Nggak kerasa udah hari senin lagi. Rasanya baru kemaren gue libur.
KN Cup dibuka juga akhirnya. Setelah beberapa hari yang lalu gue cukup terguncang dengan kejadian rumah hantu dan kenyataan bahwa tadi gue baru aja chat sama Arika hshsh.
Sayangnya, Arika nggak ikut acara pembukaan ini gara-gara kelasnya ada Ulangan Biologi. Emang Bu Triyani, gak kira-kira kalo ada UH.
"Saya, Aqim Muttaqin, selaku staf akademik SMA Kharisma Negara, mewakili Bapak Drs. H. Usdiwan untuk meresmikan pembukaan acara KN Cup tahun ini dikarenakan beliau masih trauma saat sempat terjebak di wahana hysteria dufin tempo hari."
"Lama banget sih!" Sekar menggerutu, "mana tandingnya?"
"Sabar, sabar." Ezra mencoba menenangkan Sekar yang makin uring-uringan.
Pak Aqim masih terus mengoceh dan memberikan sambutan. Tentu aja diiringi gerutuan anak-anak cewek.
"Dengan mengucap bismillah, saya nyatakan KN Cup tahun ini resmi dibuka!"
Suara gemuruh kesenengan terdengar jelas di hall. Apalagi pas anak-anak dance masuk buat flashmob.
Gue menatap anak-anak dance dengan tatapan kagum. Tiba-tiba aja, semua anak dance nengok ke arah gue.
Dan lo semua tau apa yang terjadi berikutnya?
Mereka semua pingsan.
Iya, 8 orang, pingsan barengan.
Gue cuma bengong pas beberapa panitia mengangkut anak-anak itu, tapi Ezra yang kayaknya udah berhasil menganalisis situasi langsung menarik gue dan Sekar keluar hall.
Di luar hall, Sekar tercengang.
"Akira, ini cuma perasaan gue, ato lo jadi makin ganteng?" Sekar menatap gue seakan ngeliat zombi.
"Hah, emang kenapa?" gue masih bingung.
"Gue rasa ada hubungannya sama kerusakan dufin kemaren. Sebelom semua wahana rusak, bukannya Pak Rahmadi sempet teriak ya?" Ezra mengingat-ingat.
"Ah-" baru aja gue nginget-nginget, suara seorang panitia menggelegar.
"Heh kalian! Ngapain di luar? Ayo masuk. Acara pembukaannya bentar lagi selesai kok!"
Shit, Kak Rendy.
"Kita bahas nanti aja deh!" Sekar mendelik, takut ada masalah sama kakak kelas.
"Eh, Rendy! Tolong cariin panitia kelas 10 dong! Suruh bungkusin air buat yang tanding nanti!"
Suara Kak Jessica.
"Lo aja yang bungkus Jess!" Kak Rendy balas berteriak.
"Ini gue minta tolong gara-gara gue dipanggil Bu Nani, disuruh ngurusin absensi!" Kak Jessica berteriak lagi.
"Suruh anak-anak ini aja ngebungkusin dulu. Nanti pulang sekolah lo pada gue beliin es kepal milo dah." Kak Rendy menunjuk gue, Ezra, dan Sekar.
"Oh yang lagi viral ya Kak?" gue bertanya dengan polos.
"Iye, yaudah, tolong bungkusin air di Ruang 101 ya. Abis ini mau langsung basket putri soalnya. Noh Jess, udah yak!" Kak Rendy berteriak lagi.
"Sip sip! Gue cabut, dah!" Kak Jessica berlari ke atas.
Sementara gue, Ezra, dan Sekar berjalan gontai ke arah Ruang 101. Kita ngebungkus air tanpa semangat hidup. Begitu dipanggil buat manggul air juga sama aja, kayak udah gak punya ruh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Kutukan Pak Rahmadi
Random"Semua berawal dari kualat gue sama Pak Rahmadi, guru fisika kesayangan gue."