Hwang Minhyun

71 6 0
                                    

Aku masih betah memejamkan mataku, semalam tuan Hwang memintaku menemaninya menonton film dokumenternya dan aku hanya menurut.

Terasa ada sesuatu yang hangat menyentuh pipi, kening dan bibirku bergantian. Aku masih enggan membuka mata.

Tapi manusia itu tidak berhenti melakukan kegiatannya itu. Aku dengan malas membuka mataku. Disana dia tersenyum sambil mengusap rambutku.

Badannya wangi sepertinya dia sudah mandi tadi. Aku menenggelamkan wajahku ke perutnya yang tidak tertutup apa-apa.

Ehmmm dia sedang telanjang dada sekarang.

Aku mendengar Minhyun terkekeh lalu mengeratkan pelukannya.

"Bangun sayangg Minhyun laper"

Aku masih betah menutup mataku. Suruh siapa semalam mengajakku nonton film yang sangat membosankan.

"Sayang Masakin buat suaminya itu kewajiban lohh"

Aku masih betah memeluk perutnya. Hangat.

"Yang banguunn"dia mencium kepalaku beberapa kali.

Lagi pula untuk apa aku bangun endingnya aku akan diam duduk dan memperhatikan dia yang memasak.

Tadi katanya kewajiban tapi aku memegang pisau saja dia sudah mengamuk seakan aku mau bunuh diri.

"Pusing oppa"ujarku dengan suara serak bangun tidur.

"Sakit yang? Coba sini"dia memindahkan kepalaku ke bantal.

Memeriksa suhu tubuhku lalu mengecup kening ku.

"Lelah yaa semalam?"tanyanya dan aku mengangguk.

Siapa yang tidak lelah bermain beronde-ronde dengannya.

"Nanti aku atur yang biar ga kelamaan"ujarnya dan aku mengangguk setuju.

Menonton adegan tinju beronde-ronde sangat melelahkan. Dia sudah terbiasa dan aku belum pernah mau menontonnya.

"Aku bikinin nasi goreng mau gak?"aku menggeleng tanda tak mau.

"Terus mau apa?"tanyanya.

Aku masih diam, aku hanya mau tidur bukan sarapan.

"Gak mau, pengen tiduran aja"gumamku.

Dia menggeleng, sudah kuduga akan ditolak secara langsung.

"Sarapan dulu yang jadi ga pusing"

Minhyun tepi orang yang sangat berlebihan. Dia akan merasa pusing hanya karna 1 sampah dilantai.

"Ayoo bangun makan sedikit"dia masih memaksaku untuk bangun.

"Minhyun udah bikin sayang, masa tega sih"

Aku mendongak dan dia mengecup bibirku.

"Jangan cium cium, aku belum sikat gigi "ujarku lalu bangun dan mengusap wajahku yang dipastikan tidak berbentuk.

Siapa juga yang bangun seperti drama dimana full make up dan gaya.

Dia malah menatapku dalam membuatku malu sendiri.

"OPPAAAA MALU IHHH JANGAN LIATIN TERUS" aku menutup matanya dengan kedua tanganku membuatnya tertawa.

"Sini cium"dia menarik pipiku dan menciumnya.

Dia sedari tadi cium terus.

"Makan yaa"dia mengambil piring di nakas dan mengaduknya sampai nasi goreng itu mengepulkan asap.

Dia menyimpan piringnya membuat aku bingung.

"Kena.."

.
.
.
.
.

Aishhhh dia suka seperti itu cium cium sembarangan.

"Gemes yang"

Dia kembali ke nasi gorengnya dan mulai menyuapiku.

"Enak?"tanya Minhyun.

Aku mengangguk sambil menunjukkan 2 jempol.

Aku dan Minhyun terpaut usia yang cukup jauh 7 tahun, dia saja berkenalan denganku saat aku SMU dan dia sedang berusia 22 tahun.

"Nanti ke taman mau?"tawarnya dan aku menggeleng.

"Kenapa? Ayoo lihat udara luar" aku menerima air yang dia berikan lalu meminumnya setelah selesai aku berikan kosongku padanya.

"Males dirumah aja yaa"aku masih berkuliah siapa yang mau saat liburan bukanya dipakai istirahat malah pergi main.

"Ga mau main?"tanya nya

Setelah memastikan piring nya dia sudah simpan di nakas. Aku menariknya ke dalam selimut.

"Tidur yuu oppa"

Dia malah dengan semangat memeluk ku, dia bilang dia sering gemas melihat aku.

Kanibal dasar.

"Sini tidur"

Dia malah mencium aku lagi, hahhh sejak kapan dia kotor seperti ini.

Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang