Tatapan

125 10 0
                                    

Sudah sekitar satu jam Zein menemani Kanya sambil menikmati secangkir kopi panas. Tatapannya tak bisa lepas dari wajah cantik Kanya. Di tatapnya setiap bagian tubuh Kanya yang sedang menyelesaikan pekerjaan mengetiknya. Kemanapun mata Zein memandang, ia selalu berhenti tepat di mata Kanya. Zein sangat mengagumi mata Kanya. Terlebih saat wanita itu sedang konsentrasi ke pekerjaannya. Dua bola mata hijau itu penuh dengan semangat dan kecantikannya pun mengalir keluar dengan sangat indah.
Entah bagaimana, Zein merasa pernah melihat mata cantik itu. Seolah-olah ia telah hidup sangat lama dengan mata hijau yang cantik dan menggemaskan ini. Pikirannya pun semakin melayang jauh dan liar. Hingga ia tak menyadari bahwa Kanya hampir menyelesaikan pekerjaannya.
Akhirnya Kanya selesai dengan ketikan terakhirnya dan mengalihkan pandangan dari layar laptop ke mata Zein yang sedang mengamatinya. Tatapan mereka bertemu dan Kanya merasakan ada sesuatu yang menggelitik hatinya. Sesuatu yang menggelitik tapi tidak menimbulkan tawa melainkan senyuman tulus dan damai.
Sejenak tatapan mereka saling mengait, menimbulkan imajinasi di pikiran mereka sendiri. Sampai akhirnya Zein yang tersadar lebih dulu, mengalihkan pandangannya ke arah jendela kantor, dengan jantung yang sudah tidak teratur lagi detakan nya.
Kanya pun ikut tersadar dan menghempaskan semua imajinasinya. Ia merasa sangat bodoh ! Membayangkan tangan hangat Zein menyentuh pipinya yang mulai kepanasan. Ugh ! Pikiran macam apa ini, gerutunya dalam hati.

NighthawkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang