3 - New Life

604 61 9
                                    


Seorang gadis tengah berganti pakaian didalam ruangannya. Ia memakai pakaian yang ia panggil dari dalam gulungan miliknya. Sebuah baju lengan panjang ala China, berwarna putih dengan garis merah diujung lengan dan bagian bawahnya. Celana berwarna merah dibawah lutut. Dan tak lupa kantung senjata dan shurikennya. Pakaian yang biasa ia kenakan saat misi Ninjanya dulu. Yap, gadis itu adalah seorang Ninja.
Tenten. Nama gadis Ninja itu. Ia tengah menatap hitaite berlambang Konoha, desanya dengan tatapan sendu.

"Apa aku harus memakainya disini ?" bisiknya pelan tanpa sedikitpun mengalihkan pandangannya dari benda yang ia genggam.

SREEEKKK

Suara geseran pintu mengalihkan perhatiannya. Ia menatap orang yang menggeser pintu ruangannya.

"Apa kau sudah siap menemui aruji kami ?" tanya orang itu.

"Hai. Arigatou karena telah menjemputku, Hasebe" kata Tenten sambil tersenyum.

"Tidak perlu berterima kasih seperti itu padaku. Sebagai pelayan setia aruji. Aku, Heshikiri Hasebe akan mengantarmu menemui aruji dengan selamat tanpa ada hambatan" kata Hasebe penuh percaya diri. Tak lupa ada cahaya kerlap-kerlip mengitarinya. Tenten yang melihat itu hanya bisa tersenyum aneh.

Mereka berdua pun keluar dari ruangan itu menuju ruangan tempat aruji berada. Selama perjalanan mereka, Tenten bertemu dengan beberapa toudan. Mereka tersenyum ramah padanya. Membuat gadis bercepol itu mau tak mau juga ikut menyunggingkan senyum pada mereka.

Setelah, menaiki tangga menuju lantai atas. Akhirnya mereka sampai di tempat tujuan. Hasebe maju terlebih dahulu. Tangan kanannya menggeser pintu shouji berwarna coklat dengan gagang berupa tali keemasan yang diikat pita secara perlahan.

"Aruji. Ini aku pelayanmu hari ini, Hasebe. Aku sudah membawa gadis itu kemari menghadapmu"

"Aa, Hasebe. Kau bisa membawanya masuk" terdengar sebuah suara dari dalam ruangan itu.

"Saa, ikou. Aruji sudah menunggumu" Kemudian mereka berdua memasuki ruangan itu.

Ruangan itu sedikit agak gelap dan cukup luas. 'Mungkin aruji mereka tidak terlalu senang dengan cahaya ya? Atau mungkin, aruji mereka belum mebayar tagihan listrik?' batin Tenten sedikit heran. Kedua iris coklatnya tak henti menatap sekeliling ruangan itu. Meskipun agak gelap, semua perabot dan barang-barang lainya tersusun dengan sangat rapi.

Karena terlalu asyik melihat-lihat, ia tidak sadar jika langkahnya tertinggal jauh dari Hasebe.

Merasa jika gadis itu tertinggal dibelakangnya, Hasebe menghela nafas dengan kasar kemudian memanggil nama gadis itu.
"Tenten. Maaf karena mengganggu kegiatan melihat-lihatmu itu. Tapi aruji kami tidak memiliki banyak waktu sekarang"

"Ma, maafkan aku"

Tak lama kemudian mereka tiba disebuah ruangan lagi? Namun berbeda dengan ruangan yang Tenten lihat tadi. Ruangan itu lebih terlihat seperti ruang kerja pribadi, karena penuh dengan berkas yang berserakan di mana-mana. Terdapat sebuah meja kerja besar yang juga dipenuhi berbagai macam kertas menggunung. Didepan meja kerja atau lebih tepatnya dinding disamping pintu masuk, terdapat sebuah peta suatu wilayah negara dengan titik-titik berwarna kuning. Mungkin menandakan kota atau daerah. Peta itu tampak transparan dan cukup aneh dimata Tenten. Ya, secara ia baru pertama kali ini melihat benda yang seperti itu.
Di sisi lain, Hasebe tampak syok dengan apa yang ia lihat sekarang.

"ARUJIII....!!! BAGAIMANA BISA RUANGAN ANDA JADI SEPERTI INI...!!! KANDANG KUDA SAJA LEBIH BAIK DARI INI...!!!!" teriak Hasebe menggelegar, membuat Tenten yang tengah melakukan penjelajahan mata terkjut.

"Hidoi Hasebe. Tega sekali kau mengatai ruanganku lebih buruk dari kandang kuda!!!" gerutu seorang pemuda kecil berambut sedikit pink (Maaf Ari sendiri agak bingung dengan warna rambutnya), yang muncul dari balik tumpukan kertas di atas meja kerja. Sontak saja membuat Tenten terkejut untuk ke-dua kalinya.

Knight Swords and Weapons GirlTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang