Cemburu?

73 3 1
                                    

Aku diam diam masuk ke kamar pria yang masih terlelap itu.

Dia sedang liburan hari ini oleh karena itu aku kesini untuk menemaninya.

Aku menghembuskan nafas lelahku.

Bagaimana tidak? Kamar ini penuh sampah dan pakaian kotor manusia jorok satu itu memang.

Aku mengambil sampah yang berserakan, lalu memasukannya ke kantung sampah yang kuambil tadi. Merapikan baju kotor dan menyimpannya terlebih dahulu, aku mau membersihkan kamarnya. Tidak aneh tadi ibu bilang dia belum kesini.

Selesai dengan itu tinggal memvacum.

Sekitar 30 menit aku bersih-bersih, tapi dia belum bangun juga.

Aku bawa pakaian kotor itu kebawah dan memasukannya ke mesin cuci.

"Bibi ini pakaiannya Woojin"

"Kenapa kau bersihkan, biar dia nanti yang bersihkan"

Aku tersenyum lalu menyalakan mesin cuci itu. Aku membantu bibi memasak sarapan untuk Woojin pastinya, karna hanya dia yang belum sarapan.

"Aku ke atas yaa bi, kalau butuh bantuan panggil aku yaa"

Dengan senyum dia menjawab aku dengan gelengan.

"Kalian pasti ingin bermain semenjak dia debut kalian jarang bertemu kan"

Aku tersipu, aku mengingat saat dimana dia lolos menjadi top 11 sekarang dia bukan Woojin ku lagi, dia adalah Woojin wanna one.

Aku berjalan keatas kamarnya, dan menyimpan nampan sarapan itu dimeja.

"Dia semalam melakukan apa sih"

Aku duduk dipinggir ranjangnya, mengusap rambutnya dan dia bergerak. Aku kira bangun dia malah menarik tanganku agar menjadi bantalan pipinya.

Aku dengan iseng meniup wajahnya.

Dia masih betah menutup matanya.

"Aku pulang yaa"

Dengan perlahan aku menarik tanganku, dia sepertinya lelah kasihan jika aku mengganggunya.

"Jangan"

Dengan cepat dia menarik tanganku kembali agar aku kembali duduk di ranjangnya.

"Kau pasti lelah kan, istirahat lah aku akan pulang"

Aku mengusap rambutnya dengan tangan kiri ku karna tangan kananku masih dia jadikan bantalan.

"Temani aku"

Dia merengek menarik narik tanganku seperti anak kecil. Padahal aku lebih muda darinya.

"Aku bawa sarapan, sebentar aku ambilkan"

Dia malah menggeleng membuat aku menatapnya malas.

"Aku pulang kalau begitu"

Benarkan dia menurut dia langsung duduk dan melepaskan tanganku untuk mengambilkannya sarapan.

"Suapi yaa"

Aku mengangguk lalu menyuapinya.

"Sayang kau rapikan kamarku yaa"

Woojin mulai menatap sekeliling, dimana barang barangnya sudah kembali ketempatnya.

"Iyaa kasian captain Amerika ku ada dilantai dia kedinginan"

Dia malah tertawa sambil mengusap rambutku, lalu mengambil ponselnya.

"Sayang kau itu mirip dengan salah member wanna one"

Dia sepertinya sedang mencari foto orang yang dimaksudnya.

"Sama sama aneh, suka bicara dengan boneka"

Aku mendengus, normal bagiku karna boneka adalah hal yang paling Kusuka.

"Ini dia"

Aku membulatkan mataku tak berkedip.

"Woahhh Park Jihoon"

Aku menyimpan piringnya dinakas dan mengambil ponsel Woojin.

"Aishhhh kiyowo"

Aku menandai semua foto Jihoon dan beberapa fotonya dan member lain.

"Woojin..."

"Woojin"

"Oppa"

"Woojin oppa"

Ishhh dia ini kenapa sih.

"Sudah lah sana perhatikan saja dia sana fokus saja"

Ahh aku paham sekarang, dia itu sedang cemburu karna aku menatap Jihoon oppa dengan semangat.

Tentu saja, aku sangat menyukai Jihoon karna dia sangat imut.

"Yasudah aku hapus kalau begitu"

Sebaiknya aku mengalah, dia bisa diam seharian jika aku tidak menurutinya.

"Kalau sedang berdua denganku jangan fokus pada orang lain"

Aku tersenyum lalu merangkul tangannya.

"Aku suka Jihoon oppa, tapi aku tetap akan selalu sayang pada Woojin oppa, aku bisa memeluknya seperti sekarang kan"

Dia tertawa sambil mengeratkan pelukannya.

"Kita menikah saja kalau begitu"

Dan timpukan bantal bersarang di kepala Woojin sekarang.

**






Hueee udah 600 aja hiks, biarkan aku bicara sepatah dua patah kata.
.
.
.
.
Terimakasih kepada Orang tua.

Sekian

Hehe

Vote comment sini, mungkin ada yang ingin request boleh pisan sini sama istrinya Jinyoung mah gausah malu...

Udah ahh

Btw ada salam dari suami q katanya vote biar si aku semangat:" huehue oke sekian

Muahhh

Baewife

Baewife

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang