tuan jealous

32 1 0
                                    

Aku terkikik setiap dia bergantian mencium pipi atau bibir dan keningku.

Daniel sekarang sedang sit up dibawah ku, ahh biar aku jelaskan. Dia meminta aku untuk duduk dia atas pahanya dan dia melakukan sit-up.

"Udah kasian aku kan berat"

Dia malah tetap sit up sambil sesekali meniupkan udara ke wajahku yang sudah memerah karna ciumannya.

"Ganti posisi?"

Daniel mengangkatku lalu mendudukan aku dibawah.

"Ayoo berbaring"

Aku menatapnya dia bingung, hanya olahraga serumit ini.

"Jangan bilang kaya waktu itu"

Aku mendelik malas, dia pernah push up diatas ku dan dia melakukannya sama seperti tadi.

Dia bilang agar ada penyemangat saat melihat wajahku, tapi lihat beberapa orang yang masuk keruangan ini.

Mereka menatap kami sambil tersenyum paham.

Apa maksudnya itu?

"Ayoo"

Aku menurut saja kasihan dia, sudah 6 bulan tidak bertemu dengan ku.

Chu~

Chu~

Aku tertawa terus karenanya.

"Daniel"

"Apa"

Dia malah tidur diatasku sekarang, tidak menindih dia masih menahan dengan kedua tangannya.

Mana mungkin dia membiarkan aku tertimpa badannya yang besar di atas badanku yang kecil.

"Ehmmm itu janji mu lohh..."

"Janji mana?"

Dia sekarang malah menatapku dengan wajah tanpa dosanya.

"Itu foto Jinyoung oppa"

Dan dia menatapku dengan malas.

Salahku apa, dia kan berjanji padaku kalau dia akan meminta tanda tangan plus foto Jinyoung oppa.

"Bahkan kau memanggilku dengan nama"

Dia berdiri dari atasku lalu mengambil air ditasnya.

"Tapi kan kau yang mau aku panggil nama"

Aku jadi merenggut malas, padahal dia yang bilang.

"Sebegitu sukanya kau pada manusia leher panjang itu"

Dia menatapku aneh.

Aku salah apa bukankah normal jika aku fans nya.

"Yasudah ga usah"

Tahu seperti ini kan aku datang ke fanmeet saja biar bisa lihat langsung.

Toh nanti disana aku akan bertemu dengannya juga kan.

"Marah... dasar pendek"

Daniel mengusap rambutku gemas. Dia hobby melakukan itu merusak make up Ku selam 1 jam dia didepan cermin kamar atau merusak rambut yang kurapihkan selama 30 menit.

"Diem"

Aku mengambil ponselku yang bergetar.

"Ndee yeoboseyo"

"Hari ini? Kau yakin?"

Aku menatap Daniel curiga.

"Baiklah aku tutup dulu"

Aku menatap Daniel tajam.

"Gausah sok galak malah jadi imut"

Aku masih menatapnya tajam.

"Kamu kok ga bilang ada fanmeet hari ini"

Dia menatapku lalu kembali menyusun pakaiannya.

"Ohh kamu harus tahu yaa?"

Aku menatapnya dengan mata membulat, yang benar saja setiap aku berangkat, pulang, sampai dirumah, dia membuat peraturan dimana pun aku berada, pergi dengan siapa aku harus mengabarinya.

Dan sekarang apa?

"Segitu childishnya kamu"

Dengan cepat aku merapikan rambutku dan mengambil ponselku dan membawa tas ku.

Grab

"Kenapa sayangg jangan marah, aku cuma ga mau kamu kesana dan lihat Jinyoung nanti kamu suka dia bagaimana?"

Dia memeluk aku sambil mengusap-usap hidungnya dibahuku, dia pikir aku Rooney apa.

"Berlebihan, aku hanya mau minta tanda tangannya ga lebih"

"Kalau aku percaya sama kamu sayang, tapi aku tidak percaya pada bocah satu itu, bisa saja dia suka padamu nanti"

Memang hubungan ku dan Daniel belum diketahui siapa pun hanya orang tua kita saja.

"Aneh dasar, sana katanya fanmeet malah olahraga nanti aku kesana yaa"

Dia mengeratkan pelukannya dan menggeleng tak setuju.

"Jangann sayangggg kan ada aku, aku aja yaa. sini berapa kertas yang kamu mau aku tanda tanganin jangan diaaaa"

Aku tertawa melihat tingkahnya siapa yang tahu jika tarian menyapu paha itu milik Daniel jika dia seperti anak kecil takut mainannya dicuri.

"Aku kesana mau ketemu Kang Daniel buka Bae Jinyoung"

Dia tertawa sambil memeluk aku erat.



**

Aduhh Om 🌚

Huehue

Muahh sayangQ

Bae wifeu

Kamu telah mencapai bab terakhir yang dipublikasikan.

⏰ Terakhir diperbarui: Oct 06, 2020 ⏰

Tambahkan cerita ini ke Perpustakaan untuk mendapatkan notifikasi saat ada bab baru!

Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang