"PELITAKU"
Romance
❤❤❤
Akhir pekan menjadi hari yang tentu disenangi semua orang. Tak terkecuali Bimo Pamungkas. Kesehariannya sebagai dokter membuat ia menghabiskan tiga perempat waktunya di rumah sakit.
Dan, berhubung ini hari libur, ia menyempatkan diri untuk bersantai sambil menikmati teh dan udara pagi hari di apartemennya.
Sejak bekerja, Bimo memang memilih untuk tinggal terpisah dari kedua orang tuanya untuk belajar mengurus diri sendiri. Toh, ia menyewa apartemen dekat dengan rumah sakit tempat ia bekerja. Kenapa? Simple, sewaktu-waktu jika ada keadaan darurat ia bisa cepat sampai di rumah sakit.
Baru saja Bimo ingin mengambil cangkir tehnya, ponselnya berbunyi. Dengan cepat ia menjawab telepon itu.
Setelah menjawab telepon itu. Dengan cepa ia berganti pakaian, karena ada keadaan gawat darurat di rumah sakit. Bimo sama sekali tidak keberatan jika ia harus menangani pasien di hari libur. Kebalikannya, ia malah senang karena jika di apertemen ia merasa kesepian.
Sesampainya di rumah sakit, dia sudah berganti dengan pakaian serba hijau. Bimo akan melakukan operasi karena pasien gawat darurat nya mengalami kecelakaan cukup parah dan harus mendapat penanganan serius.
Dua jam bergelut dengan alat-alat rumah sakit, Bimo keluar dengan keringat yang penuh di keningnya. Pasien yang dia operasi pun selamat. Puji Tuhan. Tapi, berita buruknya adalah pasien itu tidak diketahui keluarganya. Pasiennya merupakan korban tabrak lari. Melihat kondisi pasiennya, Bimo sangat prihatin, dia seorang perempuan cantik tapi wajahnya sedikit lecet akibat terkena pecahan beling yang disinyalir itu dari pecahan kaca mobil.
Mungkin setelah sadar nanti harus ada operasi kecil untuk memperbaiki wajah cantiknya.
Seminggu berlalu, semenjak operasi itu berlangsung, belum ada tanda-tanda dari perempuan itu sadar. Ya, dia koma setelah operasi berlangsung. Dan, Bimo tetap setia mendampingi dan merawat perempuan itu. Polisi sudah mencari keberadaan keluarga perempuan itu. Namun, ternyata perempuan itu tinggal sendiri dan kedua orang tuanya sudah meninggal dunia.
"Hei, cantik kapan kau akan bangun?" tanya Bimo pada perempuan itu yang pastinya tidak akan menjawabnya.
"Kau tidak lelah berbaring terus, jika kau bangun aku akan memberimu hadiah spesial. Maka dari itu, bangunlah." gumamnya lagi.
Bimo terkejut melihat perempuan itu menggerakkan jari tangannya, ia pun dengan cepat memeriksa perempuan itu. Kondisinya sangat membaik mungkin malam nanti ia akan terbangun.
"Enghh." mendengar itu Bimo langsung bangun dari sofa dan melihat perempuan itu. Dia sudah sadar. Syukurlah.
Bimo mengambil air putih dari atas nakas di samping brankar perempuan itu. "Bagaimana? Sudah enakkan?" perempuan itu mengangguk.
"Baguslah." gumam Bimo.
"Siapa namamu?" tanya Bimo. Perempuan itu terlihat bingung, ia pun memegang kepalanya yang berdenyut sakit.
"Kau tidak ingat?" Bimo kembali bertanya. Perempuan itu menggeleng lemah. Bimo pun menghela nafasnya, "Baiklah kalau begitu, sekarang namamu adalah Pelita. Bagaimana? Nama yang Indah bukan. Kau suka?" perempuan itu kembali mengangguk dan tersenyum tipis.
Cantik.
