9. RAGU

239 17 3
                                    

Tian pov

Jujur aku masih kefikiran soal pertunangan yang diomongin Nata kemarin. Dan kemarin sampai rumah aku langsung pergi kekamar takut ditanyain tentang pertunangan itu lagi. Karena jujur aku belum siap.

"Bengong aja woy" ucap Reza yang membuatku kaget

"Ngapain sih ganggu aja"

"Lo ngapain sih bengong terus, cerita kek"

"Gue disuruh nglamar Nata ,za"

"Bagus dong"

"Bagus gimana sih. Lo tau gue mau sukses dulu"

"Apa sih sukses menuurut lo? Punya banyak duit? Gue kira cewek kayak nata bisa aja diajak hidup yang nggak mewah mewah banget. Lagian bro kita doktee ya kehidupannya gini gini aja. Bisa juga si Nata sebenarnya mau mau aja tunangan cuma lo gak mau. Kecewa nggak dia?"

"Orang Nata kemarin bilang its oke nggak tunangan dulu"

"Itu kata kata dimulut bro belum tentu hatinya juga bilang gitu"

"Gue bingung banget za, sumpah"

"Lo nggak pernah memposisikan diri lo sebagai orang tua lo atau Nata sendiri. Kalian ini anak pertama semua masa depan keluarga ada ditangan kalian" ucap Reza kali ini benar

"Gue juga tau za"

"Lah itu udah tau" ucapnya "Nglamar doang apa susahnya sih yan. Ini nggak nikah bukan nikah cuma tunangan yan" lanjut Reza

"Iya gue juga tahu"

"Kalo lo tau nungguin apa lagi?. Nunggu sampe Nata ada yang nglamar gitu?"

"Amit amit za, lo ngomong kira kira dong"

"Sebenernya lo cinta nggak sih sama Nata?"

"Ya cinta lah za, cinta banget malah"

"Lah kalau lo cinta ngapain ragu woy. Lo nggak mau sama Nata, gue masih mau Ian. Nata tuh cantik gampang buat dia cari cowok yang lebih ganteng dan kaya daripada lo"

Bener juga kata nih anak, batin Tian

"kok lo ngomong gitu sih Za"

"Yaa kan bener yang gue omongin. Coba lo fikir apa nggak capek jadi Nata. Ditekan terus sama keluarga kalian buat pertunangan yang nggak lo inginkan"

"Gue menginginkan pertunangan ini tapi nggak sekarang za"

"Sama aja, bego"

"Lo kok malah ikut ikutan marah juga sih sama gue. Harusnya nih lo sebagai sahabat gue kasih kek saran yang bagus buat gue"

"Lagian lo juga ngeselin banget"

"Artinya lo itu masih ragu sama si Nata" lanjut Reza yang cepat ku sangkal

"Ngaco tuh mulut ngomongnya"

"Bener dong gue"

"Nggak ada bener benernya. Gue nggak ada ragu sedikitpun sama Nata. Kalau disuruh nikahin sekarang gue berani kali"

"Ngomong lo ketinggian ian. Disuruh tunangan aja nggak mau boro boro mau nikahin. Bangun woy" jawab Reza yang kali ini selalu menang

"Yaa kan misalnya gitu za" belaku tak terima

"Misalnya nggak akan jadi kenyataan kalau nggak ada niat untuk ngerubah misalnya jadi nyatanya"

"Iya iya Za, marah mulu deh. PMS?"

"Sialan lo. Lo tuh ngeselin pake BGT"

"Yaudah sih" jawabku enteng

"Inget ya Ian. lo nggak bisa gini terus sama perempuan, perempuan itu butuh KEPASTIAN bukan KERAGUAN apalagi HUBUNGAN TANPA IKATAN"

Kalau dipikir pikir omongan Reza semuanya ada benernya juga sihh. Tapi sumpah belum siap banget gue kalau disuruh nglamar Nata. Bukan berarti aku nggak sayang kamu Nat.

Doctor And Designer✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang