Sulitnya memilikimu

190 7 0
                                    

Sesampai diMasjid tidak lupa aku melaksanakan solat Isya terlebih dahulu.
Walaupun badanku terasa sakit dan lemas aku terus memaksakan untuk menjalankannya.

Setelah melaksanakan solat. Aku merasakan ada sesuatu yang mengganjal. Ku menoleh ke samping kiri. Ku lihat Fikri sedang mengaji.

Aku sangat kagum mendengar alulan ayat Al-Qur'an yang kau keluarkan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Aku sangat kagum mendengar alulan ayat Al-Qur'an yang kau keluarkan. Yah, aku tersenyum, aku kagum, sungguh suara yang indah.
"Fik, kaukah itu?"
Fikri menoleh dengan tatapan yang terlihat ceria.
"Iyah nir" ia tersenyum
Aku pun membalas senyuman yang ia berikan.
Lalu aku melanjutkan mengajiku dengan ikhlas.

5 menit lamanya, aku selesai mengaji. Aku
mengarahkan pandanganku tepat disamping kiriku, tempat Fikri mengaji.

Namun..aku melihat satu kejanggalan, apa yang ku lihat benar-benar membuatku tak percaya dengan mataku.
Ku melihat seorang wanita dengan memakai mukena berwarna putih sedang mengaji bersama Fikri. Ya, tentu saja itu Olivia.
Bagaimana ia bisa ada disini? bukankah tadi pagi ia pulang kampung? pertanyaan yang sangat besar bagiku.

Ku lihat mereka selesai mengaji dan bergegas bangun. Tak lupa aku ikut mereka.
Mereka berhenti ketika mereka memakai sendal mereka masing-masing. Aku pun tak kalah hebohnya ketika ikut memakai sendal dan melihat Fikri tepat didepanku. Kami saling menatap.
"Fik?" ucapku dengan perasaan yang sangat penasaran
Namun Fikri tak menjawab, basa-basi pun tidak. Mereka melanjutkan pulang dengan berjalan diikuti denganku yang hanya menunduk meratapi semua ini.

"Kok bisa yah oliv ada disini. Ngaji lagi. Bagaimana coba kalo dia bisa dapetin Fikri?" batinku bertanya-tanya.
Aku terus menundukkan pandanganku, hingga aku lupa gerimis menguyur di malam ini.

Pikiranku kosong, hanya angin malam yang terdengar oleh lubang telingaku. Sudah dipastikan malam ini badanku akan terasa sakit lagi, dan penyakitku pun akan kembali. Namun, aku terlalu mempedulikan kisah cintaku yang berjalan pincang, sampai-sampai aku lupa dengan kesehatanku sendiri.
Aku terus menunduk, sampai-sampai aku berjalan ditengah jalan. Tiba-tiba...
Ngikk!!
terdengar suara rem motor secara mendadak, ku menoleh ke belakang. Tiba-tiba seorang perempuan turun dari motornya yang hendak menabrakku.
Ternyata itu bibiku sendiri.
"Nira! kamu mau aku tabrak?!"
"Ha...?" bibirku terasa kaku untuk mengucapkan sesuatu.
Aku melirik-lirik sekeliling, pikiranku kacau, mulutku terus terbuka. Tiba-tiba bibi terus menarik tanganku.
"Hey! Nira! lihat! baju kamu basah! mending kamu pulang sekarang ayo!" bibi menarik tanganku dan menyuruhku untuk menaiki motor miliknya.

Sepanjang jalan menuju rumahku, aku terus terdiam. Sesampai dirumah, bibi menarik tanganku sambil memarahiku.
Bruk!!
Bibi mendorongku ke atas sofa.
"Cepat mandi!"
"Ehh..eh..iya bi" aku berlari untuk mandi.

Aku menghabiskan malam ini dengan termenung dan merasakan sakit lagi.
"Ehh..." aku meremas-remas kepalaku yang tengah sakit. Aku terus menahan rasa sakitku.
Ku sadari, rambutku kembali rontok, sontak aku kaget, aku segera bercermin.
Terlihat wajahku yang sangat-sangat pucat, boleh dikatakan seperti seseorang yang tak bernyawa, ditambah dengan bibirku yang berubah warna menjadi sedikit keputihan, dan pecah-pecah, mataku yang berair, rambut yang acak-acakan dan berhamburan dimana-mana. Aku tak kuasa menahan rasa ketidakpercayaanku.

Lalu aku harus bagaimana? apa harus aku biarkan saja penyakitku ini? tidak mungkin aku terus membiarkannya..jujur, aku tak ingin seperti ini.
Katanya, banyak diluar sana orang-orang yang meninggal akibar Kanker, bagaimana jika setelah itu aku?
Aku tak kuasa menahan tangisku, aku hanya terbaring diatas kasurku.

"Ah lebih baik aku tidur saja, mungkin saja besok rasa sakitku hilang"
ucapku dalam hati

Aku memejamkan mataku dengan kaku, 1 menit kemudian aku masih belum tidur juga. Akhirnya aku membuka mataku, dan rasa sakit ini semakin menjadi-jadi. Aku bangun menuju pintu kamarku yang terkunci dari luar oleh bibiku.
"Bi.." suaraku lirih
Namun tak ada jawaban, seisi rumah sunyi.
"Bi...! bi.." nada bicaraku sedikit tinggi agar terdengar.

"Lebih baik aku minum saja obat yang sudah tersedia" aku berjalan dan meminum obat yang telah lama ku simpan. Lalu aku kembali termenung dibalkon kamarku. Aku menulis ungkapan hatiku diatas kertas.

"Mengapa tak ada satu pun seseorang yang mempedulikanku ya allah..aku tak bisa menahan ini, kuatkan aku. Tak ada yang tau apa penyakit apa yang ku derita. Aku tak ingin mereka tau, aku tak ingin menyusahkan mereka..katanya, aku terlahir hanya membuat orang merugi. Aku pun sedih dengan keadaan hidupku, betapa rendahnya diriku dimata dunia ini, namun aku tak ingin rendah dimatamu. Aku benar-benar sedih."

Aku terus menulis sambil meneteskan air mataku. Suasana malam yang membuatku tenang.

Aku berencana membuat satu surat untuk beberapa orang yang ku mau. Jika suatu saat aku pergi secara mendadak, maka mereka bisa tau apa isi hatiku.
Pertama, aku membuat surat untuk Fikri.

"Aku ingin mengungkapkan semua yang ada dihati, kamu orang yang berhak menerima surat ini. Jadi..jujur, semenjak aku mengenalmu diFacebook sewaktu dulu, aku mulai senang bisa mengenalmu, dulu kita pernah dekat, bagaikan hubungan kakak dan adik, kamu selalu hadir setiap harinya walaupun hanya sebuah dunia maya, namun aku senang. Sampai akhirnya allah menakdirkanku untuk bertemu denganmu.

Sampai akhirnya ketika aku bisa menemuimu kamu yang sekarang berbeda, kamu selalu menghindar dengan adanya diriku yang selalu mengejarmu, kamu hanya terus mengikuti dia.

Maafkan aku yah fik, aku selalu mengganggu kisah cinta kamu, aku selalu membuatmu kesal atas sikapku, aku tak bermaksud membuatmu sakit dan menggoreskan satu luka dihati pun aku tak berani. Tak mungkin aku tega melakukan itu, karena kamu..yah, kamu orang yang aku suka dan aku cinta selama ini, meskipun kamu tak tau apa yang aku rasakan ketika kamu menghindar. Aku hanya seseorang yang selalu membantu kamu disaat kamu sedih dengan soal cinta yang kamu alami. Aku hanya seorang penompang, aku terus tegar, aku tau cinta butuh pengorbanan.

Yah, kamu orang yang selama ini aku cinta dan aku sayang kamu. 7 tahun lamanya telah mencintaimu. Yah, sakit memang menyayangi seseorang yang tak menyayangi juga. Namun aku tetap kuat menghadapinya, bukan cinta namanya kalau tidak berjuang dan berdo'a. Aku selalu membawa namamu didalam do'a ku.
Aku tau kamu bahagia dengannya. Namun aku cemburu juga, tapi tak ada haknya.
Aku berbeda dengannya, dia cantik sekali, seksi, orang yang berkecukupan. Sedangkan aku? aku hanya seorang wanita yang sederhana, aku hanya berpenyakitan, jujur, selama ini aku menderita Kanker.

Jika suatu saat aku dapat memilikimu dengan halal. Aku berjanji akan membawamu ke jalan yang benar, aku akan berusaha membantu suatu masalahmu, jika suatu saat kita berjodoh, menikah, dan mempunyai seorang anak, aku berjanji, aku akan merawatnya dengan baik, juga merawatmu dengan baik. Marilah ikut denganku fik. Kamu akan bahagia.

Namun memilikimu juga adalah suatu kemustahilan.

Namun bukankah allah maha membolak-balikan hati?:')"

Dari: Nira

Follow wp ku ya_^
dan vote kalo suka



Ya Allah, apa dia jodohku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang