Kamu dan Dia

227 12 1
                                    

"Assalamualaikum Nir"
ternyata itu Fikri
"Waalaikumsalam Fik.. ada apa yah?"
"Gini nir.. kamu mau gak anter aku ke Rumah Kado?"
"Mau.. emang mau beli apa Fik?"
"Ada aja" ia tersenyum
"Baiklah aku kunci pintu dulu"
Aku mencabut kunci yang ada dipintu dan menguncinya dari luar.

Fikri membawaku ke sebuah toko  bernama Rumah Kado.
"Kamu mau beli apa si?"
"Gausah banyak tanya Nira" ucapnya datar
Aku hanya menunduk.
Fikri memilih-milih boneka, untuk siapa ia membeli boneka?
Aku pun melihat-lihat boneka, andai aku ada uang, pasti akan ku beli. Kalau ada uang pun aku pakai uang itu untuk kebutuhanku, makan pun aku seadanya, miris bukan?

"Nira!" seru Fikri
Mendengar Fikri memanggilku, aku berlari mencarinya.
"Nira!"
"Oh! disitu"
"Kemana aja si kamu? bisa enggak sih diem gitu.." ucapnya ketus
"Oh iya-iya fik, maaf"
aku benar-benar merasa bersalah, seharusnya aku diam dan mencari boneka untuk Fikri.
Fikri dan aku berjalan menuju kasir.

Diperjalanan Pulang
Hujan turun dengan deras
"Nira, kamu kedinginan gak?"
"Ehhh enggak fik"
aku terpaksa berbohong.
"Kamu sendiri gimana?"
"Dingin.."
"Kerumahku dulu atuh"
Tidak lama kemudian sampailah dirumahku.
Jam menunjukkan pukul 09:59.
Aku mengganti bajuku dan memberikan Fikri secangkir teh hangat.
"Kamu mau ngado fik?"
"Iyah, kamu bisa bikin kado gak?"
"Bisa kok" aku tersenyum
"Makasih banget ya nira.. aku mau pulang yah, besok kamu bawa ke kampus yah kadonya, itu untuk Olivia, insya allah aku mau jadian nanti, doain biar berhasil yah nira" ia tersenyum
"Iyah fik.."

Hatiku hancur berkeping-keping

Sepertinya malam ini aku akan menguras air mataku lebih banyak lagi.
Sepeninggal Fikri.
Aku langsung saja membuat kado. Aku benar-benar sedih, aku membuatnya dengan perasaan yang hancur. Aku terus menangis sambil membuat kado itu. Sepertinya ini lebay, namun aku tak peduli, yang jelas hatiku benar-benar hancur.

Tiba-tiba badanku panas.
"Apa aku demam gara-gara kehujanan yah?"
Selesai sudah pekerjaanku.
Aku langsung bergegas untuk tidur. Aku bercermin, ternyata hidungku mengeluarkan darah. Ku lihat wajahku yang sangat pucat.

"Hah?! mimisan?! baru kali ini aku mimisan.."
aku terlihat sedih, aku langsung membersihkan darah ini dengan kain.

Pagi Hari...

Badanku benar-benar lemas. Darah dari hidungku keluar lagi, ternyata sakitku benar-benar bukan main.
Tiba-tiba Fikri muncul dihadapanku
"Nira, kadonya mana?"
"Oh ya bentar ya"
aku mengambil kado itu didalam tasku.

Tiba-tiba Fikri muncul dihadapanku"Nira, kadonya mana?""Oh ya bentar ya" aku mengambil kado itu didalam tasku

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

"Nih fik"
Fikri langsung mengambilnya
"Makasih banget ya nir.. oh ya malam ini kamu kerja gak?"
"Sama-sama.. kerja fik" aku tersenyum
"Nira.. hidung kamu.."
"Hah?"
Aku membersihkan hidungku sampai benar-benar bersih.
"Kamu sakit? apa gara-gara semalem yah?!" ia sangat kaget
"Ehh enggak kok fik enggak sumpah!"
"Yang bener nir"
"Enggak fik, aku emang gini terus"
"Yaudah ya aku ke Oliv"
"Eh fikri!" aku menarik tangan Fikri.
"Apa nir?"
"Kamu kok langsung pergi aja sih.." aku memasang ekspresi menyedihkan
"Lalu apa atuh nir? aku takut oliv pergi.."
"Emmm"
"Kamu gak ikhlas ya, bikinin ini"
"Ehh enggak fik.."
"Terus kenapa kamu ngelarang aku pergi?"
ia terlihat marah
Aku terus terdiam, aku bingung aku harus bilang apa. Jujur, aku masih ingin berbincang dengannya.
"Gak ada hak buat kamu ngelarang-larang aku"
ucapnya datar

Ia berlalu meninggalkanku
"Oh iya, aku gak berhak" aku menunduk
Tiba-tiba datang seorang wanita dihadapanku.
Aku menoleh dan menatapnya dengan penuh tanya.
"Nira!" Bentak Mila
"Iya mil?"
"Mana uangnya?! kamu harus ganti rugi atas gelas aku yang pecah kemarin itu!"
"Ya allah.. sudah ku bilang itu bukan ulahku mil.."
"Aku gamau tau, pokoknya kamu harus ganti rugi" ucapnya ketus
"Aku gapunya uang.."
Aku merangkul tangannya dan langsung saja Mila melepaskan tanganku.
"Ikut aku!"
Mila menarik tanganku dan membawaku entah kemana.
"Ehh ini mau kemana?"
"Bacot!"
"Bisakah kita pelan-pelan mil.. aku takut jatuh"
aku terlihat malu diperlakukan seperti ini oleh Mila, mantan sahabatku. Apalagi orang lain hanya menatapku dan mentertawakanku.
"Cepet!"
"Ehh!"
Brukkk!! aku terjatuh
"Aduh.."
Hahahah!

Lihat! Nira jatuh!

Hahahahha dasar orang susah!

Mereka mentertawakanku, harga diriku benar-benar turun!. Aku jatuh kesakitan, Mila malah menendangku.
"Mila! apa yang kamu lakukan itu benar-benar melewati batas!"
Aku bergegas bangun untuk melawan, aku ingin menunjukkan bahwa aku tidak lemah. Bahkan aku berhak melindungi diriku sendiri.
"Lo! yang melewati batas!" Mila menunjuk-nunjuk tepat didepan wajahku.
"Sudah ku bilang itu bukan ulahku!" aku kembali membentak wanita brengsek seperti dia.
"Lo begok!"
Plak!  ia menampar wajahku. Beraninya ia menamparku memangnya ia siapa?
"Dasar pelacur!" aku kembali menamparnya
Orang-orang disekelilingku kaget melihat diriku yang tiba-tiba melawan. Pada awalnya aku adalah gadis pemarah.
Kami saling bertengkar bahkan saling menjambak-jambak. Sampai tiba saatnya seorang laki-laki menghentikan pertengkaran kami.

Next.
Dont forget vote ya_^



Ya Allah, apa dia jodohku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang