Iya bukan ya ?

650 67 1
                                    

Windy hampir memejamkan matanya untuk kesekian kalinya mendengarkan Pak Taka dosen paruh baya yang sedang menjelaskan materi bahasa Indonesia. Materi yang cukup membosankan. Bagaimana tidak dihari pertama kuliah semester baru bukannya perkenalan tapi langsung membahas topik sejarah kedatangan bahasa indonesia yang kemudian nyasar ke bahasa arab dan jawa. Ditambah matkul ini masuk jam 15.30. Kondisi perut sudah lapar dan otak sudah malas bekerja.

Bukan hanya Windy saja yang terlihat bosan mahasiswa yang lain pun terlihat bosan dan asik dengan kegiatan sendiri. Ada yang sedang bermain game onlinenya, ada yang live instagram, ada yang mencoret-coret kertas, ada yang telinganya disumpal headset, ada yang membaca cerita online, ada yang membaca komik, ada yang streaming Oppa-Oppa Korea, ada yang ngelupasin pinggiran kursi dan ada yang sudah tidur semenjak dosen masuk.

"Kapan selesainya sih, ngantuk banget gue" kata Windy ke Ema yang duduk di sebelah Windy

"15 menit lagi Win" jawab Ema

"Lama banget, keburu laper nih gue" keluh Windy seraya memegangi perutnya yang berdemo dari tadi siang.

"Sama gue juga kali Win, itu dosen jelasin apa gue juga nggak ngerti" kata Ema

Windy membaringkan kepalanya di atas meja menghadap ke kanan memperhatikan Yuna yang cengar-cengir sendiri karena chatingan dengan berondongnya. William Sadewa, mahasiswa informasi semester 4.

"Gila lo Yun, cengar cengir sendiri" Windy mengangkat kepalanya lagi lalu menggelengkannya

"Ini si Willy lagi curhat katanya di hukum sama Dosennya gara-gara telat masuk 5 menit doang" jelas Yuna sambil menahan tawanya

Windy mengerutkan dahinya, ia tidak tau dimana letak lucunya
"Terus lucunya dimana ?"

"Willy masuknya pas 5 menit sebelum kuliah selesai. Dan alesannya bego banget, masa dia bilang ke Dosennya kalau macet di jalan padahal kenyataannya Dosennya itu tau kalau Willy itu ngekos di deket kampus, jalan kaki aja nggak nyampe 10 menit"

Windy menahan tawanya, mau ngakak takut Dosennya menegur

"Itu mah si Willy yang bego. Astaga kok bisa 5 menit mau balik baru masuk. Gue aja telat 15 menit mau masuk mikir dulu. Eh tapi Dosennya kok bisa tau Willy ngekost dekat kampus?"

"Dosennya Willy kan Om nya sendiri. Mana katanya killer lagi"

"Sumpah itu Willy bego banget, di pikir kalau dosen masih kerabat sendiri bakal di ijinin gitu."

Windy dan Yuna kelepasan tertawa

"Itu yang ketawa tawa di belakang kenapa ya" Tegur Pak Taka yang menyadari dua mahasiswanya kelewatan berisik

Windy dan Yuna nyegir menampakan barisan gigi putihnya.

"Maaf pak" kata Yuna

----

3 mahasiswi Univ Neo Teknologi, Windy, Alesha dan Yuna sedang menikmati makan malam di Lesehan pinggir jalan. Menurut Alesha selaku anak kos, setiap akhir bulan itu uang menipis jadi yang ditanggal muda biasanya makan makanan kualitas premium tapi kalau akhir bulan mendadak merakyat. Makannya di lesehan pinggir jalan, ini bukan pelit tapi definisi irit. Menu yang di pesan pun menu yang paling murah yaitu 'Telur bakar + tempe bakar+ sambel terasi + teh panas'. Di total hanya 10ribu. Sebenernya lebih irit lagi masak sendiri. Tapi malas.

"Gue nginep kos lo ya Win, Na?" Kata Alesha di sela sela makanya

"Boleh, tapi lo tidur sama Windy ya" jawab Yuna

"Suruh tidur di luar aja kali Yun" celetuk Windy

"Tega lo Win, kalau gue di godain sama kecoa sama cicak gimana ?" Alesha melempar timun lalapan ke piring Windy

"Ya itu derita lo lah" Windy bertosan dengan Yuna lalu menertawakan ekspresi Alesha yang sedang menggumam tidak jelas

"Kembaliannya ambil aja bang" kata seorang pembeli saat membayar pesanannya. Windy yang fokus makan teralihkan ke arah pelanggan yang baru saja lewat di dekatnya. Hampir saja Windy tersedak nasi ketika melihat siapa yang lewat. Entah ini hanya ilusi Windy atau memang kenyataan kalau pelanggan tadi mirip dengan  sosok dari masa lalu Windy. Ia ingin menyangkal tapi lelaki tadi sangat mirip dengannya.

'kok mirip kak Kenzo ya ? Eh  masa dia ada sini sih' batin Windy

"Jangan bengong kesambit baru tau rasa" Yuna menyenggol bahu Windy

"Kesambet Yun, bukan kesambit" koreksi Alesha

"Lo lihatin siapa sih Win?" Yuna ikut mengikuti pandangan Windy melihat punggung pria dengan kaos abu abu memasuki mobil Pajero Hitam.

"Kenal Win ?" Yuna mengikuti arah pandang Windy

Windy menggelengkan kepalanya "nggak kok nggak"

'Mungkin gue salah lihat'
.
.
.
.
.
.
.
Drrt drrt drrt

Getaran ponsel Alesha di bawah bantal membuat Windy yang meringkuk di bawah selimut terbangun sementara pemilik ponsel sama sekali tidak terganggu.

Dengan mata masih terpejam Windy menepuk-nepuk badan Alesha. "Bangun le, hp lo getar terus tuh"

Alesha geming, suara dengkuran halus membuktikan bahwa gadis itu tidur sangat pulas.

Mau tidak mau Windy membuka matanya lalu mengambil ponsel Alesha yang sudah berhenti bergetar dan mengeceknya.

Ada beberapa panggilan dari kekasih Alesha, yaitu Galih.

Windy mengucek matanya melihat jam digital di pojok kiri atas ponsel Alesha.

"Jam 2 pagi, ngapain Galih telfon"

Ponsel Alesha kembali bergetar saat Windy ingin mengembalikannya ke bawah bantal. Ragu-ragu Windy mengangkatnya

"Akhirnya diangkat juga yang, aku tuh-"

"Ini Windy" Potong windy cepat

"Lhoh Windy, Ale mana?"

Windy menguap lebar "Tidur nih di samping gue. Lo ngapain dan telfon-telfon Ale jam segini"

"Bangunin buruan!!"

Windy ingat Alesha ada kelas pagi, jadi tidak tega membangunkan Alesha. Apa lagi Alesha tidurnya pules banget.

"Nggak, mending lo telfon dia nanti pagi. Ini tuh udah lewat tengah malem. Orang-orang masih tidur, eh lo malah nggak tau diri nelpon jam segini" Omel Windy

"Bawel lo, buruan bangunin"

Windy berdecak, "Dasar batu" Tutup Windy kemudian memutuskan sambungan teleponnya lalu memode pesawat data selulernya

Windy tidak peduli dengan Galih yang mungkin sekarang sedang mengumpat di sana. Salah sendiri telfon tidak tau waktu. Lagi pula dari awal Windy memang tidak terlalu suka dengan Galih, pacar Alesha yang sangat super posesif dan protektif.

"Pantes Si Ale sering jalan sama Rio, lo aja kaya gitu. Nggak bisa buat pacar seneng" Windy mengomel menatap gambar cowo kelewat tampan yang dijadikan wallpaper di HP Alesha.

"Ganggu gue tidur aja" Windy mengembalikan ponsel Alesha di bawah bantal lalu berusaha untuk tidur lagi.

Namun tiba-tiba Windy teringat dengan cowo yang mirip dengan mantan pacarnya sewaktu duduk di bangku SMA kelas satu. Kiandra Kenzo Wiradana.

"Tadi mirip banget sama Kak Kenzo, tapi masa iya ada di Jogja." Lirih Windy

"Ah siyal gue jadi mikirin mantan lagi kan. Inget Win. Kak Kenzo cuma main-main ngajak lo pacaran dulu. Jadi jangan kaya gamon gini dong. Lupain dia. Lupain dia" Monolog Windy sembari mencoba memejamkan matanya

Try Again || Kim DoyoungTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang