Lee Daehwi

60 5 0
                                    

Aku berjalan berdampingan dengan kakak kelas ku ini. Sebenarnya kekasih tapi entahlah.

"Tangannya kok kering? Tidur nanti pake lotion yaa"tegur pria itu.

"Daehwi laperrr"rengek ku.

Lee Daehwi mengencangkan genggaman tangannya. Lalu tersenyum.

"Tadi istirahat diajak makan ga mau, sekarang laper kan" aku hanya merenggut sebal.

Daehwi dengan satu tangan menggenggam tanganku dan satunya lagi tas ku tertawa.

"Iyaa mau apa?"tanyanya.

"Ramyun, Ramyun"aku dengan semangat menunjuk kedai Ramyun diujung jalan.

"Yaudah ayoo"Daehwi pasrah pada keinginanku karna jika aku jawab 'terserah' dia akan mengajakku ke tempat daging sapi.

Aku bisa gendut jika setiap hari makan daging sapi, ayolahh siapa juga yang mau gemuk.

"Ramyun, kimchi, ubi manis, jokbal..."

"Aniii jangan jokbal"

"Jokbal jangan, sama kimbap"

Aku tersenyum saat Daehwi membatalkan Jokbal. Aku tidak terlalu suka Jokbal.

"Makan semua yaa" Daehwi mengusap kepalaku yang ada di bahunya.

Aku hanya mengangguk asal sambil tetap memainkan game diponselnya.

"Woaahhh terimakasih makanannya"

Dengan cepat aku mengambil sumpit dan mengambil mangkuk panas itu membuatku meringis.

"Aaahh panas sakit"

Daehwi dengan cepat mengambil alih mangkuk itu dan memeriksa tanganku. Dia meniupnya pelan dan menaruh tanganku ditelinganya.

"Merah kita ke rumah sakit yaa"

Aku menahan kakiku saat dia menarik tanganku lembut. Ayolah mana bisa Daehwi kasar padaku jika aku luka kecil seperti ini saja dia khawatir. Bisa bisa Daehwi benar benar gila.

"Gapapa kok"ujarku menenangkannya.

"Ga bisa nanti infeksi sayang ayoo pergi sekarang"

Daehwi masih keukeuh dengan keputusannya.

"Kita belum bayar lohh"ujarku ayolahh 8 jam aku menahan lapar. Jangan karna luka ini aku mati kelaparan.

"Kata siapa aku sudah bayar tadi"

Daehwi mulai menatapku gemas karna tidak menurut.

"Ga mau Daehwi aku laper kamu aja sana sayang ini dibuang"ujarku melepaskan tangannya dan kembali duduk.

Daehwi hanya berkacak pinggang dan menatapku malas. Terserah dia selalu seperti ini. Waktu aku pelajaran olahraga lebih parah, aku hanya terkena bola di kepala dan aku tidak merasa pusing tapi Daehwi....

Dia memanggil ambulans bahkan pakar otak agar memeriksa apa ada pembengkakan pada otakku atau tidak.

Membuatku malu saja

Tapi aku suka rasa perhatiannya itu.

"Aku suapin yaa tangannya pasti sakit"Daehwi berniat mengambil alih sumpitku.

"Shilooo"

Dia tertawa saat aku bicara dengan mulut penuh ku.

Dia punya lelucon yang aneh memang apa lucunya melihatku dengan mulut penuh?

"Waeeee"

Aku kesal sendiri karna pengunjung mulai melihat Daehwi yang tertawa lepas seperti itu.

"Ahh mian mian"

Aku makan dua kimbap sekaligus malas berbicara dengannya.

"Aishhhh kiyowo"dia mengecup pipiku yang penuh makanan itu.

"Tangannya lihat coba"aku menunjukkan telunjukku yang aman dan baik.

"Sakit?"tanyanya.

Aku menggeleng pelan dan tetap makan. Dia mengusap rambutku lembut lalu menggenggam tanganku.

"Lain kali kalau aku bawa makanan tunggu aja disini ga usah bantuin nanti luka kaya sekarang gimana."Daehwi memulai ceramahnya.

Aku hanya mengangguk dan sebelum dia berbicara lagi aku menyiapkan Kimbap kedalam mulutnya.

"Daehwi aku lagi makan nanti aja bawelnya undur yaa"ujarku.

Dia hanya mendengus lalu mengunyah kimbap dimulutnya sambil tersenyum.

Itulah Daehwi manusia berlebihan yang hanya karna aku tidak pakai lipbalm dia akan marah besar karna takut bibirku kering.

Berlebihan memang tapi aku suka.

Imagine With Wanna OneTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang