Pagi itu mendung, seperti halnya kondisi Chio.
"Aduh, pusing banget nih." runtuh Chio sambil memegang kepalanya.
"Sayang, kamu gapapa? Sekolah ngga?" tutur mama Chio.
"Bolos ah mah," kembali mengambil gulingnya.
"Dasar anak mama ini" gumam mama sambil menepuk paha Chio.
Di sekolah, Lola berjalan dengan riang menuju kelas.
BYURRRR
Guyuran air yang kencang menerpa wajah Lola.
"HAHAHAHA" suara tawa hinaan terdengar keras sekali dari semua siswa dikelas.
Dengan lemas, Lola melihat bajunya yang basah kuyub.
"Upss, maaf ya. Aku sengaja" ujar Angel tanpa rasa bersalah.
"lalu maksut kamu apa Ngel, ngelakuin ini sama aku?"
"HAHAHA, CEWEK KAYAK KAMU ITU!! MEMANG SEHARUSNYA BEGITU!"
"jahat" batin Lola.
Tanpa memperdulikan mereka yang terus tertawa, Lola segera menuju loker nya.
"Untung masih punya cadangan seragam di loker." ungkap Lola sabar.
Setelah kembali ke kelas, Lola melihat banyak kertas yang sengaja disobek berceceran di mejanya.
"JELEK! BODOH! PERGI DARI SINI! " Itulah yang tertulis di semua kertas itu.
"Fuhh,," Lola terus berusaha menjaga amarahnya. Kejadian yang dulu pernah ia alami, kini kembali terulang.
"PEMBULLYAN" adalah hal yang sudah sering Lola rasakan. Dulu maupun sekarang, padahal ia selalu berharap penindasan ini akan berhenti ketika ia pindah.
Dia sudah tak mampu lagi untuk menangis.
"Pergi saja dari sini! Tidak ada yang butuh kau!" seru Angel.
"Iya! Sudah menyerahlah!" timpal teman Angel.
"Pergi kau!! Manusia bodoh!" tambah satu temannya lagi.
Waktu serasa berhenti dan kembali ke masa lalu, dimana Lola terluka dari perbuatan teman-teman nya.
Dengan kuat, Lola melewati hari nya. Sampai hari selanjutnya, penindasan yang di dapat semakin mengerikan.
" Masih saja berani sekolah!" gerak Angel sembari menuangkan sampah pada diri Lola.
Lola tak mampu lagi membendung air matanya,
Hari berikutnya pun, Lola tetap di bully. Baju olahraga ya disobek, sepatutnya dibasahi. Dan masih banyak lagi kelakuan keterlaluan yang dilakukan Angel.
"Chio, kamu dimana?" batin Lola.
Dengan hati yang amat teriris, Lola akhirnya menyerah.
"SUDAH CUKUP! AKU AKAN BERHENTI! AKU TIDAK AKAN KESEKOLAH LAGI!"
"Hemh, baguslah!"
"Lebih cepat kau pergi, lebih baik." seru Angel tersenyum puas.
*****
Setelah 3 hari tidak masuk sekolah,
"3 hari ini, kenapa aku kepikiran Lola terus ya." ungkap Chio sembari merapikan dasinya.
---
"Chio! Kamu kemana aja? Kok baru berangkat? Aku khawatir banget" ungkap Angel memelas di depan Chio yang baru saja masuk kelas.
Chio mengamati sekitar dan tak melihat orang yang ia cari.
"Kau apakan Lola?" tanya Chio pada Angel
'Lola? Aku tidak tau apa-apa'
"Kenapa dia gak berangkat, apa dia sakit?" batin Chio.
Sepulang sekolah, Chio bergegas ke rumah Lola.
BRRRRMMMM
Suara motor yang tak asing bagi Lola. Saat itu, Lola sedang berada di taman rumahnya.
"Lola!" teriak Chio.
"..." Lola hanya terdiam.
Ketika Chio mendekat, Lola mundur.
"Kenapa? Kamu kenapa gak berangkat sekolah?" tanya Chio cemas.
"...."
"Kamu sakit." ungkap Chio sembari mengarahkan tangannya ke dahi Lola.
"Nggak!" Lola menepis tangan Chio.
"Kakak pulang! Jangan urusi Lola lagi! Lola gak bisa bersama kakak terus!! Jangan perdulikan Lola lagi!!" gerak Lola menahan tangisnya yang mau pecah.
Ia segera berlari ke dalam rumah dan meninggalkan Chio berdiri sendiri di halaman.
"hikss.. Hiks.." Lola menangis di kamar.
"Maafin aku kak"
....
Chio memperhatikan jendela kamar Lola,
"aku tau kamu bohong" ungkap Chio lirih.
....
"Eh Chio, tumben kamu kesini?" dengan senang hati Angel menerima tamu Chio.
"e.. Aku mau minta maaf ke kamu Ngel." tutur Chio dengan wajah merasa bersalah.
"hah?" jantung Angel berdegup cepat.
"selama ini, aku salah milih cewek Ngel. Harusnya dari awal kan, aku milih kamu. Apa bagusnya cewek itu sampai aku memilih dia.. Pasti dia pakai pelet ya."
"Emm, betul banget tuh Yo! Tapi untung deh aku udah ngusir dia dari sekolah" cetus Angel.
"Hah, seriusan? Jadi kamu yang buat dia ga masuk sekolah!? Gimana caranya? Keren banget." tanya Chio penasaran.
"Cukup beri pemberontakan sedikit ke dia dong!" dengan wajah bangga Angel menjelaskan perbuatan buruknya pada Chio.
"Oh jadi gitu, ternyata tidak terlalu sulit untuk menyuruhmu berkata jujur ya Ngel. Jahat kamu ya." ungkap Chio puas.
"Eh..." Angel merasa dibodohi.
"Aku jadi makin yakin, kalo ga akan pilih kamu jadi pasangan aku!" ketus Chio langsung pergi dari rumah Angel.
"CHIIO!!"
"HAISHH! BODOHNYA AKU!" bentak Angel pada dirinya sendiri.
*****
Keesokan harinya, ketika Lola pulang dari toko ia melihat seseorang sedang berdiri di depan gerbang rumahnya.
"Siapa?" Lola menghampiri.
"Ahh... Kakak,"
"Hai," ucap Chio canggung.
"aku kan sudah bilang sama kakak, jangan temui aku lagi! Aku sudah putuskan aku tidak akan sekolah lagi! Cepat pulang!" gertak Lola, lalu ia masuk ke dalam tanpa melihat Chio.
"Maafkan aku, 3 hari aku meninggalkanmu membuatmu tidak bisa tenang, karena perlakuan jahat Angel!" seru Chio.
Kaget mendengarnya, Lola menengok ke arah Chio.
"Besok, pergilah sekolah! Aku akan lebih melindungimu!"
"Aku janji!" seru Chio dengan wajah tampannya menyungging senyuman lembut untuk Lola.
Lola langsung masuk ke rumah, dengan hati yang berbunga bunga.
"Perasaan ini" batin Lola dengan tersenyum.
KAMU SEDANG MEMBACA
Flower Candy
Fiksi RemajaKisah cinta yang begitu manis dan indah bagaikan permen bunga. Saya buat novel ini dari karangan komik saya karna belom sempat mengedit komik untuk saya publishkan jadi lewat wattpad dulu ya semoga kalian suka :)