Bae Jinyoung

75 6 1
                                    

Aku memejamkan mataku kuat, ada orang yang naik keatas dengan keras sampai ranjangnya berdecit.

Aku bisa merasakan dia mencium pipiku terus menerus bahkan menekannya, kalau sampai pipiku merah aku akan pukul dia.

Aku masih malas membuka mata ini hari Minggu ayolahh hari bebas bagi siswi SMU seperti ku.

Dia masih gencar mencium pipiku bahkan menggesekkan hidungnya ke hidung ku.

Manusia kurang kerjaan, biar saja nanti bosan pun akan berhenti.

Tapi sepertinya dia masih betah.

Dengan malas aku memukul kepalanya dengan tanganku.

"Bangunnnnnn sayangggg bangunnnnn"

Dia malah meniup telingaku membuatku merasa geli.

"Jinyoung diamm"

Aku merengek malas lalu memeluknya agar diam.

Dia terkekeh lalu mengusap rambutku pelan.

"Aku kesini jauh kamu malah tidur gitu yaa nyambutnya"

Aku tidak memperdulikan dia berbicara yang pasti dia diam tidak mengganggu aku tenang.

"Bangun sekarang mau ikut kan"

Aku mendongak dan dia mencium ujung hidungku.

Jangan karna dia sudah kenal keluarga ku dan dia bilang akan menikah denganku nanti dia bisa seenaknya cium cium.

"Pergi sana ganggu"aku menjauhkan badanku dan memeluk boneka beruang besar yang dia hadiahkan kepadaku.

"Mending peluk yang kasih bonekanya"dia memeluk aku dari belakang.

"Ngantuk yanggg"dia menatapku dengan tatapan mata yang tajam.

"Begadang lagi?"dia menatap banyak sampah dikamarku, laptop yang belum aku rapikan dan Kaset drama Korea disana.

"Yaudah aku pulang, percuma kamu janji ga pernah ditepati padahal udah janji mau temenin aku olahraga tapi ingkar demi drama Park bo geum"

Aku bangun secara langsung.

"Aaaahhh... enggaaaaa jangannnn"kalau Jinyoung pergi sambil marah, dia bisa bisa bikin masalah nanti.

"Kebiasaan buruk kamu"dia mengusap kepalaku dan duduk disampingku.

"Udah tidur lagi gih"dia membuatku bersandar di dadanya. Aku pendek tidak mencapai bahunya.

"Ga mau"aku mengambil ponselnya yang ada disampingnya.

"Laper? Ibu udah bikin sarapan kok"

Jinyoung bertanya sambil mengusap rambutku yang berantakan.

"Beli donkatsu yaa"

Dia mengangguk sambil tersenyum, mana bisa dia menolakku.

"Tidur jam berapa semalem?"tanya Jinyoung sambil mengusap kantung mataku.

"Jangan marah tapi"

Dia hanya mengangguk aku tak yakin dia benar benar akan menepati ucapannya.

"Jam 4"

Benarkan dia sudah memperlihatkan matanya yang menatapku tajam.

Bayangkan ada pria tinggi dengan wajah menawan menatap fokus ke matamu apa yang kau rasakan?

Risih!!!

Dengan manja aku menutup matanya dengan kedua tanganku.

"Udah makan tidur yaa"aku menggeleng mana bisa aku tidur kalau sudah seperti ini.

"Mau ikut ke gym?"tawarnya.

Dia sedang ingin membentuk bisep dan otot perut. Padahal sekarang saja badannya sudah bagus.

Dan aku harus lebih menjaganya.

"Donkatsunya udah sampai, sebentar"

Aku hanya mengangguk dan membiarkan dia keluar dan aku tetap fokus pada ponselnya.

Jangan berfikiran negatif aku dan dia memang seperti ini, tapi tidak lebih.

"Kamu pesan kok sama eskrim sih"

Dia masuk dengan nampan berisi sarapan dari ibuku.

Dengan tampang imut aku berusaha membujuknya mengizinkan aku makan eskrim.

"Dasar gendut"

Aku mendelik sebal, manusia jelek.

"Leher panjang"

Ketusku, dia punya wajah kecil jadi lehernya panjang aku sering memanggilnya begitu jika dia mengamuk seperti ini.

"Biarin aku ganteng emang kamu gemuk jelek"

Aku sakit hati juga mendengarnya, padahal aku tahu itu bercanda. Aku pura-pura fokus pada ponselnya.

Cuci mata melihat abs Kang Daniel adalah hal yang paling ku suka saat candaanya membuat aku sakit hati.

"Marah yaa"

Seolah paham dia langsung merangkul aku dan membiarkan aku tidur di dadanya.

"Kamu gendut pun aku sayang chubby pie ku"

Aku tersenyum sambil memeluknya lagi.

Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang