7 - Yume

431 40 7
                                    


Fuwaahh, akhirnya bisa up juga. Ini merupakan chapter terpanjang yang pernah Ari buat loh.

Semoga kalian suka...!!!
Happy reading semua...!!!

Tenten POV

DUAARRRR...DUARRRR...

Aneh, aku merasa seperti mendengar suara ledakan di sekitarku. Aroma bakar bubuk mesiu juga tercium tajam di hidungku. Apa mungkin benteng ini telah diserang oleh pasukan pengubah sejarah? Jika iya, situasi ini benar-benar gawat.

Kubuka mataku perlahan. Pandanganku sedikit buram karena asap dan debu yang menghalangi.

"Bu, bukankah ini..."

Suaraku terhenti ketika melihat pemandangan didepanku. Pemandangan yang sama sebelum aku terjebak didalam portal.

"Shinobi no sekai!!"

Tak jauh dari tempatku berada, aku melihat teman-temanku tengah bertarung dengan makhluk yang sangat besar bermata satu. Mata makhluk itu berwarna merah darah, serupa dengan mata yang menjadi ciri khas clan Uchiha. Sharinggan. Namun kali ini tampak berbeda dari yang pernah kulihat sebelumnya. Aura makhluk itu tampak lebih mengerikan sekaligus menakutkan, yang kuyakini ia pastilah sangat kuat. Kecil kemungkinan untuk bisa menang melawannya.

Makhluk besar itu, tampak tak terkendali dan mulai menyerang pasukan shinobi. Disekitar mulutnya muncul bola-bola chakra kecil berwarna merah dan biru dengan jumlah yang cukup banyak. Bola-bola chakra itu lalu berkumpul menjadi satu, membentuk bola chakra berwarna merah tua gelap yang ukurannya jauh lebih besar lagi.

"Masaka? Benda itu bahkan menyerupai bom bijuu. Hanya saja ukurannya lebih besar dua kali lipat dari ukuran normalnya...!!"

"Jika benda itu mengarah kesini, ba-bagaimana dengan nasib kita semua!!?"

"Su-sudah jelaskan. Kita semua...akan mati disini"

Bisikan-bisikan ketakutan yang kudengar dari beberapa shinobi didekatku. Entah kenapa membuat bulu kudukku meremang, bahkan tubuhku terasa menggigil seolah aku juga merasakan tekanan besar yang mereka rasakan.

Dan benar saja. Benda yang merupakan bom bijuu itu telah siap untuk ditembakkan. Dengan sekali hentakan, benda itu melesat cepat kearah kami. Membuat beberapa shinobi yang ketakutan tadi berusaha untuk melarikan diri, tentunya apa yang mereka lakukan itu akan berakhir sia-sia saja. Bertahan maupun tidak, tetap saja tak akan mengubah situasi. Menyadari betapa dekatnya kematian itu di depan mata.

Sementara yang lain berlari menghindar, aku lebih berusaha untuk menjangkau teman-temanku dan membantu mereka semampuku. Setidaknya aku bisa mati di dekat mereka dengan terhormat, dari pada harus berdiri seorang diri dan menyaksikan benda pembunuh massal itu menjemput kami. Tanpa perlawanan sedikitpun. Bagiku, itu bukanlah cara kematian yang keren. Kami-sama pasti akan tertawa melihat keadaan menyedihkan itu.

Namun, ada hal yang terasa aneh. Seberapa kerasnya aku mencoba, tubuhku sama sekali tak mau bergerak. Kedua kakiku seolah terpaku kuat hingga tak sanggup kugerakkan. Bukan cuma itu saja. Suaraku bahkan tak terdengar di telinga mereka. Meski kuteriakan berkali-kali nama mereka.

'Apa ini? Apa yang sebenarnya terjadi padaku' batinku frustasi dengan kondisiku sendiri.

Keanehan itu belum berhenti begitu saja. Salah seorang shinobi dari desa lain, berlari kearahku. Lebih tepatnya menembus tubuhku. Membuatku semakin terkejut. Dan benar, tubuhku tembus pandang bagaikan hantu yang tak terlihat.

Bola bijuu itu semakin mendekat. Air mataku, entah sejak kapan perlahan turun membasahi kedua pipiku. Membuatku semakin kesal dan frustasi. Aku ini perempuan yang pantang menangis. Meski sesakit apapun itu, aku harus kuat. Terlebih, aku adalah seorang ninja. Bagiku, air mata layaknya sebuah kelemahan yang tak boleh sembarang ditunjukkan. Aku tidak takut mati. Tapi kenapa aku menangis? Perasaan ini terus mengganguku. Bahkan air mataku semakin deras keluar.

Knight Swords and Weapons GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang