Mereka yang membenciku

236 9 2
                                    


Please vote :)

Ternyata itu Fikri.
"Ada apa ini?!" ucap Fikri berusaha memisahkan kami
"Jangan bertengkar, lebih baik jelaskan semuanya!"
Aku berhenti, begitu pun dengan Mila.
"Nira! dia.. dia merusak gelasku! aku meminta dia untuk ganti rugi tapi tidak mau!" ucap Mila dengan sesak
"Benarkah itu Nira?"
"Fik.. bukan aku yang melakukan itu.."
Tiba-tiba datanglah Olivia
"Kamu harus ganti rugi Nira! apa susahnya sih ganti rugi!"
"Baiklah, berapa harganya?" ucapku dengan ketus
"100 ribu saja, itu murah!"
"100? uang dari mana..?"
"Ya kamu kerja dong!"
Aku hanya menunduk, terlihat air mataku mengalir.
"Gausah nangis" ucap Olivia dengan nada datar. Tau apa dia soal ini? Berani-beraninya berkata seperti itu.
"Baiklah, pokoknya besok uangnya harus ada!, ayuk fik, oliv, kita ke kantin yuk!" seru Mila.
Mereka pergi dengan merasa tak bersalah.

"Uang darimana coba.. untuk makan saja aku susah.."
batinku berkata..

"Ya allah, ternyata aku benar-benar rendah dimata mereka, ternyata aku benar-benar tak berharga dimata mereka, dan.. ternyata aku benar-benar tak penting bagi dia.. salah apa diriku? sehingga mereka tega melakukan itu?"

Sore Hari...

Aku berjalan ke halte bus. Sepulang ini aku hanya bisa melamun. Perasaanku kacau, badanku terasa sakit, wajahku pucat, badanku lemas, moodku menurun. Aku menangis sepanjang jalan, bahkan didalam bus pun aku menangis namun dengan pelan. Tiba-tiba seorang laki-laki memanggil namaku.
"Nira?"
Aku menoleh dengan cepat, ternyata itu Fikri! aku langsung mengusap air mataku.
"Kok nangis sih Nir?"
Aku tak menjawab, aku membuang muka ke jendela, aku tak ingin melihatnya! aku tak ingin menatapnya! aku tak ingin berbicara dengannya!
Sejujurnya aku tak ingin melakukan ini, namun entah kenapa aku tiba-tiba melakukannya tanpa disengaja. Mungkin karena hatiku yang benar-benar sakit.
"Nira.. jawab dong.. kenapa nangis?"

Bodoh sekali dia! harusnya dia tau bahwa aku menangis atas hal tadi.
"Ku mohon.." ia menggenggam tanganku, aku tak bisa melepasnya, aku langsung terdiam tenang, aku merasakan kehangatan.

Aku tetap terdiam, bahkan sampai perjalanan ke rumah.

***

Malam Hari...

Aku bersiap-siap untuk kerja, aku benar-benar lelah, namun bagaimana pun ini untuk kebutuhanku. Demamku meningkat, darah dari hidungku terus keluar. Namun aku memutuskan untuk pergi.

Ditengah perjalanan badanku benar-benar lemas. Dadaku panas, tenggorokan panas, dan aku benar-benar mual.

Tiba-tiba turunlah hujan mendadak.
"Kok hujan lagi? aduh deras banget lagi, udah gelap yaallah disini"
Tiba-tiba badanku hampir terjatuh, seluruh tatapanku menjadi gelap. Dan...
Brukk!! aku terjatuh
"Aaa.. tolong aku.." suaraku dengan pelan
Seketika aku muntah darah.
"Astaghfirullah!"
Aku terus memuntahkan darah. Sangat sakit.
Tiba-tiba aku pingsan.

Ya allah apa harus sesusah ini untuk mendapatkan uang?

Aku membuka mataku, ku lihat ada lampu diatasku, aku bangun dan melirik-lirik sekelilingku. Ternyata ada seseorang yang menolongku.

"Aku dimana ya..?"
Aku beranjak turun dari kasur yang kecil itu. Dan tiba-tiba masuklah seorang laki-laki.
"Eh teh udah bangun" ucapnya dengan logat sunda. Ia tersenyum
"Aku dimana ini?" aku menatapnya dengan penuh tanya
Ia membawakanku secangkir teh dan obat.
"Ini rumahku teh.. aku liat tadi teteh pingsan, badan teteh demam, teteh pasti lagi sakit yah?"
"Hah? iya aku lagi sakit.. sebelumnya makasih ya.."
"Iya.. minum dulu atuh obatnya.."
Aku langsung meminum pil itu.
"Teh, perkenalkan, namaku Ilyas" ia menjulurkan tangannya, aku membalasnya.
"Namaku Nira"
"Mau kemana malam-malam gini?"
"Aku mau kerja.."
"Karyawan?"
"Iyah.."
"Oh.."
Aku melirik-lirik sekeliling kamar milik Ilyas.
Kami hanya diam membisu, aku benar-benar susah untuk diajak berkomunikasi, bahkan aku susah akrab dengan orang lain.
"Hmm masih hujan yah?"
Aku mencoba untuk bertanya
"Hmm iya" ia tersenyum.
"Oh ya allah! bajuku basah!"
Refleks aku bangkit dari dudukku. Ku lihat kasur itu sudah basah gara-gara pakaianku yang terkena hujan.
"Maaf.. ya allah maafin aku ilyas.."
"Ehh gapapa nira.. lagian kasur ini jarang dipake kok, santai aja kok"

Ya Allah, apa dia jodohku?Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang