Bab 7 Spiritual Kehidupan

13 1 0
                                    

~~~~~~~~~•••••••••~~~~~~~~~

"Tempat apa ini" Tanya Nauli, yang entah kenapa Nauli, kak Wanda, Kak Aram, dan kak Reynald bisa terbang, mennaiki awan dengan melayang, udaranya enak sekali, dan jika melihat kebawah, dia bisa mengenali jalan dibawahnya.

Mereka terus melaju perlahan, suasananya redup segar, hawanya sejuk melegakan.
Kemudian dibawahnya tampak sebuah taman yang indah sekali, penuh bunga,
Mereka melihat Wanda dan Nauli sedang berada ditaman itu.
Bingung sejenak, padahal tadi mereka ada bersama mereka Tetapi sekarang mereka sedang memetik bunga itu.
"Apa yang kalian lakukan" Tanya Rey dengan mengepakkan sayapnya.

"Kami sedang memetik bunga, mau ikutan" Jawab Wanda, tanpa melihat kearah mereka.

"Tidak" Jawab Rey Dan Aram

Mereka terus terbang dan dikejauhan kelihatan ada gerbang besar yang indah, awan itu seperti mengarah kearah pintu sana.
" Dengar sobat, he, ... ayolah bangun, jangan manja, jangan jadi pengecut meninggalkan semua begitu saja. Ingatlah keluargamu, lihat adekmu yang masih kecil, butuh bimbingan, lihatlah ibumu yang sudah sepuh, dan amat mencintaimu, ayolah, ... beliau amat bersedih hati. Ayo sadar sahabat, kuatkan diri, bangkit lagi, tetap berjuang, tetap semangat ! "

"Arrrggggh Rolly!! Ibu!!" teriak Rey frustasi. Saat ada orang yang membisikkan sesuatu agar dia bangun dari mimpinya.

"Aram, kemarilah. Sudah saatnya kamu pergi, ayo kita pergi." Aram mendekati Malaikat Jahat itu dan hampir memegang tangannya. Namun

"Tunggu .... Ram dia bukan Malaikath, tapi dia iblis Ram. Lenyap kau iblis dalam nama Yesus." Iblis itu seketika lemah, beberapa goncangan menggerogoti tubuhnya, namun dia dapat mengalahkannya.

"Ayo Aram, kemarilah. Kita rayakan kematianmu dengan membuat orangtua dan keluargamu menangis, mengetahui anaknya udah tiada."
Aram kembali mendekati dan memegang tanganya. Namun

"Berhenti disana, Iblis sepertimu gaakan pernah mendapat tumbal baik seperti mereka." Kata Malaikat yang sesungguhnya.

"Ini orang baik, bahkan dia ingin mengikuti aku jika kau tak mengacaukan semuanya"

"Kau hanya bersandiwara dengan memakai jubah Putih seperti yang kami kenakan. Bahkan kau mengambil alih pikirannya."

"Berhentilah Menggangguku!!
Dia mangsaku, dengar" Malaikat Luxciver hendak mengambil Aram, Tapi Malaikat Gabriel udah merebut tubuh Aram terlebih dahulu.
Adu perang terjadi diantara mereka. Malaikat Luxciver yang merqsa kalah terus bergulat mengandalkan kekuatannya dan melemparnya kearah Malaikat Gabriel,
Dengan Tenang Malaikat Gabriel membalas dengan mengandalkan kekuatannya dan melempar kearah Luxciver.
Cahaya Biru Dan Cahaya Merah Beradu, dan pecah
Sehingga membuat Malaikat Gabriel Dan Luxciver tersungkur diawan.
Setelah lama berperang dengan kekuatan mereka. Akhirnya malaikath Gabriel Menang.
Malaikath Gabriel menggiring Aram,Reynald,Wanda,Nauli

Tiba-tiba mereka Wanda dan Nauli bertemu dengan ibu mereka,
"Mama" Mereka berhambur kedalam pelukan mama nya.
"Ada apa kamu disini nak."
"Mam, kita pulang ya. Kita pulang"Kata Wanda
"Mama ingin disini nak. Mama harus mengorbankan diri Mama disini.
Bersama para Malaikath ini.
Sebagai penjamin agar kalian bisa kembali.
Mereka berkata Timbangan amal kebaikan
Mama lebih banyak dibanding dosa ibu"
"Enggak Mam. Mama harus pulang bareng sama kita. Nauli gangerti tempat ini Mam. Sekilas Nauli sedang berada di Neraka, sekilas Nauli juga sedang berada di Surga."

"Kami akan memulangkan kalian kedunia, tapi tidak dengan ibu kalian." Kata Malaikat Mikhael
Mereka berbalik arah kearah Malaikat Mikhael. Wanda mendekar dan bersujud
"Tolongin Wanda Malaikath, Kasihani Nauli, adek Wanda butuh sosok ibu. Terutama Wanda sendiri. Kami membutuhkan sosok ibu."

03. DILAN . Dia Yang LunantikanTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang