Ku lihat mereka sangat asik berbincang, sampai akhirnya, Fikri lupa denganku.
Dia yang ku kenal bukanlah dia yang dulu, aku ingin kita baik-baik saja.
Namun nyatanya, perlahan kau memberikan sebuah isyarat untuk ku agar menjauh dari hidupmu. Aku tak bisa melakukan itu, bahkan melupakanmu saja aku tak mampu. Aku terus termenung. Sampai-sampai bus berhenti dikampusku. Kami turun."Fikri, tunggu aku!" seruku.
Aku berlari mengejar Fikri. Namun ku lihat kacamata miliknya terjatuh. Aku segera mengambilnya. Dan memberikannya.
"Fikri!"
"Apa?" ia menoleh
"Ini.."
"Apa sih Nira?" ucapnya dengan ketus.
"Udah ah fik ayuk" Olivia terus menarik tangan Fikri.
"Ini kacamata kamu" aku memberikannya
"Eh makasih.." ia mengambil kacamata itu dari tanganku. Namun Oliva berkata
"Aku duluan fik!" Olivia berjalan dengan cepat menuju kelas mereka.
"Oliv!"
Fikri menatapku dengan tajam
"Kamu kenapa sih? hancurin idup aku terus? kamu ga suka aku deket sama dia nira?"
Aku benar-benar takut melihat ia memarahiku.
"Enggak fik..enggak.."
Namun Fikri terus berjalan tanpa mempedulikanku.
Aku terus meminta maaf, namun ia tetap diam.
Aku terus mengikutinya sampai kelas.
Ia hanya duduk melamun, dan membuang muka terhadapku, aku sangat kasihan.
"Fik..."
Kini ku berada didepannya yang tengah duduk melamun.
"Apaan si nir?"
"Kamu marah ya fik?"
"Tau"
Ucapnya ketus.
"Yang bener.."
Brukk!!
"Marah lah nira! punya otak itu dipake dong nira! jangan bikin orang kesel terus!"
Dengan keras Fikri memukul mejanya karena kesal
"Maaf fik.."
aku menunduk.
Lalu pergi ke luar kelas, ku lihat ia sedang mengobrol dengan Olivia. Hatiku semakin sakit.
Aku pun keluar kelas dan tiba-tiba Olivia menghampiriku.
"Nira"
"Iya liv?"
"Ikut aku" ia menarik tanganku.
"Ehh mau kemana?" Fikri menghentikannya
"Sebentar aja fik.." ucap Olivia
Olivia membawaku ke sebuah toilet.
"Kamu mau apa liv?"
"Gue mau ngomong sama lo!" ia mendorong tubuhku. Aku bingung mengapa ia tiba-tiba mendorongku?
"Lho? ini apa kok dorong-dorong aku si liv?"
"Lu kenapa sih ngedekatin Fikri terus?!" Olivia membentakku.
"Enggak juga kok liv, dari dulu aku emang gini terus sama dia liv, bahkan sebelum dia kenal kamu"
"Ohh jadi lo gasuka dia kenal sama gue hah?!"
"Aaa..!" Olivia menarik jilbabku. Apa ia cemburu atas sikapku kepada Fikri? Justru aku yang lebih cemburu dibandingkan dia.
"Heh! lo ga suka hah?! bilang kalo ga suka!"
"Eh! lepasin!" aku melepaskan tangannya yang tengah menarik jilbabku.
"Lo berani sama gue Nira?!"
Namun aku tak menjawab basa-basi dari Olivia.
Aku langsung membuka pintu dan keluar dari toilet itu, akan tetapi Olivia menarik bajuku. Sampai sobek!
"Oliv! kamu keterlaluan! bajuku sobek!" kini amarahku kembali mencoba untuk menghadapi gadis seperti ini.
Plakk!! ia menampar pipiku.
"Sakit! beraninya kamu nampar aku gitu liv! kamu pikir kamu siapa?!" aku membentaknya
"Aku bencii!!!" Olivia berusaha mencakar-cakar wajahku. Kami bertengkar.
"Oliv!!"
Kami menoleh ke arah belakang, ternyata itu adalah Fikri.
"Kenapa ribut sih?!"
"Nira ini! dia tampar aku! aku coba ngomong baik-baik dia malah gitu, padahal aku cuma ingin bicara soal persahabatan!"
"Tidak fik, tidak.. dia yang tiba-tiba kasar sama aku fik, lihat! bajuku aja sobek sama dia fik!"
Ucapku sambil menunjukkan bajuku yang sobek dibagian pinggang.
"Bohong fik! percayalah padaku fik! kamu tau sendirikan aku tidak pernah kasar fik.."
"Jangan Fikri.. percaya kepadaku fik.." terlihat sudah air mataku, karena aku tidak ingin, pujaan hatiku kembali kecewa kepadaku.
"Tidak Nira! kamu itu sering banget kan marah-marah! maka tak heran jika Olivia ditampar sama kamu!"
Alhasil, Fikri terpedaya oleh kebohongannya Olivia.
"Jadi kamu gak percaya sama aku fik?" ucapku sedikit kecewa.Tiba-tiba datanglah Mila menghampiri kami yang sedang adu bicara.
"Nira!"
"Mi.. mila.." aku terlihat gugup.
"Mana uang lo!"
Oh shit!
"Maaf mil.. aku ga punya uang, aku malam itu pergi kerja tapi aku pingsan, aku lagi sakit abisnya.. maaf ya mil.. lagian itu bukan salah aku mil" aku memohon-mohon
"Gue itu pusing banget lo! dikit-dikit ga punya uang! heh ya! kalo lo terlahir sebagai orang susah itu kerja dong! oh ya itu penyakit sembuhin jangan dibiarin, jijik gue!"
Nyatanya, Mila malah mencaci maki diriku.
"Emangnya belum dibayar juga mil?" Fikri bertanya.
"Belum juga fik!"
"Gue juga heran! lo itu perasaan nyusahin orang terus sih nir!" ucap Olivia. Berani sekali ia berkata seperti itu?
Sementara aku hanya menangis dan menangis, lalu aku berlari meninggalkan mereka.
KAMU SEDANG MEMBACA
Ya Allah, apa dia jodohku?
RomanceCover By= @niaardianie__ Story= [Slow Update] Baca, vote :) _^ ISI HATIKU Hai, aku seorang wanita bernama Nira, aku ingin bertanya Pernahkah kamu merasakan jatuh cinta? Pasti pernah kan:) Ya, ini yang ku alami saat ini. Jatuh cinta kepada seseorang...