future 1.0

675 120 14
                                    

p.s
Ini cerita masa depan mereka.
Part" kayak gini bakal disempilin, biar bisa ngikutin alur. Dan akan ada perubahan bahasa di authornya. Dan juga part future bakal pendek2 aja.

Happy reading 🌈

-Skyline-

Udara dingin pagi itu membelai lembut segala yang diterpanya.

"Kencengin sabuk pengamannya dulu"

"Udah kok"

Seorang pria tampan nan gagah tengah membenarkan seatbelt yang dikenakan istri tercintanya.

"Sekarang kita mau kemana dulu?"

"Jemput Roro dulu, kan dia minta nebeng"

"Aduh tuh anak gak pernah ya gak ngerepotin"

"Jangan gitulah, kamu kalo sewot terus sama dia nanti tambah cinta"

"Apaansih Nas"

"Ih sakit tau, kebiasaan banget nyubit2 pipi aku. Emangnya pipi aku ini squishy apa dicubitin mulu"

"Pipi kamu kenyel sih, kayak tahu hehe"

"Nyebelin"

Pria itu terkekeh kemudian mengambil kemudi dan mulai menyetirkan mobilnya.

***

Setelah sampai ditempat yang dituju, ketiganya turun dari mobil dan berlari kecil menghampiri semua yang sudah menunggunya.

"Huaa gua kangen kaliaan"

"Gue juga kangen lo, Ro"

"Apaansih cok!"

"Hadeh ini pengantin baru peluk aja terus yak itu, kayak ga sudi banget meluk gua"

Kaki ramping itu berlari memeluk sahabat baiknya itu.

"Ibu ibu hamil baperan mulu elah, tuh gue peluk elaaah"

"Siapa tau nular ke elo kan"

"Aminnn dahhh"

Seketika tawa itu muncul kembali.

Setelah tiga tahun tawa mereka hilang bagai ditelan bumi.
Dan kini tawa itu kembali lagi, kembali seperti saat semuanya ada.

Keganjilan itu membuat mereka tidak bisa saling bercengkrama untuk beberapa saat.

Merasa salah satunya hilang.
Merasa hampa akan hal itu.

Kehampaan itu seolah datang bagai badai yang menerpa persahabatan mereka.

Menelan banyak kebahagiaan.

Menelantarkan banyak senyuman.

Dan mencabik-cabik uluh hati mereka.

Senyuman yang dulunya ada, sempat hilang bagai ditelan bumi.
Tawa yang dulunya menggema, sempat patah ditengah jalan.

Namun sekarang, mereka berkomitmen untuk merelakan segalanya.
Merelakan kehampaan itu selamanya.

Karna bagaimanapun, keganjilan yang terjadi tidak terasa sedikitpun.

Mereka sudah menyimpan baik-baik dirinya di dalam hati mereka.

"Mau ke pusara sekarang?"

"Yuk deh, takut kesorean"

"Roro mau naik mobil siapa?"

"Gue nebeng mobil ucok aja deh hehe"

"Yeu bilang aja mau modus"

"Bukan modus bi, mau clbk mereka"

"Gue sleding lo yun!"

Setelah perdebatan tidak penting yang selalu mereka lakukan, mereka berangkat.

Mengunjungi orang yang amat berarti bagi mereka.
Melihat senyumanya walau hanya dari figura coklat berbahan kayu pinus itu.

Melihat sosoknya walau terhalang kaca sebagai pembatas antara dunia nya dan dunia mereka.

"Hai...."








To be continued....

-Skyline-

Sesingkat ini lah :))

Skyline (98line) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang