Fakta Atau Kebohongan

15 1 0
                                    

"Dimana dia? Bukankah perjanjian kita bertemu di tempat ini? Sekarang juga sudah pukul empat sore, lantas kemana dia?"

"Tuan, apa anda mencari seseorang?"

"Tentu saja. Aku takut dia tersesat, atau mungkin dia sebenarnya buta arah?" ujarku kali ini makin panik.

"Kalau begitu silakan perintah anda, tuan." ujar laki-laki paruh baya yang memang sudah menjadi layaknya kakek untukku.

"Suruh pengawal mencari gadis itu. Sementara aku akan mengurus hal lain."

"Dimengerti, tuan."

#####

"ARGHHH!!!!! JAUHKAN BENDA ITU DARIKU!!" teriak seorang gadis di seberang sana. Aku hanya bisa melongo sekaligus perih melihatnya terlentang di atas bed percobaan.

"Kau berkata apa? Aku tak mendengarmu.." ujar lelaki serba hitam yang kuduga adalah anak buah dari dalang dibalik ini semua.

"Kubilang, LEPASKAN!!! ITU SAKIT SIALAN!!" Reta terus menjerit sambil memaki dan menahan tusukan berupa jarum-jarum berisi cairan hijau masuk lebih dalam lagi, entah apa isinya. Yang jelas, karena hal itu, Reta sangat tersiksa.

Tapi sepertinya aku sedikit tahu tentang cairan itu. Cara kerjanya mirip seperti obat pembius, bedanya jika pembius disuntikkan dengan tujuan menenangkan, jika cairan ini berfungsi untuk memicu organ agar bekerja lebih cepat dibanding biasanya dan menimbulkan kesakitan. Jika terus menerus, maka pembuluh darahnya bisa pecah.

Sial!! Apakah tak ada yang bisa kulakukan?!

"Memangnya aku pernah mengatakan ini akan empuk dan manis? Ahahaha... kau mulai meracau putri Dinar.." sialan, aku ikut terpancung emosi melihat tingkah menjijikan orang serba hitam itu.

"Diamlah!! Aku bukan Putri Dinar!!"

"Ayolah gadis kecil, kau mungkin sudah dicuci otak oleh kedua orang tuamu itu. Seharusnya kau berterimakasih kepada kami karena telah membunuh mereka.."

"SIALAN KAU!! DASAR IBLIS!!"

"Kau anak yang tak tahu diuntung rupanya," ujar laki-laki brengsek itu. Sial, aku tak akan sempat menolongnya jika seperti ini. Reta bisa-bisa kehabisan darah duluan. Parahnya aku juga terperangkap bersamanya.

Flashback

"Maaf tuan, kita memang sudah berhasil melacak gadis itu. Tapi... dia ditawan oleh orang-orang elite, tuan. Sulit bagi kita untuk masuk ke dalam jangkauan markas itu."

"Pasti ada satu cara. Jangan bilang orang-orang elite itu adalah.."

"Iya tuan, anda benar."

"Sial! Sudah kuduga dialah dalang dibalik semua ini. Dasar! Aku benar-benar tidak tahu bagaimana pola pikir orang-orang dewasa. Pengawal, kirim mata-mata menuju tempat itu. Aku sendiri yang akan menyelinap ke tempat itu."

"Itu sangat berbahaya tuan, sebaiknya anda berikan perintah kepada kami."

"Tidak. Kalian terlalu mudah dikenali, apalagi jika kalian sudah diketahui anak buah dari Pahlawan Revolusi, mungkin kalian sudah dibunuh di tempat. Jika aku, walau keturunan sah, namun aku invisible. Jadi tak usah hiraukan aku dan lekaslah bergegas."

"Siap tuan!"

#####

"Tuan, anda baik-baik saja?" tanya pria di seberang sana dengan nada khas khawatirnya.

Never Forget It!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang