"Maaf bi.."
"Gausah maaf lo!"
Plakk! layangan demi layangan tangan yang putih itu terus menampar wajahku yang tengah kesakitan.Entah ini keberapa kalinya tangan ini menamparku.
Lalu bibi menarik tanganku dengan sekuat tenaga, dan menarikku menuju kamarku, dengan perasaan yang sangat kesal dan bibi dengan cepat menaiki tangga seolah-olah sudah ahli menaiki tangga ini.Aku terus menahan-nahan, aku meringkis kesakitan.
"Bi..jangan kurung aku bi..kenapa bibi berani nyiksa aku kaya gini..!?"
Brukk!!
Kakinya yang besar itu menendang badanku yang tengah sakit akibat siksaan yang bibi berikan.
"Bibi!! jangan kurung aku bi!! biii..!!"
Bruk!!
Pintu ditutup dengan kencang. Aku terus menangis-menangis tak terima atas semua ini.
Aku merasakan sakit dikepalaku, ku sentuh bagian yang sakit itu, ku lihat dengan mata kepalaku, darah bercucuran ditanganku yang dikirim dari kepalaku.Aku tak pernah merasakan sakit yang sesakit ini, tak bisa ku jelaskan dengan kata-kata, yang jelas jiwa dan ragaku sakit.
Aku berusaha mengambil Handphone yang ada disaku. Aku segera menghubungi ibuku.
Aku ingin mengadu kepadanya, aku ingin menjelaskan sikap bibiku, aku ingin mengadu bahwa aku benar-benar sakit.Akhirnya ibu mengangkat telefonku.
"Assalamualaikum bu.." aku mengucapkan salam dengan sambutan tangisku.
"Waalaikumsalam nir, ada apa?"
"Bu.. bibi..jahat, bibi nyiksa aku bu..aku dipukul-pukul bu..aku cuma main tadi bu..kepala aku berdarah..tolong bawa bibi pulang bu.."
aku terus menangis sambil mengatur suaraku sebaik mungkin agar tidak terdengar oleh bibi.Kau tau? apa jawaban ibuku? inilah jawaban ibuku.
"Kamu jangan ngarang cerita! bibi kamu itu baik! kalo sakit itu diobatin! inget nir..kamu harus mandiri!"
"Ibu bisa nggak bu percaya sama aku bu! aku itu capek bu! ibu itu jarang percaya bu sama aku! aku serba salah bu jadi anak ibu!"
tangisku semakin menjadi-jadi.
"Jaga omongan! kalo ngebentak gini mending udah dulu telfonnya!"Ibu langsung menutup pembicaraanku.
Aku tak menyangka ibu tak mempercayaiku.
Apa yang aku lakukan salah? tidak! ibu dan bibi lah yang salah."Anak butuh perhatian, butuh kasih sayang, jika bukti kasih sayang itu hanya dengan harta, namun tidak dengan perhatiannya orang tua,
itu akan sia-sia, yang paling utama adalah perhatian dan kasih sayang orang tua"Aku tak bisa menahan isak tangisku.
Lalu siapa sekarang yang dapat mendengarkan isi hatiku? siapa sekarang yang bisa meredakan tangisku? ibuku saja tidak peduli.Aku hanya bisa menidurkan badanku diatas kasurku yang empuk ini sambil melamun.
Kring! Handphone ku berbunyi.
Aku segera melihatnya, dan ternyata itu pesan Whatsapp dari Fikri. Segeraku baca pesan itu_________________________________________________
Fikri:"Assalamualaikum nir"
Aku segera membalasnya dengan perasaan yang berubah menjadi perasaan yang bahagia.
Nira:"Waalaikumsalam fik.. ada apa?"
Fikri:"Kamu gapapa nir?"
Nira:"Hahh? gapapa apanya fik?"Aku sedikit heran dengan apa yang dimaksud Fikri.
Fikri:"Gini, kamu sakit yah?"
Nira:"Oh enggak kok fik.."
Fikri:"Jangan bohong, kamu sakit kan? katakan sejujurnya"
Nira:"Hmm iyah fik, cuma sakit biasa fik"Aku berusaha menutupi semua kesakitanku
Fikri:"Ya iyah, kalo dibiasain terus entar malah parah..oh yah aku mau ngomong nih nir"
Tiba-tiba jantungku berdetak kencang.
Nira:"Silahkan fik"
Fikri:"Tadi..aku denger ada keributan dirumah kamu..pasti kamu dimarahin yah sama bibi kamu?"
Nira:"Oh..enggak kok fik kamu salah denger, aku baik-baik aja"
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Allah, apa dia jodohku?
RomanceCover By= @niaardianie__ Story= [Slow Update] Baca, vote :) _^ ISI HATIKU Hai, aku seorang wanita bernama Nira, aku ingin bertanya Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Pasti pernah kan:) Ya, ini yang ku alami saat ini. Jatuh cinta kepada seseorang...