Tawaran

235 14 0
                                    

Jam 16.45
Suara ketikan keyboard terus memburu, berlomba dengan detik jam dinding yang tergantung di atas ruangan kerja ini.
Ruangan kerja sudah mulai sunyi. Satu per satu karyawan beranjak pulang. Namun tidak dengan Kanya. Ia masih bergumul dengan laptopnya. Sesekali pandangannya melayang ke jam dinding berharap waktu bisa melambat.
Tepukan pelan di pundaknya berhasil mengacaukan konsentrasinya.

" Belum selesai ?" Sebuah suara yg dalam.

Kanya memutar kepalanya dan mendapati rekan kerjanya berdiri di belakangnya sambil membawa tas laptop.

" Belum Zein, sebentar lagi" jawab Kanya dengan memaksakan sedikit senyuman untuk menghargai perhatian rekannya itu.

" Mau di temani ? " Zein menawarkan diri

" Oh, tidak perlu, kau duluan saja "

" Kau yakin ? Aku bisa saja membuat kopi dan menemanimu di sini sampai kau selesai. Lagipula diluar masih hujan. Akan sangat dingin di luar sana" kata Zein sambil menarik sebuah kursi dan duduk berhadapan dengan Kanya.

Kanya melihat sebentar ke arah jendela. Benar saja diluar sedang hujan. Sama seperti notifikasi yg dibacanya di smartphone tadi pagi. Sialnya Kanya menyepelekan ramalan cuaca hari itu dan lupa tidak membawa jas hujan ataupun payung.

" Baiklah, sepertinya aku tidak bisa menolak tawaranmu " Kanya akhirnya menerima tawaran Zein setelah memperhatikan jendela dan melihat bayangan-bayangan hitam mulai berlompatan di atas gedung.

NighthawkTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang