'•RASA•'
TeenFiction
🌹🌹🌹
Seorang gadis sedang menatap batu nisan yang baru saja dibuat. Dia berpikir apakah ini akhir hidupnya? Apakah ini akhir kebahagiannya? Entahlah ia masih bisa hidup atau tidak.
Orang yang dia sayangi telah pergi meninggalkannya bukan untuk sehari, tapi untuk selamanya. Sebuah ajakan dari mamanya membuat ia bangkit dan bergegas pulang.
"Senja, ayo pulang udah sore."
"Iya mah."
Malam harinya.
Suasana hati Senja masih tetaplah sama. Sedih? Ya itulah yang Senja rasakan. Kehilangan? Tentu pastinya.Namun berlarut-larut dalam kesedihan bukanlah hal yang baik. Bangkitlah dan terima kenyataan bahwa masa depan kita masih panjang.
Mungkin kita harus kehilangan seseorang yang sangat berharga dalam hidup kita, agar yang lebih berharga datang.
Seseorang mengetuk pintu kamar Senja.
"Pasti ayah, ayah kan biasanya pulang jam segini."
Senja lari dan membuka pintu.
"Ay-" ucapan Senja terpotong.
"Non senja, ini bibi."
"Iya bibi, Senja lupa kalau ayah udah tenang disana," ucap senja tersenyum kecut.
"Ayo non, makan dulu. Dari tadi pagi non Senja belum makan nanti sakit."
"Bibi duluan aja, senja gak lapar."
"Ayo non Senja yang cantik, makan yang banyak ya biar cepet besar."
"Tapi Senja gak mau bi, Senja mau tidur aja."
"Ya sudah, tapi besok makan ya kan sekolah jangan sampai kamu kelaparan."
"Siap bibi," ucap Senja lalu memeluk bibinya itu.
Di sekolah Senja diejek teman-temannya karena ia tidak punya ayah lagi. Setiap hari Senja diperlakukan tidak baik oleh teman temannya. Sampai suatu hari seorang guru menjumpai senja sedang menangis di kamar mandi.
"Loh Senja cantik ngapain nangis?" Tanya bu guru.
"Gak papa bu guru," jawab Senja.
"Ya udah sana cuci muka, habis itu masuk kelas ya."
"Iya bu."
Sepulang sekolah, Senja pulang bersama sahabatnya yang bernama Rafa dan Arga. Rafa lah yang setia menemani Senja setiap harinya. Mengerjakan tugas bersama-sama, kegiatan apapun mereka selalu bersama. Namun, Arga tidak selalu dekat dengan Senja, karena kehidupan yang sangat dikekang oleh orangtuanya.
"Senja, kamu kenapa tadi nangis?"
"Gak kok, biasa aja."
"Jangan bohong ya, kamu ketahuan banget kalau bohong hahaha."
"Ya udah deh, sini aku ceritain."
"Ada apa emangnya? Kamu punya masalah?" Tanya Rafa.
"Aku capek Raf, tiap hari diejek sama temen-temen," ucap senja sambil menangis.
"Udah jangan nangis, dasar cengeng." Ledek Rafa sambil menghapus air mata di wajah Senja.
"Jangan nangis, nanti gak cantik lagi."
"Apaan sih Rafa."
"Jangan nangis, nanti aku juga ikutan nangis."
"Jangan cukup aku yang nangis, karena kalau kamu nangis nanti masa aku yang beliin balon hahaha."
