enam belas.

1.4K 148 0
                                    














Aku pulang tepat jam 8 malam. Saat pintu rumah ku buka seseorang laki laki berperawakan tinggi sedang duduk di sofa rumahku. Belum kenal. Mungkin teman paman soekjin pikirku. Aku membungkkukkan badan memberi salam dan dia membalas. Lalu aku melangkah masuk kamar.

Belum sempat aku membuka knop pintu suara paman soekjin menghentikan langkahku.

" Jungkook kemari sebentar aku ingin bicara padamu.  "

Aku kembali dan duduk di sofa dekat dengan laki laki itu.

" Kenalkan. Ini teman paman namanya Kim Namjoon. Istrinya adalah sahabat paman dari saat kuliah dulu. Jadi mulai besok kita akan pindah dan tinggal dengan paman Namjoon dan istrinya. Kau mengerti."

Aku kaget.

" Kenapa tiba tiba paman mengajakku pindah. "

" Karna aku tak bisa menjagamu sendirian Jungkook. Saat aku kerja kau malah berhubungan tak jelas dengan orang itu. Dan kau tau aku sebenarnya malu meminta bantuannya. Tapi harus bagaimana lagi. Aku tak selalu bisa mengawasimu 24 jam. Jadi aku butuh orang lain untuk mengawasimu. "

" Aku bukan anak kecil lagi pama yang harus di awasi...aku sudah besar..."

" YA.....JUSTRU KARNA KAU SUDAH BESAR MAKANYA KAU MAMPU BERHUBUNGAN INTI. DENGAN SESAMA JENISMU.....HUH.....?'

Perkataan paman soekjin jelas tepat menghujam jantungku. Aku gemetar. Kepalaku tertunduk. Bisa ku bayangkan bagaimana nanti hidupku akan sangat terkekang. Aku tak bisa bebas lagi menemui Taehyung. Aku mengginggit bibir bawahku menahan agar aku tak menangis.

Laki laki yang dari tadi duduk mendengarkan pertengkaranku dengan paman soekjin lantas berdiri berjalan ke arahku. Dia membelai rambutku dan meraihku agar bersandar di dadanya. Dia tau aku sedang menahan tangis.

" Kau tenag saja joenkook. Paman gak akan berbuat kasar padamu. Kau tau sebenarnya pamanmu sangat sering bercerita tentangmu padaku dan istriku. Dia sangat bangga padamu. Itu sebabnya dia merasa kecewa saat tau perbuatanmu. "

Aku tak tau apa sebenarnya tujuannya memelukku. Tapi aku hanya membiarkan saja. Aku hanya butuh sandara saat sedang rapuh. Apalagi saat ini Taehyung gak ada.

















Sudah 3 hari aku libur kerja. Dan sekarang aku sudah berada di rumah paman Namjoon dan istrinya. Mereka baik tak ada tanda tanda aneh dari mereka. Paman soekjin juga sudah pergi kerja. Hari ini dia dan paman namjoon sif malam. Mereka satu perusahaan. Sebenarnya istri paman Namjoon juga bekerja di tempat yang sama. Cuma saat ini dia lago cuti hamil. Mungkin beberapa minggu lagi akan melahirkan. Jadi tinggal aku dan istri paman namjoon di rumah.

Mungkin ini salah satu tujuan paman soekjin mengajakku pindah ke rumah paman namjoon. Supaya saat dia berangkat kerja aku jadi tak kesepian.












Hari ini aku sudag kembali bekerja. Satu satunya cara agar bisa bertemu Taehyung adalah di tempat kerja. Karna kalau untuk keluar rumah rasanya tak mungkin. Istri paman namjoon pasti tak akan mengizinkanku. Mengingat aku sekaranf sedang dalam pengawasan.


Taehyung langsung menarikku kedalam toilet saat jam istirahat kerja. Membawaku masuk salah satu kamar toilet itu. Tanpa membuang waktu dia langsung memelukku erat dan tentu saja aku membalasnya. Setelahnya dia beralih melumat bibirku sedikit kasar. Seperti amarah yang tak terlepaskan. Aku mendorong tubuh Taehyung agar ciumannya terlepas.

" Hhuh....huh.....kau kemana saja. Kenapa tak bisa di hubungi...kau tau aku hampir mati menahan rindu padamu.

" Maaf Tae....bukannya aku tak mau. Tapi tak bisa. Handphoneku di sita. Termasuk kartu Atmku. Aku sekarang gak bisa kemana mana."

Ya meski paman namjoon sangat baik dan pengertian tapi dia menahan semua aset yang bisa menghubungkanku dengan Taehyung. Handphone fan Atm. Pergerakanku benar benar di pesempit.

" Kenapa...."

" Paman soekjin meambawaku tinggal di rumah sahabatnya. Katanya agar ada yang mwngawasiku saat dia kerja. Sekarang aku dipingit. Gak boleh kemana mana. Kalau mau kemana mana aku di antar. Nanti saja pas pulang kerja aku di jemput. "

Taehyung mengacak seurai nya frustasi. Tangannya di kepal dan digigit kecil. Menandakan sedang berfikir.

" Jam berapa jemputanmu "

" Setelah jam kerja selesai "

" Ok...."

Taehyung menggukkan kepala sendiri. Seperti berfikir lagi.  Setelahnya dia menatapku lembut dan kembali mengecup bibirku.

" Ya sudah sekarang kita makan. Sebentar lagi jam istirahat selesai. Nanti kamu malah gak sempat makan. "

Aku mengangguk. Taehyung membuka pintu dan berjalan keluar toilet. Aku mengikutinya dari belakang. Di sepan pintu toilet aku berpapasan dengan seorang cleaning sevice perempuan. Aku melihatnya  begitu juga dia. Mata kami bertemu. Dan dia tersenyum sambil membungkukkan badan. Akupun hanya membalas. Lalu berlari mengikuti Taehyung.





" Lukamu bagaimana sayang "

Taehyung bertanya saat kami sedang makan.

" Hmm....sudak mulai membaik. Besok aku jadwalnya kontrol kerumah sakit. Mungkinmau buka jahitannya. "

" Memang ada berapa jahitan "

" Entahlah..aku juga tak tau. Aku tak melihat saat dokter menjahitnya.

" Apa perlu ku antar..?"

" Gak usah Tae...nanti kita ketahuan lagi aky takut. "

" Ya sudah...kamu hati hati besok ya. "

remember me... (Book 1 End)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang