Park Jihoon

88 8 0
                                    

Aku menghela nafas, bayangkan hidup mu bersama dengan Park Jihoon yang sangat berlebihan.

"Yang kan udah dibilang kalau keluar pake masker nanti kamu kena debu lagi"

Aku mengangguk saja tanda paham, sudah diluar kepala.

"Pake sunblock kan? Diluar dingin nanti kulitnya kering"dia memeriksa tanganku dan aku hanya diam.

"Kurang banyak yang lain kali agak tebelan yaa"Jihoon kembali merangkulku kearah mobilnya.

Beginilah kalau hidup dengan manusia berlebihan dalam segala hal, jika kalian mau jalan dengannya dia harus tahu bahan baju yang kita pakai apa agar nyaman dan hal sepele lain.

"Udah makan kan?"tanyanya dan aku menggeleng.

"Yaanggg kan udah dibilang kalau mau kuliah sarapan dulu nanti kamu sakit lagi, mulai besok aku kerumah aku subuh subuh yaa buat bikinin kamu sarapan..."

"Aku pengen makan sama oppa aja makanya sengaja gak sarapan"aku menutup mulutnya yang bicara terus menerus itu.

"Jjinja? Aku menginap diapartementmu saja kalau begitu bagaimana?"tanya Jihoon semangat.

Aku menghela nafas, dia selalu saja seperti itu. Aku menggeleng tanda tak mau.

Jihoon mulai menunjukan sifatnya yang merajuk manja. Dia ini padahal lebih tua dari ku 4 tahun tapi sifatnya bahkan lebih kekanakan dibandingkan aku.

Aku menjatuhkan kepalaku di bahunya dan menggenggam tangannya.

"Oppa, aku lapar Oppa kita makan dulu yaa"mohon ku sudah dipastikan Jihoon tidak akan menolak dia itu tipe orang yang sangat manis.

Wajahnya saja sangat cantik. Kadang aku iri dia lebih cantik dari aku yang notabennya adalah  perempuan sebenarnya.

"Mau apa?"tanya Jihoon dan aku berfikir sejenak.

"Jangan kopi"potong nya.

"Itu aku mau itu"ujarku menunjuk tukang gorengan dipinggir jalan.

Jihoon menepikan mobilnya dan meneliti kehigienisan makanan itu.

"Aku mohon aku mau itu yaa yaa yaaa"aku memohon dan dia tersenyum.

"Iyaa tunggu yaa sebentar jangan hilang aku belikan makanan dan minum "dia turun dan aku duduk menunggunya dengan antusias.

Aku memainkan ponselnya yang dia tinggalkan.

Lockscreennya foto ku, wallpapers nya fotoku, ini sebenarnya ponsel ku atau punya Jihoon.

Dia mendownload banyak games untuk aku gunakan saat bosan, pengertian sekali. Aku lihat pesan dan notifikasinya.

Masih saja ada wanita yang chat dia dengan kata kata yang 'ewhh.

Aku berniat memeriksa List daftar blokirnya mungkin saja buka blokirnya.

Aku lihat ada 1024 list blokir. Aku waktu itu hanya blok 104 jadi dia juga menambah blokirnya.

Aku periksa list chatnya dan dia hanya membalas teman yang dia dan aku kenal bahkan chat ku dia pin agar tetap diatas.

Aku memeriksa galerinya, benar benar dia orang iseng. Foto dengan gaya tak jelasku banyak sekali.

Aku lihat ada saat aku dikelas, ditaman dan diapartement.

Tunggu? Ini saat aku melakukan kunjungan rutin ku ke panti kan. Jelas jelas aku sendiri kesana tapi kenapa ada fotoku yaa.

Jadi Jihoon orang yang dibilang anak anak disana dengan nama orang aneh, anak anak bilang ada pria memotret ku dari jauh.

Aku tersenyum tanda maklum dan membaca notenya.

Akan lebih baik ini ponselku. Galeri, note semua membahas tentang kejadian Jihoon dengan ku setiap harinya.

Aku tersenyum dan mengusap mataku yang berkaca-kaca.

"Jangankan selingkuh berfikiran kau dengan orang lain saja aku bisa gila"

Aku menengok dan menatap Jihoon yang sudah masuk ke mobil.

Tunggu kenapa dia masuk tanpa suara.

"Aku tidak seperti orang yang kamu mau, tidak romantis malah terkesan overprotektif dan posesif tapi aku tau kamu adalah satu-satunya orang yang bisa membuatku begini"

Aku mengecup pipinya lalu memeluknya.

"Saranghae oppa".

"Nado"

Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang