Dan
dan!!
Posisinya!! Haise sedang duduk, dan wanita itu berada di pangkuan Haise! Haise dan wanita itu menatap kearahku.
Dan si chili itu malah diam saja. Bukannya segera menjauh dari Haise, dia malah lebih mendekatkan dirinya pada Haise.
Dan Haise hanya diam saja!!!Tanpa sadar air mataku mulai menetes.
Haise yang melihatku menangis langsung beranjak meninggalkan wanita chili itu.
Dia mendekatiku, tapi tanpa sadar aku langsung melempar bekal makananku kearah Haise.
Haise bisa mengelak dari lemparan bekal itu.
"Yuki---"

"Haise bodoh!!" Aku langsung berlari meninggalkannya.
Aku melewati pak satpam yang mengejarku dan dia pun hanya menatapku heran.
Sudah sampai dilantai bawah.  Rasanya kakiku lelah.
Air mataku sudah tidak bisa terbendung lagi.
Semua karyawan dan para pelamar pun hanya menatapku aneh.
Aku berjalan ke pintu keluar.
Tapi tanganku tiba-tiba ditarik oleh seseorang.


"Yuki!" Teriak lelaki itu.

Lelaki itu menarikku masuk kepelukannya.

"Ha-haise?"
.
.
.
.

Tbc :v

My Contract BoyfriendTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang