10 | Kesempatan Dalam Kesempitan

10.2K 757 285
                                    

Di mulmed adalah fotonya Agil, ayahnya Chila, si Hot-Young-Daddy. Yakin masih mau sama Raka? Wkwk

10 | K E S E M P A T A ND A L A MK E S E M P I T A N

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.

10 | K E S E M P A T A N
D A L A M
K E S E M P I T A N

          Bibir sobek, pipi membiru, memar di beberapa bagian tubuh, mata lebam, pelipis terbuka, dan masih banyak lagi. Begitulah kondisi Raka dan Frans saat ini.

Kini keduanya sedang menikmati asap bersama-sama. Pertarungan fisik yang memakan waktu selama kurang lebih delapan belas menit itu berakhir hampir imbang jika Frans tidak pingsan, membuat Raka membopong tubuh Frans seperti posisi tukang mengangkat karung semen. Membawanya ke rooftop dan menunggu selama setengah jam hingga Frans sadar.

"Huufffttt.." Frans menghembuskan nafas perlahan, membuat kepulan asap keluar dari mulutnya. "Dari pertarungan tadi, gue bisa tau kalo lo itu bukan cuman tipe orang yang berbakat, tapi lo juga udah berusaha keras."

Raka hanya diam, merasa tidak tertarik sama sekali dengan apa yang akan diucapkan Frans.

"Menurut gue, usaha keras yang lo lakuin sebagai pengalih buat pikiran lo. Lo pernah disakitin sebelumnya, atau mungkin dibikin kecewa, kelewat kecewa sampe lo udah ga tahan lagi."

Dalam hati, Raka ingin sekali mengatakan, 'iya, gue udah ga tahan lagi, ga tahan lagi buat ngelempar lo dari atas sini kalo lo ga berhenti ngoceh.'

Frans kembali mengepulkan asap dari pernafasannya. "Lo tau ga, hati, perasaan itu bisa juga berteriak. Bisa menjerit, karena rasa sakit, emosi, kekecewaan. Hati yang menanggung itu semua. Dan lo adalah tipe orang yang mungkin udah terlalu sering menanggung rasa sakit, sampe lo ga bisa denger jeritan hati lo sendiri. Itu yang bikin lo bisa selalu bersikap tenang setiap saat."

Raka menghisap batang candunya dalam-dalam, memejamkan mata dan menahan asap nikotin itu di dalam paru-parunya sesaat, mencoba menenangkan urat kepalanya yang semakin menegang setiap detiknya, berkat ocehan Frans.

"Gue berbeda dari lo. Walaupun gue pernah masuk ke dalam organisasi yang bisa dibilang ngejual jiwanya ke iblis secara harifah, untuk ukuran itu, gue ngakuin kalo lo adalah iblis sebenarnya di sini, bukan gue. Semua tingkah konyol gue, nunjukin bahwa gue masih bisa denger jeritan hati gue."

'Sabar njing, sabar.' gumam Raka dalam hati.

Frans pun menoleh. "Sebagai orang yang naro respect buat lo, gue cuman bisa berharap kalo lo bisa ketemu orang yang bisa denger jeritan hati lo itu.."

Raka yang sudah tidak tahan pun menoleh dan memasang ekspresi bahwa ia siap untuk ronde kedua. Namun perkataan Frans selanjutnya membuat Raka mengurungkan niat untuk menjadikan Frans sebagai samsak tinju.

RCL : Crack In High SchoolTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang