12. "kalau iya, kenapa?"

696 76 4
                                    

Mingyu mendesah berat, mendengar tangisan mama di ruang tengah

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

Mingyu mendesah berat, mendengar tangisan mama di ruang tengah. Cowok itu sedikit mengintip dari puncak tangga, mencari keberadaan papa. Tapi tak menemukannya.

Saat mingyu kembali menuruni tangga, mama menoleh. Membuat mingyu sedikit tersentak.

"mingyu mau langsung berangkat?" tanya sang mama dengan bergetar, matanya masih merah menahan tangis.

"ma.... " ucapan mingyu tertahan menatap sang mama ingin bertanya tapi jadi tak tega.

Mama menyerngit. "kenapa?" tanyanya heran. "ah ini maksud kamu?" lanjutnya menunjuk wajah sendiri. "mama abis nonton, ceritanya sedih. Makanya mama nangis.

"ma.... Upin dan ipin bisa bikin nangis?"

Mama tertawa renyah. "mama tau kamu bukan anak sd lagi sih" katanya terikikik. "kamu nggak mau sarapan dulu? Udah lama kayaknya kita Nggak makan bareng". Tanyanya.

Mingyu diam sebentar sebelum akhirnya mengangguk. Mama tersenyum kemudian melangkah ke arah dapur yang langsung diikuti mingyu.

"mama tadi udah bikin nasi goreng sama omlet" kata mama sambil menyiapkan piring. "kamu nggak papa kan langsung sarapan makanan berat?" tanya mama lagi.

Mingyu menggeleng, kemudian menarik kursi disamping mama.

"mama nggak masak sambil nangis kan? " sahut mingyu bertanya mencoba mencairkan suasana saat mama Menyodorkan sepiring nasi goreng dengan omelet diatasnya.

Mama terkekeh. "nggak lah, ngapain? Yang ada nanti masakan mama jadi asin" balasnya.

Mingyu ikut tersenyum, menatap mama yang sekarang sepertinya lebih membaik.

Satu suapan pertama, mingyu kembali bersuara. "mama baik-baik aja kan?"

Mama mengangguk. "mama jauh lebih baik dari sebelumnya" katanya yakin.

Mingyu mengangguk lalu tak lagi bersuara memilih fokus pada makanannya.

"mingyu berangkat sekarang ma" katanya setelah selesai makan, kembali menyelempangkan tas ransel yang tadi mingyu letakkan di kursi sebelah.

Mama ikut bangkit. Mengantar mingyu sampai ke teras depan.
"hati-hati kalau bawa motor" . Katanya saat mingyu menyalami. "jangan ngebut!!" lanjut mama lagi.

Mingyu mengangguk, lalu berbalik menuruni tangga teras menuju di mana motornya terparkir. Belum sampai di bawah tangga, mingyu kembali berbalik. Menatap mama sebentar sebelum akhirnya mendekat. Memeluk mama dengan erat.

"astaga dek, mama kira kenapa balik lagi." sahut mama masih terkejut saat mingyu tiba-tiba memeluknya erat.

"mah, mingyu kangen. Tolong, jangan sedih lagi" kata mingyu melepas pelukan tadi, menatap mama yang sudah berkaca-kaca.

"udah, mama jangan nangis terus. " lanjutnya jadi mengusap air mata di pipi mama yang baru jatuh. Mama mengangguk "mama janji nggak akan sedih lagi, kamu juga jangan menghindar dari kami lagi." balas mama, giliran mingyu yang mengangguk.

Getting Closer (revisi) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang