Kang Daniel

138 10 0
                                    

"belum pulang?"tanya pria tinggi yang tiba-tiba ada disana.

Aku berbalik kaget lalu tersenyum.

"Sebentar lagi"jawabku.

Daniel, pria yang menyapaku tadi ber-oh ria sambil masuk keruangan latihan.

Aku sedang berada di ruang latihan. Aku mau latihan dance untuk lomba menari berpasangan. Tapi aku belum dapat pasangannya.

"Kenapa tidak Sunji? Dia bisa dance kan?"tanya Daniel bingung.

Aku mengangguk lalu menghela nafas, memang aku juga berpikir begitu.

"Tapi, akan lebih bagus kalau yang menari pria dan wanita. Aku tidak punya kenalan yang bisa menjadi pasanganku"gumamku.

Daniel yang sedang minum menatap ku tak percaya. Memang aku salah apa?

"Kenapa tidak bilang. Aku siapa dimatamu hahhh"tanyanya.

Aku menatapnya, benar juga yaa.

"Wahhh Daniel kau menjawab pertanyaan ku ini"

Dengan repleks aku memeluknya dengan erat, sampai Daniel terjatuh karna kaget.

"Yakk kau ini, tenang lah"Daniel memelukku agar aku tidak jatuh.

"Tapi, kau tidak punya pacar kan? Nanti saat kita dance akan banyak adegan romantis lohh"tanyaku.

"Belum, niatnya mau bilang hari ini tapi nanti deh"ujarnya.

Aku berdiri kaget, yang benar saja.

"Ehhh yang benar saja, kalau dia marah bagaimana"tanyaku kesal.

"Wufffhhh dia galak, sangat pemarah dan juga kasar"ujarnya lalu duduk.

"Awass kalau aku ditampar olehnya yaa"ujarku menatapnya.

"Dia itu seperti anjing pemburu kau tahu, sangat suka marah-marah tidak jelas. Dan sangat suka makan coklat. Aku sampai bosan memberinya makan coklat"ujarnya tertawa.

Aku mendelik sekarang, seingatku diakademi ini hanya aku yang suka coklat, dan Daniel selalu memberi aku coklat, jadi dia bayar dobel kalau begitu, dia harus memberinya padaku dan calon pacarnya.

"Kenapa tidak bilang, jadi aku tidak akan minta coklat padamu"ujarku, sebenarnya aku sedih juga tahu kalau dia akan punya pacar.

Tapi tidak boleh, jika sahabat ku bahagia aku juga harus bahagia.

"bodoh"

Aku menatap Daniel Bingung. Dia bicara sesuatu?

"Ahhh iya, mana tarian modern yang kau inginkan?"tanya Daniel. Aku dengan semangat mengambil laptop dan duduk disampingnya.

"Ini, agak sexy sih kau tahu kan aku suka tarian sexy seorang pria. Kau ... tidak masalahkan?"tanyaku.

Dia mengangguk lalu melihat tarian modern yang sedang aku putar.

"Ahhh iya, cium leher ini dan endingnya aku ganti. Mana mau aku kau cium langkahi dulu mayatku"ujarku saat melihat Daniel menatap adegan itu dengan senyum cabulnya.

"Padahal tidak apa lohh"ujarnya memeluk aku erat.

"Daniel, ku tendang kau yaaak"ujarku kesal.

"Coba dulu"ajak Daniel sambil masih tertawa.

Aku mengangguk lalu menyalakan speaker disana.

"Kita ganti gerakannya, jangan pakai itu bagaimana? Kalau lagu aku setuju. Tapi kita ganti gerakannya saja"saran Daniel.

Aku mengangguk setuju, boleh juga toh Daniel murid terbaik diakademi ini.

"Injak saja bodoh!!"sentaknya.

Aku bingung, mana bisa aku injak dia.

"Injak, kau mau pulang tidak sih, aku tidak jadi bantu kalau begitu"ujarnya mengancam.

"Ehhhhh iyaa iyaa aku mau"

Dengan tidak yakin aku memposisikan kakiku disana. Lalu Daniel dengan tiba-tiba mengangkatku keatas.

Aku mengalihkan pandanganku saat melihat dia menatapku.

' jantungku jangan jatuh!! '

Tarian Daniel sangat bagus saat diakhir, tiba-tiba dia memutar tubuhku lalu menangkapnya.

"Ehmm..lep..lepas..sudah selesai"gumamku gugup, wajah Daniel dekat denganku. Sangat.sangat.dekat.

"Jadi pacarku yaa"ujarnya.

Aku membulatkan mataku kaget, dia bilang apa tadi?

"Ehh tapi..tapi"

"Siapa yang minta jawaban? Aku akan memaksa bukan menyatakan perasaan"ujarnya cuek.

EHHHH ini apa ini.

Ehhh boleh deh hehehe

Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang