"Kak, aku mau dibawa kemana? Kan kita musti sekolah." Lola kebingungan karena tidak bisa melihat apapun yang jelas dari dalam mobil.
"Sudah diam saja" jawab Chio sembari mengemudikan mobilnya.
Mobil berhenti di depan toko optik.
"Turun.. Pegang tanganku." ucap Chio membukakan pintu mobil dan mengarahkan tangannya untuk membantu Lola berjalan.
Lola tak bisa berkata apa apa lagi jantungnya terus berdisco ria dan membuat dadanya sesak.
Mereka pun langsung masuk ke dalam optik.
"Baunya seperti aku kenal tempat ini." ujar Lola seakan dia memang benar benar buta saja.
"Kakak mau pesan apa?" suara seorang pegawai optik yang terdengar samar di telinga Lola.
"Berikan saja yang cocok buatnya." ujar Chio.
Akhirnya Lola dipasangkan softlens minus berwarna hitam dan cocok sekali dengan wajah Lola. Ia terlihat cantik tanpa kacamata.
"Wah, aku bisa melihat dengan jelas tanpa kacamata. Apa ini mahal? Aku tidak akan mampu menggantinya ku rasa. Berikan saja aku kacamata kak." celoteh Lola pada pegawai optik.
"Tapi, kakak yang tadi bilang ini saja." jawab pegawai optik.
Chio menghampiri Lola dan pegawai optik yang sedang adu mulut. Ia langsung membayar softlens yang dipakai Lola dan membawa Lola keluar dari optik tersebut.
"Kak, terimakasih. Tapi, aku akan secepatnya mengganti ini." celoteh Lola pada Chio sambil menundukkan kepala tak berani menatap Chio.
'Tidak usah.' saut Chio sambil memberikan sekaleng coklat dingin pada Lola.
"Tapi pasti mahal dan uang jajan kak Chio akan terpotong karena ini."
Chio kaget mendengar ocehan Lola. sebenarnya, walaupun uang jajan Chio dibuat untuk membelikan 50 softlens juga tidak akan menguranginya.
Chio adalah anak tunggal yang mewarisi semua kekayaan ayahnya dan Chio bukan typekal cowok boros yang suka foya foya untuk menghabiskan uang warisannya.'Anggap saja kita impas'
Lola bingung mendengar ucapan Chio.
"Impas untuk apa?"
'Kemarin kan kamu nolong aku. Katamu badanku seberat sapi. Mungkin dengan ini kita impas.'
"Ohh." Lola mengangguk dan wajahnya memerah karena malu. Chio tau bahwa ia mengatakan hal yang buruk pada Chio.
'bagaimana kalau kita pergi?'
"Kemana kak? Oh ya kita harus balik ke sekolah."
'Mana mungkin? Kita sudah sangat telat.' cicit Chio sambil melihatkan jam tangannya pada Lola yang menunjukkan pukul 10
"yasudah kita pulang saja, lagian kita kan pakai seragam" tawar Lola.
Chio tidak meng iyakan usulan Lola tapi ia bergegas menyuruh Lola masuk ke mobilnya. Chio membawa Lola kesalah satu butik berbintang. pemilik butik tersebut adalah teman dari mamanya Chio dan Chio sering pergi kesitu membeli beberapa baju untuk mamanya.
"Kak, kita ngapain si ke butik?" Lola semakin bingung dengan keadaannya sekarang.
Tanpa menjawab Chio mengajak Lola masuk ke butik.
'Kamu milih sendiri atau aku pilihin?' ujar Chio semakin membingungkan Lola.
Belum menjawab Chio sudah memberikan baju pada Lola agar dipakainya. Lola terus menolak dan Chio terus memaksa sampai Lola memakai baju yang diberikan Chio.
Chio pun juga sudah tidak memakai seragam lagi ketika Lola keluar dari ruang ganti.
'Wah, kamu cantik'
Kata kata Chio yang singkat itu membuat muka Lola memerah padam.
"Cantik apasih, orang jelek gini" dalam hati Lola bergumam tak menyutujui ucapan Chio.
Chio berusaha rileks walaupun jantungnya berpacu kencang ketika melihat Lola keluar dari ruang ganti memakai baju yang dipilihkannya dan tanpa kacamata kuda yang biasa Lola pakai.
----
"Kak, kita mau kemana? Rok ini pendek sekali buatku" ujar Lola sambil berusaha menutup pahanya yang terlihat sangat jelas ketika duduk.
Chio yang menyetir mobil mencoba melirik Lola disampingnya yang bingung menutup pahanya.
'Di belakang ada seragamku kau pakai saja dulu buat nutupin'
Tanpa berfikir panjang Lola mengambil seragam Chio yang tersampir di bangku belakang dan menutup pahanya.
Mereka pun tiba ke suatu taman yang ramai karena adanya pameran buku.
"Wahh, kak buku!" seru Lola sambil berlari keluar dari mobil yang sudah terparkir.
'baru kali ini gue bolos sama cewe. Ketempat seperti ini lagi. astaga betapa cupunya gue' maki Chio dalam hati.
****
"Sial, kenapa bangku mereka kosong?" seru Angel geram melihat bangku Chio dan Lola kosong."Liat aja nanti" ujar Angel sambil mematahkan pensil yang dipegangnya.
****
//Waw sadis ya si Angel.****
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Candy
Teen FictionKisah cinta yang begitu manis dan indah bagaikan permen bunga. Saya buat novel ini dari karangan komik saya karna belom sempat mengedit komik untuk saya publishkan jadi lewat wattpad dulu ya semoga kalian suka :)