Sebelum bertemu Alucard part I

219 14 2
                                    

Kubuka pintu rumahku perlahan. Saat ku menengok ke sebelah, terlihat seorang nenek yang tengah tersenyum ramah kepadaku. Kubalas senyuman itu dgn senyuman yg sama. Dia adalah nyonya Maria, yang memberikanku rumah sederhana namun nyaman ini yang menjadi tempat tinggalku hingga sekarang.
"Kau akan lanjut bersekolah di mana?" tiba2 terdengar obrolan dua gadis yg tak jauh dariku.
"Aku akan sekolah di akademi land of dawn" jawab gadis berambut panjang dengan poni yg menutupi sebelah matanya. Saat itu aku tak pernah menyangka bahwa gadis itu akan menjadi sahabat karibku.
"Hebat, aku juga ingin bersekolah disana tapi ayahku melarangku. Dia ingin aku masuk sekolah swasta"
"Haha.. Tidak apa, kau bisa belajar dariku"
"Kau benar" kedua gadis itu tertawa terbahak bahak. Tanpa sadar mata gadis berambut panjang itu menatapku. Akupun segera masuk kedalam rumah.

Tok..tok..tok.. Tiba-tiba ada suara ketukan dari luar rumah. Dan aku tahu siapa itu. Saat kubuka pintu, ternyata dugaanku benar. Dia adalah nyonya maria. Yah, setiap hari yg selalu berkunjung kerumahku hanya nyonya maria seorang.

"Kau ingin ikut aku berbelanja?" tanya nyonya maria kepadaku.
"Tentu saja. Jika itu bisa membantumu"
"Baiklah Ruby, ayo kita berangkat"
Nyonya maria sudah  kuanggap seperti ibu sekaligus nenekku. Awal pertemuanku yaitu ketika aku masih menjadi seorang pengelana, saat itu aku yg baru sampai diland of dawn bertemu dgn nyonya maria dan aku bertanya padanya tentang penginapan. Lalu ia menawarkanku sebuah rumah yang bisa kutempati seumur hidupku. Dahulu, rumah ini adalah milik anak nyonya maria. Nyonya maria beserta suaminya tinggal dirumahnya yang ia tempati sekarang sedangkan anaknya yg sudah berkeluarga tinggal dirumah yg kutempati saat ini. Namun, anak nyonya maria beserta keluarganya tewas karena diserang demonata. Anak nyonya maria merupakan salah satu prajurit kerajaan, namun ia mati karena berusaha melindungi ibunya yang tercinta. Dan pada hari berikutnya istri dan buah hati anak nyonya maria juga jadi mangsa demonata. Memang, tinggal didekat danau emerlond sangat berbahaya karena disana tempat yang rawan didatangi demonata oleh karena itu banyak warga yg pindah, namun nyonya maria dan suaminya tetap tinggal disana. Hingga suaminya meninggal karena penyakitnya dan faktor usia, meninggalkan seorang istri yg sangat dicintainya.

"Kau mau bersekolah?" tiba2 nyonya maria menanyaiku hal yg tdk pernah terpikirkan olehku saat kami berjalan pulang kerumah.
"Tidak"
"Apa kau masih takut?"
"Iya. Bagaimana kalau aku membunuh lagi?"
"Tapi.. Segel itu kan ada. Yg diberikan oleh seorang malaikat baik dan cantik yang pernah kau ceritakan"
"Aku takut, bagaimana jika segel ini tidak kuat. Aku.. Tidak bisa bergaul dgn siapapun karena mungkin saja aku akan melukainya"
"Tapi kau tidak pernah melukaiku" nyonya maria berkata sambil tersenyum.
"Kau juga selalu membantu orang-orang. Kau itu bukanlah monster melainkan seorang gadis manis yang baik hati bernama Ruby" aku benar2 terharu mendengar ucapan nyonya maria. Air mata mulai menggenang di pelupuk mataku, aku tak bisa membalas perkataannya.
"Ruby, maukah kau membantuku lagi?"
"Membantu apa?"
"Ini adalah permohonanku. Karena aku tdk pernah tahu kapan aku akan berkumpul bersama keluargaku disurga"
"Jangan berkata begitu. Aku akan siap membantumu"
"Aku mohon, bersekolahlah" matanya yang berbinar membuatku tak tega menolak. Aku akan mengabulkan permohonannya. Ini juga sebagai balas budiku selama ini.
"Baiklah. Aku akan bersekolah di akademi land of dawn agar aku bisa memberantas demonata yg selalu mengambil kebahagiaan rakyat land of dawn"
"Itu baru anakku yang baik" kata nyonya maria sambil tersenyum lembut.

Hari demi hari tlah kulewati bersama nyonya maria. Nyonya maria yang setia menemaniku mengurus keperluan dan surat2 ku untuk masuk sekolah. Hidupki terasa sangat bahagia, aku sangat bersyukur memiliki nyonya maria. Namun, hal itu tak berlangsung lama. Sehari sebelum upacara penerimaan di akademi land of dawn, angin berhembus sangat kencang pada malam itu dan cahaya bulan sedikit memerah. Grooo!!! Tiba2 aku dikejutkan oleh teriakan demonata yang seperti tepat berada didepan rumahku. Aku berlari sekuat tenaga untuk mengecek kebenaran yang kudengar sekaligus melihat nyonya maria.
"Nyonya maria!!" teriakku saat kulihat demonata yg berdiri membelakangiku tepat dihadapan nyonya maria. Demonata itu berbalik
Kearahku dan mulai mendekat. Tubuhku sangat gemetaran tak mampu untuk berbuat apa2. Tangan kiriku sudah siap melepas segel dimata kiriku.
"Ruby!! Jangan!!" nyonya maria berlari dgn kakinya yg sudah tua lalu berdiri dihadapanku berusaha melindungiku.
"A..aku harus melepasnya"
"Itu tdk memungkinkan kita berdua selamat"
"Kalau begitu ayo kita lari"
"Tidak bisa" saat kupegang tangan nyonya maria, nyonya maria menolak.
"Sebaiknya kau saja yg lari. Krn jika kita lari bersama maka demonata ini akan mengejar kita. Lain halnya jika dia telah menemukan santapannya, dia akan pulang"
"Tidak.." kataku memelas sambil berlinang air mata. Tanpa disadari demonata itu menyerang, menyergap dgn sangat cepat. Ia mengambil tubuh nyonya maria.
"Lari Ruby!!" setelah meneriakkan kata itu nyonya maria tersenyum. Aku tak mau lari, aku tak mau menambah penyesalanku, lebih baik aku mati disini. Tiba2 sebelum aku sempat membuka segel mata kiriku ada seorang lelaki yg berlari sangat cepat dari belakangku menuju demonata itu, dgn sigap dan waktu yg singkat ia membunuh demonata itu. Tapi sayangnya, nyonya maria sudah menjadi santapan demonata lapar itu. Aku menangis dgn sangat keras saat sobekan baju nyonya maria terjatuh tepat ditelapak tanganku. Lelaki itu berdiri membelakangiku selama beberapa saat. Krn aku tdk dapat menahan semua hal yg terjadi malam ini, tubuhku terasa ringan sedangkan mataku terasa berat. Tiba2 gelap..

Bersambung..

Alucard ruby (aluby) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang