Bab 2 Kekhawatiran Ari

58 5 0
                                    

Dari kejauhan Rean melihat Ari yang dengan santainya berjalan melewati Rean kearah parkiran.

"Ri. itu wajah atau kainlap sama kusutnya tau ngak. Dan lihat penampilanmu. Astaga persis kek preman dibelakang gang sekolah tau nggak."

"Bodo."

"Yyee kau ini gimana sih. Kau nggak ninggalin dia dalam keaadaan sepi seperti inikan. Apakah kau udah lihat dia pulang dengan keadaan selamat.
Kau tau Preman belakang gang sekolah kan. Mereka sedang gencar-gencarnya memangsa dan memperkosa anak perawan yang pulang sendirian. " Mendengar hal itu Langkah Ari terhenti . Dia berlari keruang UKS dan diikuti dengan Rean dari belakang.
Entah kenapa melihat Nauli tidak ada di UKS muncul perasaan bersalah padanya.
"Dia nggak ada Bro. Gimana kalau perkataanmu tadi benar"
"Santai bro. Sekarang ayo kita keparkiran . Mungkin mereka pulang Naik Taksi."
Ari dan Rean punberlari mengambil MOGENYA.
"Bro itu dia. Kan betul dugaanku. Gimana? Kita tepis atau kita ikuti dari belakang."
"Tepis aja." Mereka pun mempercepat kecepatan mereka dan menepis tepat didepan mobil tersebut,, sontak membuat Rolly dan Nauli terbentur dibelakang bangku Supir Taksi itu.

NAULI POV
"Siapa sih yang menepis mobil ini. Gak tau apa ada orang sakit disini."
Rolly menganggkat Bahunya sebagai tanda tidak tahu dan melihat kedepan.

"Bang Rean ngapai mereka disini. Dan disamingnya itu siapa? Gaaanteeeng ...." Aku yang penasaran melihat kearah Rolly. Dan benar saja dia yang menolongku dengan pria pujaan Rolly. Aku menepuk Jidatku

"Dia yang menolongku saat aku pingsan. Akibat tendangan bola yang dibuatnya padaku." Jawabku kesal
"Ciieee. Serasa Judul Sinetron . Yang Judulnya Dia Yang Menyakitiku Dia Juga Yang Menolongku.
Ciieee .... Ciieee ...." Rolly menyiku tubuhku.
Aku kesal dan hampir menjawabnya tapi terhalang dengan suara supir taksi. "Neng ,, itu pacar kalian udah datang."

Kamipun terpelongo mendengarnya.
Pacar ?? Sejak kapan ?? Sinting itu orang !!
"Mereka bukan pacar kami pak.! Lewati saja?" Jawabku acuh.
"Udh saya klakson tapi mereka gak mau minggir Neng. Ayo atuh neng. Kalau berantam sama pacarnya, jangan main kabur-kaburan.
Bapak pun dulu seperti itu sama istri bapak , saling gengsi tapi akhirnya berjodoh juga."
"bapak!!!!" jawabku kesal
"Dicoba dulu kali Li. Siapa tau ketagihan"
"Kau kira Ice Cream apa. Kau aja sana mau milih yang mana."
"Yyee. klw aku sama mereka . Nanti keadaanmu gimana. kalau kau sakit gimana. Gak ah. Sahabat lebih diutamakan. Walau masih oleng karena baru pingsan"
Aku terharu mendengarnya. Namun tiba-tiba Bang Kia udah berada disamping taksi ini. Dan dia memberi tanda kepada Bapak Supir agar membuka kunci pada pintu taksi ini.

diapun membuka pintu mobil dan memegang tanganku,
"Bang yang sopan dong.megang tangan orang sembarangan." jawabku kesal, dan menepis tangannya

"kau masih tanggunganku. belum sembuh kan. Yaudah gausah ngeyel."

"is nyebelin." ketika aku mau menutup pintu Taksi , Bang Kia dengan gaya super coolnya menahan Pintu taksi ini.

"jangan melawan Nauli. Turun. Atau aku gendong." aku yang kesal melihat tingkahnya semakin kesal melihat Rolly tertawa tertahan dengan mulut yang ditutup dengan tangannya.

"Ketawain aja terus . . " Bisikku ditelinganya.
"Habis lucu sih lihatnya."
"Tauah nyebelin" Kekesalanku semakin meninggi melihat saat Bapak Taksi pun sedang asiknya menonton kami.
Hey ini bukan drama yang harus dipertontonkan.
"Pak. Kenapa bengong. Ayo jalan!" Setengah membentaknya.
"maunya sih gitu neng. Tapi si Aden menahan pintu. bahaya neng"

03. DILAN . Dia Yang LunantikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang