3. KANGEN

495 24 1
                                    

Natania pov

Langit mulai menggelap mengartikan bahwa pekerjaanku sudah harus selesai. Dan sekarang aku sedang berdiri tepat dibawah bintang lebih tepatnya di balkon kamarku

Tok tok tokk

"Siapa?" Sahutku saat ada yang mengetuk pintu kamarku

"Mama, nat" jawab seseorang dari luar

"Masuk aja ma nggak aku kunci"

Setelah itu mama membuka pintu

"Diluar ada Tian, nat. Kayaknya mau ngajak kamu keluar deh"

Tian dateng ya? Setelah sekian abad akhirnya muncul juga manusia ini dan  setelah aku menahan rindu yang sangat mendalam ini hehe (lebay)

"Oh ya ma?" Jawabku senang

" iya udah cepet keluar. Kasian Tian nungguin lama"

"Oke ma" jawabku sambil berjalan kekamar mandi berganti pakaian

Tidak lama aku keluar menuju Ruang tamu dan disana sudah ada Tian yang sedang berbincang bincang dengan papaku

"Hai"sapaku

"Hai juga" jawabnya saat menoleh kearahku

masyaallah gantengnya kok nambah ya pacarku ini, batinku

"Udah siap?" Ucap Tian menyadarkanku

"Udah dong. Ma Pa kita pamit ya"

"Iya. Hati hati" jawab kedua orang tuaku barengan cieee

Setelah sudah sekitar dua minggu lebih Aku dan Tian tidak bertemu, akhirnya waktu yang kita tunggu tiba juga. Padahal kita sama sama di Jakarta tapi jarang banget ketemu.

Setelah lama berputar putar dijalan, akhirnya Tian memberhentikan mobilnya di Cafe tempat pertama kali kita kencan

"Akhirnya ya" ucapku mendahului

"Akhirnya apa?" Jawab Tian

"Akhirnya ketemulah"

"Suka ketemu sama aku?" Jawab Tian cengengesan

"Nggak suka"

" yahh, padahal aku suka banget"

"Suka apa?" Tanyaku cengengesan juga

"Suka sama kamulah" ucap Tian yang membuat pipiku merah

"Kok merah sih pipi kamu?" Tanyanya

"Masak sih merah?"

"Iya merah yang, mau difotoin"

"Nggak usahlah, kan malu" ucapku

"Masih aja malu padahal udah berapa tahun"

"Ya malu kan gak liat liat umur"

" iya deh, makin pinter aja ngelesnya untuk cantik"

"Dasar tukang gombal" jawabku sinis sedikit mengejek Tian

"I love you too sayang" jawabnya nggak nyambung "tau nggak, aku tuh kangen banget sama kamu" lanjutnya sambil memegang kedua tanganku

"Ya sama lah, dua minggu Tian bayangin aja"

"Aku juga bingung kok bisa ya kita sibuk banget kayak gini"

"Namanya juga kerja cari duit biar kaya haha"

"Buat anak anak kita nanti kan, yang" jawab Tian ngawur

Malam itu merupakan malam yang cukup indah bagiku dan Tian. Mungkin dua minggu adalah cara Tuhan untukku dan Tian agar bisa memanfaatkan serta menghargai waktu berdua.

Hanya Nata dan Tian, serasa dunia milik berdua

Doctor And Designer✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang