Chapter Eleven

78 8 3
                                    

***

"Jessica!!" Teriaknya lagi sambil melambaikan tangannya ke atas agar jessica bisa melihatnya. Jessica bisa melihatnya dengan jelas saat luhan hendak berjalan ke arahnya, tapi matanya membulat saat lampu merah berganti dengan hijau.

"Luhan! Awassss!!!" teriakan itu membuat luhan berhenti, tepatnya berhenti saat sebuah truk sedang melaju cepat ke arahnya. Saat menoleh, luhan hanya diam memandang lurus ke depan. Badannya tak bisa berkutik sedikitpun. Seketika pandangan menjadi gelap.

***
"Dok, bagaimana keadaan anak saya?" Tanya wanita paruh baya itu dengan raut penuh kecemasan.
"Anak ibu tidak terluka parah. Untung kakinya yang lecet." Ucap sang dokter sambil tersenyum.
"Syukurlah." Ucap pria paruh baya langsung memeluk istrinya bahagia.

"Tapi kalau boleh tau, wali pasien satunya lagi mana?" Tanya dokter.

"Saya Dok." Ucap seorang namja menghampirinya.
"Anda siapanya pasien?"
"Saya... saya pacarnya." Ucap sang namja setelah berpikir sejenak.
"Dimana orang tua nya?" Tanya dokter lagi karena heran melihat namja itu sendirian.
"Lagi di jalan Dok."

Dokter langsung mengangguk, "begini, pacar anda mengalami luka yang cukup parah di bagian tengkorak belakang. Kemungkinan besar dapat mengakibatkan amnesia." Ucapan sang dokter membuat sehun kaget.

Dokter langsung menepuk pundak sehun pelan, "Tabahkan hatimu nak." Ucapnya sebelum pergi.

Semenjak mendengar berita dari dokter, diam-diam sehun langsung tersenyum. Ntah apa maksudnya tapi sehun merasa senang dengan berita itu.

***
Luhan POV
Disini, aku berdiri di tempat yang ntah dimana. Heran dan aneh ketika melihat tempat ini yang begitu sepi dan tenang. Di sebrang sungai, ku lihat sesosok yeoja bersurai coklat membelakangiku dengan memakai pakaian serba putih.

"Siapa dia?"

Aku langsung mendekatinya, "permisi?" Tanyaku. Sesosok itu langsung menolehkan kepalanya ke arahku. Kaget yang ku lihat saat melihat wajahnya tidak secantik wajahnya yang sekarang, "sooyeon?" Tanya ku ragu. Yeoja itu langsung mengangguk dan tersenyum ke arahku. Aku menatapnya diam.

"Luhan, apa kau kecewa dengan ku?" Tanyanya tiba-tiba membuatku terdiam sejenak.

"Iya, aku sangat kecewa padamu." Jujur, aku tak suka di bohongi. Ku lihat, dia langsung menundukkan wajahnya.

"Mianhe jika aku telah membohongimu." Ucapnya sedih. Aku tak tau harus bersikap seperti apa saat dia mulai menangis.

Tangisannya seolah-olah diriku jahat. Aku tak sanggup mendengar isakannya. Ku rengkuh badannya dalam dekapanku, "jangan membohongiku lagi. Aku tak suka di bohongi apalagi itu dirimu. Saranghae sooyeon." Ucapku tulus. Jujur aku tersiksa jika dia begini terus.

AUTHOR POV
Yeoja itu langsung berhenti menangis mendengar ucapan yang terlontar dari namjanya. Di lepaskannya pelukan itu dan kini wajahnya saling berhadapan satu sama lain. Seulas senyuman muncul di bibir manis yeoja itu dan wajahnya kini berganti menjadi sesosok bidadari yang cantik.

Luhan mengerjap-ngerjapkan matanya kaget sekaligus takjub, "jes-jessica?"

Bidadari itu langsung tersenyum dan mengangguk, "gomawo.. saranghae.. mianhe" Perlahan sosoknya hilang di bawa hembusan angin.

Luhan langsung panik, "jessica....!!"

"Jessica!!" Teriak luhan langsung bangun dari tidurnya. Nafasnya tersengal-sengal tak beraturan.

"Yeobo, anak kita siuman." Ucap wanita paruh baya kepada suaminya.

Luhan merasakan sakit di kaki, "arrghhh...!" Rintihnya. Kini pandangannya terasa aneh melihat selang infus menancap di pergelangan tangannya.

Jessica Jung is Jung SooyeonTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang