Pria yg disukai lesley

246 24 0
                                    

"Bangun, bangun" tiba2 ada suara teriakan yg menyuruhku bangun dari tidurku. Org itu menarik dgn paksa selimutku dan membuka gorden kamarku hingga cahayanya merambat masuk kedalam. Aku sangat terganggu dgn apa yg dilakukan org ini.
"Ruby!! Ayo bangun, sudah jam 9 nih"
"Ahh.. Hari ini kan akademi libur" kataku masih setengah tidur.
"Aku tidak peduli hari ini libur atau tdk yg jelasnya kamu bangun"
"Tadi malam aku begadang"
"Aku tdk peduli. Sekarang bangun!! Jam tidurmu sudah berlebihan" katanya seraya menarik kedua tanganku hingga badanku terduduk. Saat kubuka mataku, samar2 kulihat wanita berambut panjang yg tengah mengomel tepat dihadapanku. Siapa lg kalau bukan Lesley.
"Sekarang kamu mandi. Aku sudah menyiapkan sarapan. Kita makan bersama"
"Iya, iya" kataku sedikit enggan. Akupun segera melakukan apa yg dikatakan lesley. Setelah mandi dan berpakaian aku menuju ruang makan.
"Kau memasak sarapan atau makan malam? " tanyaku pada lesley.
"Memangnya kenapa? "
"Ini terlalu berlebihan"
"Aku memasak banyak krn kulihat bahan makananmu banyak dan lagi,  porsi makanmu besarkan? Jadi aku sengaja masak banyak"
"Hah? Kau memasak semua bahan makananku? Padahal itu semua aku siapkan untuk beberapa hari"
"Hehe.. Tenang saja Ruby, kita bisa beli lagi" kata lesley tanpa merasa bersalah.
"Sudahlah" akupun segera menyantap makanan yg ada dihadapanku saat ini.
"Kau tahu Ruby? Layla memberitahuku kalau ada penjual antik disekitar sini"
"Penjual antik? "
"Iya, dia menjual bermacam2. Mulai dari pakaian, sihir maupun senjata. Kau mau kesana? "
"Kau pasti datang kesini krn ingin ditemani kesana kan?"
"Kau jangan salah sangka. Dia juga menjual sabit yg sama persis dgn punyamu. Tapi sabitnya bisa terlipat dan tdk repot dibawa. Tdk seperti sabitmu, setiap kau jalan dgnku sambil memegang sabitmu itu terkadang aku ngeri sendiri. Suatu saat bisa jadi aku terpotong krn kau tdk sengaja menyenggolkan sabitmu padaku"
Sehabis sarapan, aku dan lesley berjalan menyusuri kota. Tanpa disangka saat ditengah jalan, aku melihat zilong yg tengah asyik berjalan sambil bicara dgn teman laki2nya yg memiliki poni kesamping, dgn syal ungu yg membalut lehernya. Tiba2 lesley berhenti.
"Oo.. Ruby!! " sapa zilong dari kejauhan.
"Oo" teriakku seraya mengangkat satu tanganku untuk membalas lambaiannya. Seketika itu juga lesley bersembunyi dibelakangku.
"Apa dia sudah pergi? " bisik lesley padaku.
"Iya, mereka sudah pergi. Tapi mengapa kau sembunyi dibelakangku? "
"Agar aku tidak dilihatnya"
"Mm.. Kurasa itu percuma, tubuhmu kan lebih besar dari tubuhku"
"Ahh.. Ruby!! Aku panik, buat aku tenang, buat aku tenang"
"Eh.. Eh.. Ayo kita lupakan hal tadi lalu segera menuju toko antik yg kau katakan" kataku dgn nada bersemangat.
"Payah" kata lesley dgn wajah datar.
"Kau yg menyuruhku menenangkanmu tahu" kataku emosi.
"Tapi pemilihan katamu sangat payah" kata lesley sambil tertawa.
"Tunggu dulu, kau bersikap tdk wajar. Apakah kau menyukai... " aku sengaja tdk melanjutkan perkataanku sambil melirik lesley yg wajahnya tengah memerah.
"Tapi lesley, kau jangan menyukainya krn dia sudah punya gadis yg dia sukai"
"Eh? Benarkah? Siapa? "
"Freya. Gadis dari kelas fighter, sama sepertiku"
"Kenapa kau bisa tahu? "
"Aku sedikit akrab dgnnya"
"Ka... Kau akrab dengannya? Sungguh?" kata lesley dgn nada suara yg meninggi.
"Itu wajar saja krn saat upacara penerimaan dia org yg pertama menemaniku berbicara. Lalu sampai sekarang kami selalu sekelas"
"Kalian sekelas? Bukankah dia di kelas mage? "
"Bukanlah, dia di kelas fighter. Tapi aku terharu gadis cantik sepertimu menyukai zilong. Apa yg membuatmu tertarik? "
"Eh... Zilong? Jadi yg kau bicarakan dari tadi itu zilong? Apa dia org yg menyapamu tadi? "
"Kau tdk tahu? Kau kan menyukainya" seketika itu tawa lesley pecah.
"Kau pikir aku menyukainya? "
"Berarti dugaanku salah ya? "
"Tentu saja"
"Kalau begitu yg kau sukai. Adalah laki2 yg disamping zilong? "
"Iya" dgn sigap lesley menutup mulutnya dgn kedua telapak tangannya.
"Wow.. Seleramu tinggi juga ya. Laki2 itu memang tampan dan keren. Tapi apa kau menyukainya hanya krn tampangnya? "
"Tentu saja tdk. Sekarang aku tanya pdamu apa kau menyukai Alucard krn tampangnya yg cool dan keren? "
"Ti.. Tidak. Lagi pula knp kau menyimpulkan jika aku menyukainya" mendengar perkataanku lesley hanya terkekeh.
"Dulu aku sekelas dgn gussion di kelas assasin. Aku adl murid baru diakademi, dan org yg paling pertama menegurku adalah gussion. Aku juga selalu mengagumi sifatnya yg pendiam, dewasa dan terkesan cuek. Aku tdk suka dgn laki2 yg cerewet dan banyak bicara. Tapi, Aku suka laki2 seperti gussion. Dia adalah tipeku"
"Kau harus menyukai laki2 yg seperti itu krn kau itu cerewet. Jadi kau harus menemukan laki2 yg dewasa. Jika kau bersama dgn laki2 yg sama cerewetnya dgnmu. Tdk bisa kubayangkan"
"Ruby... " lesley tdk sempat melanjutkan kalimatnya krn kami sudah sampai ditoko antik.
"Hebat ya barang2nya" kataku.
"Benarkan yg kukatakan. Hey! Ada perlengkapan sniper lengkap dgn pakaiannya" kata Lesley seraya menunjuk kearah perlengkapan sniper.
"Itu bukan hanya pakaian biasa. Pakaian itu dilengkapi dgn alat canggih yg bisa membuatmj tdk terlihat selama beberapa menit" tiba2 ada seorang kakek tua yg menjelaskan.
"Boleh kucoba? "
"Tentu, silahkan"
Sambil menunggu lesley yg mencoba pakaiannya aku melihat2 sekeliling.
"Kau mencari apa nak? " tanya kakek yg tadi.
"apa disini benar2 ada sabit yg busa terlipat?"
"Tentu saja. Ini dia" kata kakek itu seraya memberikanku tongkat pendek yg tebal.
"Ini tongkat kek" mendengar perkataanku kakek itu hanya tersenyum.
"Coba kau buka" apanya yg dibuka? Batinku.
"Tarik ini, lalu ini" kakek itu memperlihatkan padaku cara membuka sabit lipat ini. Aku terkejut melihat sabit merah ini. Benar2 luar biasa.
"Apa ini bisa digunakan bertarung? "
"Tentu saja bisa. Kau juga bisa membunuh demonata menggunakan sabit itu. Sabit ini juga dilengkapi mantra sihir. Kau bisa menebas lawan yg berjarak 2 meter daru tempatmu berada. Dan sabit ini juga ringan sehingga kau bisa dgn mudah menarik lawan yg besar. Jangkauannya juga luas krn sabit ini cukup besar"
"Kakek sangat hebat membuatnya. Kakek membuat sesuatu yg tdk mungkin" kataku kagum.
"Itu sebabnya aku disebut ilmuwan gila" katanya sambil tersenyum.
"Ilmuwan gila yg hebat"

Bersambung...

Alucard ruby (aluby) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang