FAULTLESS
Romance
❤❤❤
Seharusnya, tidak ada yang mengganggu kepalanya saat ini. 7 tahun lalu, ia sudah memutuskan untuk melupakan pria itu. Namun bayangan wajah pria itu masih terus memenuhi pikirannya.
Dadanya terasa panas saat bayangan wajah itu mengingatkannya akan rasa sakit hati yang membuat hidupnya terasa begitu gelap selama 7 tahun terakhir. Pria yang sudah ia hancurkan perasaannya. Ia merasakan sesak dalam rongga dadanya.
Tangan kecil rapuh itu meraih sebuah kotak kecil dengan hiasan pita berwarna ungu yang terletak di laci sebuah meja kecil disamping tempat tidurnya.Ia membuka kotak tersebut dan mengeluarkan sebuah gantungan kunci dengan sepasang panda kecil.
“Masih disimpan gantungan kuncinya Rain?” Rain nama gadis itu, lengkapnya Raina Ayuri. Ia mengalihkan pandangannya pada asal suara tersebut. Dengan jelas ia dapat melihat gadis berambut pendek sebahu itu sedang berdiri diambang pintu. Ia Renata, kakak kandung Rain.
“Masih disimpan gantungan kuncinya?” merasa tak mendapatkan jawaban Renata kembali mengulangi pertanyaannya, namun orang yang ditanya hanya diam dan menunduk. Renata melangkah menghampiri Raina, lalu berdiri tepat dihadapan gadis itu.
“Setelah bertahun-tahun loe masih nyimpan gantungan kunci itu?” Raina hanya mengangguk.
“Kenapa sih loe harus ngelakuin hal bodoh semacam ini? Loe bisa lupain. Seenggaknya, loe enggak usah berusaha buat inget itu, Rain.”
“Menurut loe, apa ada orang bego yang berusaha ingat hal semacam itu?Gakada yang kedengaran lebih menyedihkan dari itu?”
“Sampai kapan loe akan terus seperti ini? Jangan terus-terusan merasa bersalah Rain. Mungkin aja dia udah ngelupain kejadian itu.”
Raina memasang flatshoesnya, meraih handbagnya dan segera berlalu meninggalkan Renata. Ia tidak ingin memperpanjang perdebatan yang setiap hari terjadi diantara keduanya.
Rapuh, kata itu lah yang lebih tepat untuk menggambarkan perasaan Raina selama 7 tahun ini.
Kejadian 7 tahun silam yang seharusnya sudah berada di dalam album kenangan berdebu di dalam kepalanya, masih saja bisa ia ingat dengan jelas. Bukan karena ingin. Tetapi bayangan itu datang seperti petir, petir yang tidak tahu diri. Menyambar tanpa mengenal siang atau pun malam, cerah atau mendung, datang tanpa diduga dan diinginkan.
Kejadian dimana ia merasa mempermainkan hati pria yang ia cintai. Pria yang selalu memberinya perhatian, pria yang membuatnya ketergantungan dalam segala hal. Namun perhatian yang diberikan pria itu hanya ia balas dengan kehampaan yang menyakitkan.
❤❤❤
“Raina” Merasa namanya dipanggil ia mengalihkan pandangannya kearah sumber suara itu berasal. Seorang pria berperawakan tinggi berdiri tepat dihadapannya.
Pria itu adalah Revan kakak kelasnya, ketua tim basket sekolahnya. Pria yang banyak dibicarakan gadis-gadis karena ketampanan yang dimilikinya.
“Ada apa?” jawaban yang sudah biasa Revan dengar lolos dari bibir berwarna pink itu setiap kali ia temui.
Jawaban itu memang terkesan cuek dan dingin, namun sikap dingin yang ditunjukkan gadis itu tidak pernah membuatnya menyerah untuk meluluhkan hati gadis yang selalu sering terlihat menyendiri itu.
Revan mengeluarkan kotak coklat dari balik punggungnya, menyodorkan kotak coklat itu kehadapan Raina.
“Aku suka sama kamu. Aku cinta sama kamu.” Raina hanya diam bergeming tanpa memberikan respon apa-apa.
